Olivia151
Bendungan Aswan telah mengakibatkan berbagai kontroversi sejak dibangun pada tahun 1960.
Sebagian pihak khawatir bahwa bendungan menyebabkan kerusakan lingkungan parah dan tidak ingin melihatnya dibangun.
Di lain pihak, ketiadaan bendungan juga bisa berakibat pada tidak terkendalinya Sungai Nil yang akan merugikan Mesir.
Bendungan pertama di Aswan, yang dikenal sebagai Aswan Low Dam, dibangun pada tahun 1800-an oleh Inggris.
Bendungan ini awalnya dirancang untuk mengontrol banjir tahunan Sungai Nil yang sering mengakibatkan kerugian.
Selama ribuan tahun, masyarakat Mesir kuno hidup dan bertani di dekat sungai Nil, mengambil keuntungan dari air dan banjir tahunan yang menyuburkan ladang mereka.
Namun, seiring pertambahan penduduk, banjir tak terkontrol menyebabkan kerugian material dan jiwa sehingga pembangunan bendungan menjadi diperlukan.
Bendungan Aswan pertama terbukti tidak memadai untuk tugas tersebut. Pada tahun 1950, beberapa negara termasuk Amerika Serikat berjanji membantu membangun sebuah bendungan baru di hulu.
Namun, negara-negara tersebut kemudian mengingkari kesepakatan, memaksa Mesir untuk beralih ke Uni Soviet. Akhirnya, pada tahun 1960 pembangunan bendungan Aswan bisa dimulai.
Sebagai akibat dari pembangunan bendungan Aswan, banjir massal kini terjadi di hulu Sungai Nil, membuat banyak orang harus pindah serta merusak beberapa situs arkeologi tak ternilai.
Danau yang terbentuk di belakang bendungan dikenal sebagai Danau Nasser, nama yang diambil dari mantan Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser.
Mesir merasa bahwa banjir di hulu adalah harga yang wajar sebagai ganti dari tidak terjadinya banjir tahunan serta tersedianya pembangkit listrik tenaga air.
Namun seiring waktu, berbagai masalah bermunculan akibat Bendungan Aswan.
Kapasitas Danau Nasser menyusut karena deposit lumpur. Karena lumpur yang membawa kesuburan tidak mencapai hilir, orang Mesir harus menggunakan pupuk kimia untuk mendukung pertanian mereka.
Tepi Nil juga mengalami erosi berat karena tergerus oleh aliran sungai tanpa bisa digantikan oleh lumpur segar dari hulu.
Bukti juga menunjukkan bahwa tingkat salinitas (keasinan) di Laut Tengah meningkat setelah pembangunan Bendungan Aswan, mengakibatkan ketidakstabilan stok ikan
Sebagian pihak khawatir bahwa bendungan menyebabkan kerusakan lingkungan parah dan tidak ingin melihatnya dibangun.
Di lain pihak, ketiadaan bendungan juga bisa berakibat pada tidak terkendalinya Sungai Nil yang akan merugikan Mesir.
Bendungan pertama di Aswan, yang dikenal sebagai Aswan Low Dam, dibangun pada tahun 1800-an oleh Inggris.
Bendungan ini awalnya dirancang untuk mengontrol banjir tahunan Sungai Nil yang sering mengakibatkan kerugian.
Selama ribuan tahun, masyarakat Mesir kuno hidup dan bertani di dekat sungai Nil, mengambil keuntungan dari air dan banjir tahunan yang menyuburkan ladang mereka.
Namun, seiring pertambahan penduduk, banjir tak terkontrol menyebabkan kerugian material dan jiwa sehingga pembangunan bendungan menjadi diperlukan.
Bendungan Aswan pertama terbukti tidak memadai untuk tugas tersebut. Pada tahun 1950, beberapa negara termasuk Amerika Serikat berjanji membantu membangun sebuah bendungan baru di hulu.
Namun, negara-negara tersebut kemudian mengingkari kesepakatan, memaksa Mesir untuk beralih ke Uni Soviet. Akhirnya, pada tahun 1960 pembangunan bendungan Aswan bisa dimulai.
Sebagai akibat dari pembangunan bendungan Aswan, banjir massal kini terjadi di hulu Sungai Nil, membuat banyak orang harus pindah serta merusak beberapa situs arkeologi tak ternilai.
Danau yang terbentuk di belakang bendungan dikenal sebagai Danau Nasser, nama yang diambil dari mantan Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser.
Mesir merasa bahwa banjir di hulu adalah harga yang wajar sebagai ganti dari tidak terjadinya banjir tahunan serta tersedianya pembangkit listrik tenaga air.
Namun seiring waktu, berbagai masalah bermunculan akibat Bendungan Aswan.
Kapasitas Danau Nasser menyusut karena deposit lumpur. Karena lumpur yang membawa kesuburan tidak mencapai hilir, orang Mesir harus menggunakan pupuk kimia untuk mendukung pertanian mereka.
Tepi Nil juga mengalami erosi berat karena tergerus oleh aliran sungai tanpa bisa digantikan oleh lumpur segar dari hulu.
Bukti juga menunjukkan bahwa tingkat salinitas (keasinan) di Laut Tengah meningkat setelah pembangunan Bendungan Aswan, mengakibatkan ketidakstabilan stok ikan
SEMOGA MEMBANTU :-)