GreenTitan
Penyebab perang salib (pertama) karena perintah adalah permintaan kaisar alexius 1 kepada paus urbanus 2 utk menolong kekaisaran bizantium dari invasi tentara muslim. maaf kalau salah
0 votes Thanks 0
OshamaIlyassa
Pada dasawarsa pertama, dunia Kristen terbagi menjadi dua bagian besar yang masing-masing membentuk sekte dalam Kristen. Belahan dunia Timur dianut oleh kaum Ortodoks dan Barat didominasi oleh sekte Katolik. Emperium Kristen Timur yang menjadikan Konstantinopel sebagai pusat pemerintahanya. Kerajaan Kristen ini telah sangat lemah akibat peperangan selama bertahun-tahun melawan kaum Muslimin dan non-Muslimin. Akibatnya, mereka tidak memiliki kekuatan militer yang memadai. Di hadapan mereka, pemerintahan Muslim yang bermazhab Sunni yang dipimpin oleh Kesultanan Saljuk bernama Malik Syah menjelma menjadi ancaman serius bagi Konstantinopel dan orang-orang Kristen Timur. Demikian juga, pada peperangan yang dikenal sebagai Manzikert yang berkecamuk di antara dua kelompok ini, pasukan Saljuk berhasil mengalahkan Emperium Byzantium. Hasil dari peperangan ini yang terjadi di jantung kota Armenia adalah bahwa hingga sepuluh tahun ke depan, tiga perempat Asia Kecil jatuh di tangan kesultanan Saljuk.[6] Sebagai hasil dari peristiwa ini, Konstaninopel berada dalam ancaman serius Kesultanan Saljuk. Karena itu, ia memohon bantuan dari Paus untuk berhadapan dengan kaum Muslimin. Permohonan bantuan ini tentu sangat berat bagi Konstantinopel karena Paus juga merupakan musuhnya. Karena terdapat permusuhan sengit antara dua kelompok ini. Ancaman terhadap Konstantinopel dinilai sebagai ancaman serius bagi orang-orang Kristen dan adanya ancaman inilah yang menjadi salah satu faktor pemicu meletusnya perang-perang Salib.[7] Dari satu sisi, di kalangan orang-orang Kristen tersiar berita bahwa kaum Muslimin tidak memperlakukan dengan baik orang-orang Kristen yang banyak pergi berziarah ke Baitul Muqaddas dan mereka juga tidak menghormati keyakinan orang-orang Kristen. Bahkan santer berita bahwa mereka telah mengepung sejumlah besar tempat-tempat ibadah mereka.[8] Karena itu, pemimpin orang-orang Kristen di Baitul Muqaddas mengirimkan kawat berita ke Paus untuk merebut Baitul Muqaddas dari kaum Muslimin.[9] Kesemua ini merupakan sekumpulan faktor eksternal yang menjadi dalih pengerahan pasukan Paus dan Barat. Di samping faktor-faktor eksternal ini, juga terdapat faktor-faktor internal umat Kristiani yang mengobarkan api peperangan. Pada abad kesebelas, musim kering dan kemarau panjang telah menyebabkan kemiskinan dan kolapsnya kehidupan masyarakat Eropa. Mereka hidup dalam kemiskinan; dan sedemikian kerusakan terjadi di mana-mana sehingga mereka ingin mencari jalan keluar untuk dapat selamat dari kondisi seperti ini. Para pemberi nasihat, juga menggambarkan dunia Timur sebagai negeri yang penuh dengan kenikmatan dan kemakmuran. Mereka membisikkan kepada masyarakat bahwa apabila kalian bersegera ke sana maka kalian akan selamat dari kefakiran dan penderitaan; kalian akan memperoleh harta rampasan perang yang melimpah. Provokasi ini telah menyebabkan banyak rakyat yang turut serta dalam peperangan ini. Di samping itu, para pemimpin Gereja dan raja-raja besar Eropa, mereka tamak terhadap negeri-negeri Islam yang pasti penuh dengan kenikmatan bagi mereka dan mereka dapat memerintah pada negeri-negeri yang dipenuhi dengan sumber daya alam melimpah. maaf kalau salah maaf panjang sekali ya di singkat saja ya
Emperium Kristen Timur yang menjadikan Konstantinopel sebagai pusat pemerintahanya. Kerajaan Kristen ini telah sangat lemah akibat peperangan selama bertahun-tahun melawan kaum Muslimin dan non-Muslimin. Akibatnya, mereka tidak memiliki kekuatan militer yang memadai. Di hadapan mereka, pemerintahan Muslim yang bermazhab Sunni yang dipimpin oleh Kesultanan Saljuk bernama Malik Syah menjelma menjadi ancaman serius bagi Konstantinopel dan orang-orang Kristen Timur.
Demikian juga, pada peperangan yang dikenal sebagai Manzikert yang berkecamuk di antara dua kelompok ini, pasukan Saljuk berhasil mengalahkan Emperium Byzantium. Hasil dari peperangan ini yang terjadi di jantung kota Armenia adalah bahwa hingga sepuluh tahun ke depan, tiga perempat Asia Kecil jatuh di tangan kesultanan Saljuk.[6]
Sebagai hasil dari peristiwa ini, Konstaninopel berada dalam ancaman serius Kesultanan Saljuk. Karena itu, ia memohon bantuan dari Paus untuk berhadapan dengan kaum Muslimin. Permohonan bantuan ini tentu sangat berat bagi Konstantinopel karena Paus juga merupakan musuhnya. Karena terdapat permusuhan sengit antara dua kelompok ini. Ancaman terhadap Konstantinopel dinilai sebagai ancaman serius bagi orang-orang Kristen dan adanya ancaman inilah yang menjadi salah satu faktor pemicu meletusnya perang-perang Salib.[7]
Dari satu sisi, di kalangan orang-orang Kristen tersiar berita bahwa kaum Muslimin tidak memperlakukan dengan baik orang-orang Kristen yang banyak pergi berziarah ke Baitul Muqaddas dan mereka juga tidak menghormati keyakinan orang-orang Kristen. Bahkan santer berita bahwa mereka telah mengepung sejumlah besar tempat-tempat ibadah mereka.[8]
Karena itu, pemimpin orang-orang Kristen di Baitul Muqaddas mengirimkan kawat berita ke Paus untuk merebut Baitul Muqaddas dari kaum Muslimin.[9] Kesemua ini merupakan sekumpulan faktor eksternal yang menjadi dalih pengerahan pasukan Paus dan Barat.
Di samping faktor-faktor eksternal ini, juga terdapat faktor-faktor internal umat Kristiani yang mengobarkan api peperangan. Pada abad kesebelas, musim kering dan kemarau panjang telah menyebabkan kemiskinan dan kolapsnya kehidupan masyarakat Eropa. Mereka hidup dalam kemiskinan; dan sedemikian kerusakan terjadi di mana-mana sehingga mereka ingin mencari jalan keluar untuk dapat selamat dari kondisi seperti ini. Para pemberi nasihat, juga menggambarkan dunia Timur sebagai negeri yang penuh dengan kenikmatan dan kemakmuran. Mereka membisikkan kepada masyarakat bahwa apabila kalian bersegera ke sana maka kalian akan selamat dari kefakiran dan penderitaan; kalian akan memperoleh harta rampasan perang yang melimpah. Provokasi ini telah menyebabkan banyak rakyat yang turut serta dalam peperangan ini.
Di samping itu, para pemimpin Gereja dan raja-raja besar Eropa, mereka tamak terhadap negeri-negeri Islam yang pasti penuh dengan kenikmatan bagi mereka dan mereka dapat memerintah pada negeri-negeri yang dipenuhi dengan sumber daya alam melimpah.
maaf kalau salah maaf panjang sekali ya di singkat saja ya