February 2019 2 19 Report
1)Ayam baru berkokok sekali.Silus melihat kendi itu menggantung di langit-langit kamar tempat terapi Murtaep.Leher kendi terlilit kawat.Ia mengambil kendi itu dan memutarnya sebagaimana yang dilakukan oleh ayahnya. Poros atas dan poros bawah kendi diseimbangkan dengan kedua jari telunjuk. Sementara telunjuk yang lain memutar kendi itu.

(2)Dicobanya, tidak bisa. Dicoba lagi, tidak bisa. Dicoba lagi, tetap.

(3)Sisa kesabaran berdengus.Silus membanting kendi yang tak mau berputar. Prang! Kendi hancur berkeping berserak di lantai.Silus keluar dari kamar yang gelap.Tangannya menutup daun pintu cukup keras.

(4)Sulastri yang lelap di kamar, seketika terbelalak mendengar suara itu.Ia hendak mengadu, namun Silus sudah tak ada di sampingnya. Ia yakin suara yang didengar tadi bukanlah kembang tidur, tapi entahlah, dari mana suara itu datang.

(5)Langkahnya bersigegas ke dapur.Pikirannya awas pada seekor kucing milik tetangga yang sangat blenger.Sekali mencium aroma daging, pasti selalu mengintip. Sulastri was-was kucing belang itu memakan sisa ikan sapi hari ketujuh wafat Murtaep. Sulastri tak menemukan apa-apa.Ia mengecek ruangan yang lain, tak ada tanda-tanda barang pecah. Di kamar yang digunakan mertuanya, ia juga tak melihat tanda kegaduhan ataupun barang yang berserak. Hanya saja wajahnya tampak heran melihat kendi berada di lantai.

(6)Sulastri mengembalikan kendi itu ke tempat semula, menggantungkannya di langit-langit kamar. Bila suaminya ketemu, ia ingin bertanya beberapa hal: tentang suara itu dan siapa yang meletakkan kendi di lantai.Nilai sosial cerpen tersebut tergambar pada nomor ….

Nilai sosial cerpen tersebut tergambar pada nomor ….

A
(2), (4)

B
(3), (5)

C
(4), (6)

D
(1), (3)
More Questions From This User See All

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.