Kamu tahu nggak, Squad kenapa Islam saat itu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara? Salah satu alasannya karena dalam Islam tidak ada sistem kasta. Hal ini menyebabkan aturan kasta sudah tidak berlaku di kehidupan masyarakat di masa kerajaan Islam.
Selain kasta, masyarakat juga telah menggunakan nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya. Kosakata Bahasa Arab juga banyak diserap dan digunakan ke bahasa pada masa itu.
Alasan lain mengapa Islam mudah diterima adalah:
ajarannya cenderung lebih sederhana.
Syarat untuk masuk ke dalam Islam mudah.
Tidak mengenal sistem kasta.
Upacara-upacara keagamaan yang ada lebih sederhana.
Disebarkan melalui jalan damai (berbeda dengan Katolik dan Kristen yang disebarkan oleh bangsa asing yang menjajah).
Sistem Ekonomi
Pada masa Islam, kehidupan perekonomian bergantung pada perdagangan. Kalau kamu perhatikan, Squad, banyak kerajaan Islam yang terletak di dekat pantai. Lokasi yang strategis ini menjadikannya mudah menjadi tempat persinggahan pedagang yang saat itu menggunakan kapal laut.
Hal ini juga memicu berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi perdagangan terjadi. Tempat tersebut tidak hanya disinggahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang dari mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari Arab, Persia, Tiongkok, bahkan Eropa.
Komoditas yang dijual saat itu terdiri dari rempah-rempah, perhiasan, ataupun keramik. Uniknya, pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama Kampung Arab. Sering dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Meski begitu, tak jarang kampung ini juga dibentuk di daerah yang jauh dari garis pantai dan cenderung dekat dengan pusat kota yang ramai. Coba, kamu bisa nggak sebut salah satu Kampung Arab di Indonesia?
Sistem kebudayaan
Pada masa perkembangan Islam di nusatara, terjadi kemajuan dari segi budaya. Ditemukannya naskah-naskah Islam ataupun sastra-sastra Islam yang bisa menjadi salah satu sumber sejarah perkembangan Islam di Indonesia serta menambah khazanah budaya Islam pada masa itu adalah fakta pendukungnya. Karya-karya sastra ini semakin menyebar setelah masa Majapahit, karena pusat kebudayaan tersebar ke seluruh nusantara yang merupakan perpaduan budaya Indonesia asli, Hindu-Buddha, dan Islam.
Selain itu, ada beberapa ajaran yang memengaruhi kehidupan masyarakat Nusantara, khususnya Jawa adanya ajaran Tasawuf. Ajaran tasawuf ini salah satunya diajarkan oleh Sunan Bonang, yang juga telah menulis ”Suluk”. Beliau menghasilkan buku karya Sunan Bonang atau Hade Book van Bonang.
Walaupun Islam hanya mempunyai dampak yang sangat terbatas terhadap falsafah Jawa, tetapi agama ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat Jawa. Coba, di antara kalian yang laki-laki, siapa yang belum khitan? Pasti kebanyakan dari kalian sudah khitan sejak kecil. Nah, khitanan ini merupakan salah satu ajaran Islam yang akhirnya menyatu dengan kebudayaan masyarakat Nusantara. Selain itu, masyarakat melakukan penguburan, sebagai pengganti pembakaran mayat.
Selain itu, muncul banyak bangunan keraton/istana yang dijadikan sebagai tempat tinggal bagi sultan bersama sanak keluarganya. Bangunan ini umumnya memadukan antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam. Keraton-keraton ini masih banyak yang bisa kamu lihat lho, Squad. Di antaranya adalah Keraton Kasunanan dan Hadiningrat di Surakarta (Solo), Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan di Cirebon, Keraton Yogyakarta, Istana Maimun di Medan, atau kompleks istana di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Sistem sosial
Kamu tahu nggak, Squad kenapa Islam saat itu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara? Salah satu alasannya karena dalam Islam tidak ada sistem kasta. Hal ini menyebabkan aturan kasta sudah tidak berlaku di kehidupan masyarakat di masa kerajaan Islam.
Selain kasta, masyarakat juga telah menggunakan nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya. Kosakata Bahasa Arab juga banyak diserap dan digunakan ke bahasa pada masa itu.
Alasan lain mengapa Islam mudah diterima adalah:
ajarannya cenderung lebih sederhana.
Syarat untuk masuk ke dalam Islam mudah.
Tidak mengenal sistem kasta.
Upacara-upacara keagamaan yang ada lebih sederhana.
Disebarkan melalui jalan damai (berbeda dengan Katolik dan Kristen yang disebarkan oleh bangsa asing yang menjajah).
Sistem Ekonomi
Pada masa Islam, kehidupan perekonomian bergantung pada perdagangan. Kalau kamu perhatikan, Squad, banyak kerajaan Islam yang terletak di dekat pantai. Lokasi yang strategis ini menjadikannya mudah menjadi tempat persinggahan pedagang yang saat itu menggunakan kapal laut.
Hal ini juga memicu berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi perdagangan terjadi. Tempat tersebut tidak hanya disinggahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang dari mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari Arab, Persia, Tiongkok, bahkan Eropa.
Komoditas yang dijual saat itu terdiri dari rempah-rempah, perhiasan, ataupun keramik. Uniknya, pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama Kampung Arab. Sering dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Meski begitu, tak jarang kampung ini juga dibentuk di daerah yang jauh dari garis pantai dan cenderung dekat dengan pusat kota yang ramai. Coba, kamu bisa nggak sebut salah satu Kampung Arab di Indonesia?
Sistem kebudayaan
Pada masa perkembangan Islam di nusatara, terjadi kemajuan dari segi budaya. Ditemukannya naskah-naskah Islam ataupun sastra-sastra Islam yang bisa menjadi salah satu sumber sejarah perkembangan Islam di Indonesia serta menambah khazanah budaya Islam pada masa itu adalah fakta pendukungnya. Karya-karya sastra ini semakin menyebar setelah masa Majapahit, karena pusat kebudayaan tersebar ke seluruh nusantara yang merupakan perpaduan budaya Indonesia asli, Hindu-Buddha, dan Islam.
Selain itu, ada beberapa ajaran yang memengaruhi kehidupan masyarakat Nusantara, khususnya Jawa adanya ajaran Tasawuf. Ajaran tasawuf ini salah satunya diajarkan oleh Sunan Bonang, yang juga telah menulis ”Suluk”. Beliau menghasilkan buku karya Sunan Bonang atau Hade Book van Bonang.
Walaupun Islam hanya mempunyai dampak yang sangat terbatas terhadap falsafah Jawa, tetapi agama ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat Jawa. Coba, di antara kalian yang laki-laki, siapa yang belum khitan? Pasti kebanyakan dari kalian sudah khitan sejak kecil. Nah, khitanan ini merupakan salah satu ajaran Islam yang akhirnya menyatu dengan kebudayaan masyarakat Nusantara. Selain itu, masyarakat melakukan penguburan, sebagai pengganti pembakaran mayat.
Selain itu, muncul banyak bangunan keraton/istana yang dijadikan sebagai tempat tinggal bagi sultan bersama sanak keluarganya. Bangunan ini umumnya memadukan antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam. Keraton-keraton ini masih banyak yang bisa kamu lihat lho, Squad. Di antaranya adalah Keraton Kasunanan dan Hadiningrat di Surakarta (Solo), Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan di Cirebon, Keraton Yogyakarta, Istana Maimun di Medan, atau kompleks istana di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.