1. temukan Kalimat yg menggunakan konjungsi yg menyatakan urutan waktu dlm teks biografi george saa, Si jenius dari papua 2. temukan kalimat yang menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua 3. temukan contoh penyajian karakter unggul tokoh secara langsung 4. karakter unggul apa yang dapat diteladani dari tokoh dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua? , jelaskan alasanmu!
Biografi adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh. Pada praktiknya, biografi dapat ditulis oleh sang tokoh sendiri atau pihak lain.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal menyajikan kita dengan beberapa pertanyaan terkait biografi George Saa. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
PERTANYAAN
1. temukan Kalimat yg menggunakan konjungsi yg menyatakan urutan waktu dlm teks biografi george saa, Si jenius dari papua
JAWABAN:
Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya.
2. temukan kalimat yang menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua
JAWABAN:
Selepas SD dan SMP yang kerap diwarnai bolos sekolah itu, Oge diterima di SMUN 3 Buper Jayapura.
3. temukan contoh penyajian karakter unggul tokoh secara langsung
JAWABAN:
Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus untuk belajar.
4. karakter unggul apa yang dapat diteladani dari tokoh dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua? , jelaskan alasanmu!
JAWABAN:
TIDAK PERNAH MENYERAH MESKI KONDISI APAPUN.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Ia dikenal sebagai sang jenius dari papua. Salah satu ‘mutiara’ dari papua. Septinus George Saalahir di Manokwari pada 22 September 1986. Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya. Bahkan, tak jarang dia hidup terpisah dari orang tua.
Septinus George Saa adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia. Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto. bahkan rumus Penghitung Hambatan antara Dua Titik Rangkaian Resistor yang Ditemukannya diberi namanya sendiri yaitu “George Saa Formula”.
Prestasi pemuda berusia 19 tahun ini sangat mengagumkan. Rumus yang ditemukannya berhasil memenangkan First Step to Nobel Prize in Physic yang itu mengungguli ratusan paper dari 73 negara yang masuk ke meja juri. Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas.
Septinus George Saa lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Silas Saa, adalah Kepala Dinas Kehutanan Teminabuhan, Sorong. Oge lebih senang menyebut ayahnya petani ketimbang pegawai. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Silas, dibantu isterinya, Nelce Wofam, dan kelima anak mereka, harus mengolah ladang, menanam umbi-umbian. Kelima anak Silas mewarisi keenceran otaknya. Silas adalah lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas tahun 1969, sebuah jenjang pendidikan yang tinggi bagi orang Papua kala itu.
Apulena Saa, puteri sulung Silas, mengikuti jejak ayahnya. Ia adalah Sarjana Kehutanan lulusan Universitas Cendrawasih. Franky Albert Saa, putera kedua, saat ini tengah menempuh Program Magister Manajemen pada Universitas Cendrawasih. Yopi Saa, putera ketiga, adalah mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Agustinus Saa, putera keempat, mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari.
Sementara si Bungsu, Oge, meraih emas di panggung internasional. “Semua anak mama tidak manja dengan uang, sebab kami tidak punya uang,” tutur mama Nelce usai menemani puteranya menerima penghargaan dari Departemen Kehutanan, Selasa (22/6/2004), di Departemen Kehutanan, Jakarta.
Ia bertutur, karena minimnya ekonomi keluarga, Oge sering tidak masuk sekolah ketika SD hingga SMP. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 km. Oge harus naik “taksi” (angkutan umum) dengan ongkos Rp 1.500 sekali jalan. Itu berarti Rp 3.000 pulang pergi. “Tidak bisa jajan. Untuk naik “taksi” saja mama sering tidak punya uang. Kalau Oge mau makan harus pulang ke rumah,” katanya.
Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus untuk belajar. Selalu ada jalan untuk orang-orang yang haus seperti Oge. Prestasinya di bidang fisika bukan semata-mata karena ia menggilai ilmu yang menurut sebagian anak muda rumit ini.
...
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang teks biografi:
Verified answer
Biografi adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh. Pada praktiknya, biografi dapat ditulis oleh sang tokoh sendiri atau pihak lain.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal menyajikan kita dengan beberapa pertanyaan terkait biografi George Saa. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
PERTANYAAN
1. temukan Kalimat yg menggunakan konjungsi yg menyatakan urutan waktu dlm teks biografi george saa, Si jenius dari papua
JAWABAN:
Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya.
2. temukan kalimat yang menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua
JAWABAN:
Selepas SD dan SMP yang kerap diwarnai bolos sekolah itu, Oge diterima di SMUN 3 Buper Jayapura.
3. temukan contoh penyajian karakter unggul tokoh secara langsung
JAWABAN:
Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus untuk belajar.
4. karakter unggul apa yang dapat diteladani dari tokoh dalam teks biografi george saa, Si jenius dari papua? , jelaskan alasanmu!
JAWABAN:
TIDAK PERNAH MENYERAH MESKI KONDISI APAPUN.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Ia dikenal sebagai sang jenius dari papua. Salah satu ‘mutiara’ dari papua. Septinus George Saalahir di Manokwari pada 22 September 1986. Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya. Bahkan, tak jarang dia hidup terpisah dari orang tua.
Septinus George Saa adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia. Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto. bahkan rumus Penghitung Hambatan antara Dua Titik Rangkaian Resistor yang Ditemukannya diberi namanya sendiri yaitu “George Saa Formula”.
Prestasi pemuda berusia 19 tahun ini sangat mengagumkan. Rumus yang ditemukannya berhasil memenangkan First Step to Nobel Prize in Physic yang itu mengungguli ratusan paper dari 73 negara yang masuk ke meja juri. Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas.
Septinus George Saa lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Silas Saa, adalah Kepala Dinas Kehutanan Teminabuhan, Sorong. Oge lebih senang menyebut ayahnya petani ketimbang pegawai. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Silas, dibantu isterinya, Nelce Wofam, dan kelima anak mereka, harus mengolah ladang, menanam umbi-umbian. Kelima anak Silas mewarisi keenceran otaknya. Silas adalah lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas tahun 1969, sebuah jenjang pendidikan yang tinggi bagi orang Papua kala itu.
Apulena Saa, puteri sulung Silas, mengikuti jejak ayahnya. Ia adalah Sarjana Kehutanan lulusan Universitas Cendrawasih. Franky Albert Saa, putera kedua, saat ini tengah menempuh Program Magister Manajemen pada Universitas Cendrawasih. Yopi Saa, putera ketiga, adalah mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Agustinus Saa, putera keempat, mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari.
Sementara si Bungsu, Oge, meraih emas di panggung internasional. “Semua anak mama tidak manja dengan uang, sebab kami tidak punya uang,” tutur mama Nelce usai menemani puteranya menerima penghargaan dari Departemen Kehutanan, Selasa (22/6/2004), di Departemen Kehutanan, Jakarta.
Ia bertutur, karena minimnya ekonomi keluarga, Oge sering tidak masuk sekolah ketika SD hingga SMP. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 km. Oge harus naik “taksi” (angkutan umum) dengan ongkos Rp 1.500 sekali jalan. Itu berarti Rp 3.000 pulang pergi. “Tidak bisa jajan. Untuk naik “taksi” saja mama sering tidak punya uang. Kalau Oge mau makan harus pulang ke rumah,” katanya.
Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus untuk belajar. Selalu ada jalan untuk orang-orang yang haus seperti Oge. Prestasinya di bidang fisika bukan semata-mata karena ia menggilai ilmu yang menurut sebagian anak muda rumit ini.
...
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang teks biografi:
brainly.co.id/tugas/2320220
Detil jawaban
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab; Bab 1 - Sastra
Kode kategori: 8.1.1
Kata kunci: biografi, george saa, kalimat, konjungsi waktu, penyajian karakter unggul tokoh, teladan