ilukman
Pupuh adalah aturan atau patokan yang biasa digunakan dalam beberapa puisi Sunda. Aturan yang ada dalam pupuh dikenal dengan sebutan "guru lagu" dan "guru wilangan". Dalam puisi Sunda, ada dua jenis puisi, yaitu puisi yang isinya berupa cerita dan puisi yang isinya tidak berupa cerita. Contoh puisi Sunda yang isinya berupa cerita adalah seperti wawacan dan carita pantun. Sedangkan puisi Sunda yang isinya tidak berupa cerita adalah seperti mantra, sisindiran, guguritan dan sajak.
Puisi Sunda yang biasa menggunakan pupuh adalah wawacan dan guguritan. Jadi, dengan menggunakan aturan pupuh, puisi dalam sastra Sunda, yaitu dengan menggunakan wawacan, isinya bisa berupa cerita seperti dongeng yang dipentaskan bisa dalam waktu semalam suntuk. Karena aturan atau patokan yang ada dalam pupuh biasa digunakan dalam beberapa puisi Sunda, maka yang dimaksud dengan unsur intrinsik dari pupuh adalah juga sama dengan unsur intrinsik yang ada pada puisi.
Unsur intrinsik yang ada pada pupuh adalah tema, nada dan suasana, rasa dan amanat. Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh si pengarang pupuh. Nada dan suasana adalah sikap dari pengarang terhadap pupuh yang dibuatnya yang terasa oleh yang mendengarkan atau yang membaca pupuh. Rasa adalah tentang hal-hal yang menjiwai isi pupuh. Rasa menggambarkan sikap yang membawakan pupuh terhadap pokok persoalan yang ada dalam pupuh. Amanat adalah maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang pupuh.
Puisi Sunda yang biasa menggunakan pupuh adalah wawacan dan guguritan. Jadi, dengan menggunakan aturan pupuh, puisi dalam sastra Sunda, yaitu dengan menggunakan wawacan, isinya bisa berupa cerita seperti dongeng yang dipentaskan bisa dalam waktu semalam suntuk. Karena aturan atau patokan yang ada dalam pupuh biasa digunakan dalam beberapa puisi Sunda, maka yang dimaksud dengan unsur intrinsik dari pupuh adalah juga sama dengan unsur intrinsik yang ada pada puisi.
Unsur intrinsik yang ada pada pupuh adalah tema, nada dan suasana, rasa dan amanat. Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh si pengarang pupuh. Nada dan suasana adalah sikap dari pengarang terhadap pupuh yang dibuatnya yang terasa oleh yang mendengarkan atau yang membaca pupuh. Rasa adalah tentang hal-hal yang menjiwai isi pupuh. Rasa menggambarkan sikap yang membawakan pupuh terhadap pokok persoalan yang ada dalam pupuh. Amanat adalah maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang pupuh.