"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
apa yang dimaksud pohon² menjadi pena, laut menjadi tinta, dan tujuh laut?
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah tentang ruh. pertanyaan ini dijawab oleh Nabi Muhammad saw., dengan firman Allah surah al-isra' ayat 85 yang menegaskan bahwa ruh itu adakah urusan Allah, dan manusia hanya diberi ilmu yang sangat sedikit.
Ahli kitab berkata : "Engkau menganggap bahwa kami tidak diberi ilmu kecuali sedikit, padahal kami telah diberi Taurat, dan Taurat itu adalah hikmah, dan barang siapa yang diberi hikmah sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak". maka turunlah ayat 27 ini sebagai penjelasan bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia hanyalah sedikit, dan ilmu Allah tidak mungkin dapat dicatat karena sangat banyaknya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah).
Diriwayat lain dikemukakan bahwa ketika Rasulullah saw., berada di Mekkah, turun ayat ini :
Setelah beliau hijrah ke Madinah datanglah kepadanya pendeta-pendeta yahudi yang berkata : "Apakah benar yang telah sampai kepada kami bahwa engkau berkata : "Hanya sedikit ilmu yang
diberikan oleh Allah. Apakah diberikan kepada kami atau kaummu?". Maka Rasulullah saw., bersabda : "Kami maksudkan kedua-duanya". Para pendeta itu berkata : "Bukankah engkau telah membaca (dalam Qur'an) : "Sesungguhnya kami telah diberi Taurat di dalamnya terdapat keterangan untuk segala perkara". Bersabdalah Rasulullah : "Semua itu dibandingkan dengan ilmu Allah sangat sedikit". Maka diturunkanlah ayat 27 berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas yang menegaskan bahwa yang dimuka bumi ini tidak akan ada alat yang mencukupi untuk melukiskan ilmu Allah.
(diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari 'Atha' Ibnu Yasar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas).
Diriwayat lain dikemukakan bahwa kaum musyrikin berkata : "Hampir habis apa yang dikatakan oleh Muhammad". Maka turunlah ayat 27, berkenaan dengan ucapan mereka ini yang menegaskan bahwa ilmu Allah tidak akan habis-habisnya.
(Diriwayatkan oleh Abus-Syaikh di dalam kitab 'Idhamah dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah).
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah tentang ruh. pertanyaan ini dijawab oleh Nabi Muhammad saw., dengan firman Allah surah al-isra' ayat 85 yang menegaskan bahwa ruh itu adakah urusan Allah, dan manusia hanya diberi ilmu yang sangat sedikit.
Ahli kitab berkata : "Engkau menganggap bahwa kami tidak diberi ilmu kecuali sedikit, padahal kami telah diberi Taurat, dan Taurat itu adalah hikmah, dan barang siapa yang diberi hikmah sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak". maka turunlah ayat 27 ini sebagai penjelasan bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia hanyalah sedikit, dan ilmu Allah tidak mungkin dapat dicatat karena sangat banyaknya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah).
Diriwayat lain dikemukakan bahwa ketika Rasulullah saw., berada di Mekkah, turun ayat ini :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Setelah beliau hijrah ke Madinah datanglah kepadanya pendeta-pendeta yahudi yang berkata : "Apakah benar yang telah sampai kepada kami bahwa engkau berkata : "Hanya sedikit ilmu yang
diberikan oleh Allah. Apakah diberikan kepada kami atau kaummu?". Maka Rasulullah saw., bersabda : "Kami maksudkan kedua-duanya". Para pendeta itu berkata : "Bukankah engkau telah membaca (dalam Qur'an) : "Sesungguhnya kami telah diberi Taurat di dalamnya terdapat keterangan untuk segala perkara". Bersabdalah Rasulullah : "Semua itu dibandingkan dengan ilmu Allah sangat sedikit". Maka diturunkanlah ayat 27 berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas yang menegaskan bahwa yang dimuka bumi ini tidak akan ada alat yang mencukupi untuk melukiskan ilmu Allah.
(diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari 'Atha' Ibnu Yasar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas).
Diriwayat lain dikemukakan bahwa kaum musyrikin berkata : "Hampir habis apa yang dikatakan oleh Muhammad". Maka turunlah ayat 27, berkenaan dengan ucapan mereka ini yang menegaskan bahwa ilmu Allah tidak akan habis-habisnya.
(Diriwayatkan oleh Abus-Syaikh di dalam kitab 'Idhamah dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah).
semoga bermanfaat :'