1. Seorang peneliti akan mengujikan keterbakuan instrumen tes uraian. Instrumen tersebut berjumlah 10 soal, dengan rentang skor 1 – 5. Setelah diuji cobakan terhadap 10 siswa diperoleh data sebagai berikut: a. Tentukan validitas instrumen di atas b. Tentukan reliabilitas instrumen di atas
a. Untuk menentukan validitas instrumen, kita perlu melihat apakah instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada beberapa jenis validitas yang dapat diperiksa, namun karena kita hanya diberikan data dari 10 siswa, kita akan fokus pada validitas isi (content validity).
Untuk menentukan validitas isi, peneliti harus memastikan bahwa soal-soal yang ada dalam instrumen tersebut mencakup semua aspek yang ingin diukur. Dalam hal ini, kita perlu mengevaluasi apakah 10 soal tersebut secara memadai mencakup keterbakuan yang ingin diukur.
Misalkan kita ingin mengukur keterbakuan dalam tes uraian. Instrumen yang hanya terdiri dari 10 soal mungkin tidak mencakup berbagai aspek keterbakuan yang ada. Oleh karena itu, validitas isi instrumen ini bisa dipertanyakan. Peneliti perlu mempertimbangkan untuk menambah jumlah soal atau merancang soal yang lebih representatif untuk mencakup aspek-aspek yang berbeda dari keterbakuan.
b. Untuk menentukan reliabilitas instrumen, kita perlu melihat sejauh mana instrumen tersebut menghasilkan hasil yang konsisten jika diuji ulang pada waktu yang berbeda. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas, namun karena kita hanya diberikan data dari 10 siswa, kita akan fokus pada metode split-half reliability.
Metode split-half reliability melibatkan membagi instrumen menjadi dua set soal yang setara dan menghitung korelasi antara skor yang diperoleh dari kedua set soal tersebut. Jika korelasi antara kedua set soal tinggi, maka instrumen dianggap reliabel.
Dalam kasus ini, karena hanya ada 10 soal, peneliti dapat membagi soal menjadi dua set yang setara, misalnya dengan membagi soal ke genap dan ganjil. Kemudian, peneliti dapat menghitung korelasi antara skor yang diperoleh dari kedua set soal tersebut untuk mendapatkan estimasi reliabilitas instrumen.
Namun, penting untuk dicatat bahwa dengan jumlah sampel yang sangat kecil, estimasi reliabilitas instrumen mungkin tidak akurat atau representatif. Untuk memperoleh estimasi reliabilitas yang lebih akurat, peneliti perlu mengumpulkan data dari lebih banyak siswa.
Jawaban:
a. Untuk menentukan validitas instrumen, kita perlu melihat apakah instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada beberapa jenis validitas yang dapat diperiksa, namun karena kita hanya diberikan data dari 10 siswa, kita akan fokus pada validitas isi (content validity).
Untuk menentukan validitas isi, peneliti harus memastikan bahwa soal-soal yang ada dalam instrumen tersebut mencakup semua aspek yang ingin diukur. Dalam hal ini, kita perlu mengevaluasi apakah 10 soal tersebut secara memadai mencakup keterbakuan yang ingin diukur.
Misalkan kita ingin mengukur keterbakuan dalam tes uraian. Instrumen yang hanya terdiri dari 10 soal mungkin tidak mencakup berbagai aspek keterbakuan yang ada. Oleh karena itu, validitas isi instrumen ini bisa dipertanyakan. Peneliti perlu mempertimbangkan untuk menambah jumlah soal atau merancang soal yang lebih representatif untuk mencakup aspek-aspek yang berbeda dari keterbakuan.
b. Untuk menentukan reliabilitas instrumen, kita perlu melihat sejauh mana instrumen tersebut menghasilkan hasil yang konsisten jika diuji ulang pada waktu yang berbeda. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas, namun karena kita hanya diberikan data dari 10 siswa, kita akan fokus pada metode split-half reliability.
Metode split-half reliability melibatkan membagi instrumen menjadi dua set soal yang setara dan menghitung korelasi antara skor yang diperoleh dari kedua set soal tersebut. Jika korelasi antara kedua set soal tinggi, maka instrumen dianggap reliabel.
Dalam kasus ini, karena hanya ada 10 soal, peneliti dapat membagi soal menjadi dua set yang setara, misalnya dengan membagi soal ke genap dan ganjil. Kemudian, peneliti dapat menghitung korelasi antara skor yang diperoleh dari kedua set soal tersebut untuk mendapatkan estimasi reliabilitas instrumen.
Namun, penting untuk dicatat bahwa dengan jumlah sampel yang sangat kecil, estimasi reliabilitas instrumen mungkin tidak akurat atau representatif. Untuk memperoleh estimasi reliabilitas yang lebih akurat, peneliti perlu mengumpulkan data dari lebih banyak siswa.