MuhChandra
Diperoleh sejarah kue bulan atau Tiong Chiu Pia dapat dibagi dalam tiga bagian
(1) Adat Sembahyang Dewi Bulan,
(2) kisah Dewi Bulan,
(3) Kue.
Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti musim panen.
Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10 matahari yang sangat memengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa ini Yi Wang Ta Tie (Penguasa Langit) sangat marah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.
Ketiga, Kue Bulan, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89 China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-136 M.
0 votes Thanks 1
Jeki23steady
Konon, pada jaman dahulu kala, bumi memiliki 10 matahari dan membuat rakyat kekeringan dan menderita. Lalu seorang pemanah bernama Hou Yi, pergi untuk memanah 9 buah matahari sehingga yang tersisa hanya tinggal 1 matahari. Hou Yi pun dianggap menjadi pahlawan dan diangkat menjadi Raja di China.
Suatu hari, Hou Yi pergi ke pegunungan Kun Lun untuk bertemu dengan ratu Xi Wang Mu. Sang ratu pun memberikannya obat mujarab yang mampu membuat orang terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi pun menitipkan obat tersebut kepada istrinya yang bernama Chang’E. Seorang pegawai istana yang bernama Peng Meng, ternyata menyadari fungsi dan adanya obat tersebut sehingga berniat untuk mencuri obat tersebut.
Suatu hari saat Hou Yi sedang keluar istana, Peng Meng pun menyusup ke dalam kamar Hou Yi dan memaksa Chang’E untuk menyerahkan obat tersebut. Chang’E yang menyadari bahwa ia bukanlah lawan yang sepadan untuk Peng Meng, segera memakan obat tersebut dan melarikan diri.
Tiba-tiba Chang’E merasa tubuhnya menjadi sangat ringan dan kemudian terbang ke angkasa. Selagi mengkhawatirkan suaminya, Chang’E sudah mendarat di bulan, benda langit terdekat dengan bumi. Saat Hou Yi pulang, ia pun sangat sedih setelah mengetahui apa yang terjadi. Hou Yi lalu membuat sebuah altar untuk mengenang istrinya, Chang’E yang sudah menjadi Dewi Bulan. Di sana ia meletakkan makanan kesukaan Chang’E dan buah-buahan segar sebagai bentuk persembahan kepada istrinya di bulan. Konon, kecantikan Chang’E akan sangat terlihat dari bumi pada waktu bulan dalam keadaan paling penuh dan paling terang.
Inilah yang menjadi asal-usul dari masyarakat China kuno yang mulai mempersembahkan makanan dan buah-buahan kepada Dewi Bulan, salah satunya adalah Kue Bulan yang terkenal.
(1) Adat Sembahyang Dewi Bulan,
(2) kisah Dewi Bulan,
(3) Kue.
Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti musim panen.
Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10 matahari yang sangat memengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa ini Yi Wang Ta Tie (Penguasa Langit) sangat marah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.
Ketiga, Kue Bulan, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89 China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-136 M.
Suatu hari, Hou Yi pergi ke pegunungan Kun Lun untuk bertemu dengan ratu Xi Wang Mu. Sang ratu pun memberikannya obat mujarab yang mampu membuat orang terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi pun menitipkan obat tersebut kepada istrinya yang bernama Chang’E. Seorang pegawai istana yang bernama Peng Meng, ternyata menyadari fungsi dan adanya obat tersebut sehingga berniat untuk mencuri obat tersebut.
Suatu hari saat Hou Yi sedang keluar istana, Peng Meng pun menyusup ke dalam kamar Hou Yi dan memaksa Chang’E untuk menyerahkan obat tersebut. Chang’E yang menyadari bahwa ia bukanlah lawan yang sepadan untuk Peng Meng, segera memakan obat tersebut dan melarikan diri.
Tiba-tiba Chang’E merasa tubuhnya menjadi sangat ringan dan kemudian terbang ke angkasa. Selagi mengkhawatirkan suaminya, Chang’E sudah mendarat di bulan, benda langit terdekat dengan bumi. Saat Hou Yi pulang, ia pun sangat sedih setelah mengetahui apa yang terjadi. Hou Yi lalu membuat sebuah altar untuk mengenang istrinya, Chang’E yang sudah menjadi Dewi Bulan. Di sana ia meletakkan makanan kesukaan Chang’E dan buah-buahan segar sebagai bentuk persembahan kepada istrinya di bulan. Konon, kecantikan Chang’E akan sangat terlihat dari bumi pada waktu bulan dalam keadaan paling penuh dan paling terang.
Inilah yang menjadi asal-usul dari masyarakat China kuno yang mulai mempersembahkan makanan dan buah-buahan kepada Dewi Bulan, salah satunya adalah Kue Bulan yang terkenal.