1. Saya benci padany karena tiap disapa ia acuh saja. 2. Lamaran ditujukan langsung ke Kotak Pos 9, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 3. Disini menjual kambing kurban. Disembelih sekalian dan diantar juga bisa. 4. Bagi peserta ujian yang membawa HP, kamus, dan alat bantu hitung harus dimasukkan dalam tas dan ditinggal di luar ruangan 5.Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti akan merasakan betapa sejuknya udara disana. 6.Acara selanjutnya ialah wejangan dari Bapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilahkan.
Diubah ke kalimat bernalar. tolong bantu ya kak. Terimakasih
Acios
1. Saya benci pada sikapnya karena tiap hari disapa ia acuh saja. 2. Lamaran dikirim ke Kotak Pos 9, Banjarmansin, Kalimantan Selatan. 3. Kami di sini menjual kambing kurban. Kambing kurban bisa disembelih di sini dan diantar juga bisa. 4. HP, kamus, dan alat bantu hitung peserta ujian harap dimasukkan ke tas dan ditinggal di luar ruangan. 5. Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti telah merasakan betapa sejuknya udara di sana. 6. Acara selanjutnya adalah wejangan dari Bapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan kepada beliau.
Penjelasan: 1. "Saya benci padanya karena tiap hari disapa ia acuh saja," kalimat ini tidak bernalar karena "saya benci padanya (subjek/orang)" disebabkan karena "ia acuh" (kata sifat). Jadi harus diselaraskan menjadi: Saya benci pada sikapnya karena tiap hari disapa ia acuh saja. 2. "Lamaran ditujukan langsung..." padahal di belakangnya "ke Kotak Surat...." Ditujukan langsung berarti langsung diberikan kepada subjek atau lembaga tanpa melalui perantara, padahal di belakangnya tertulis "ke kotak surat". Maka kalimat diubah menjadi: Lamaran dikirim ke Kotak Pos 9, Banjarmansin, Kalimantan Selatan. 3. "Di sini menjual kambing kurban" berarti subjek/orang yang berada di tempat ini menjual kambing kurban. Kalimat selanjutnya, "Disembelih sekalian dan diantar juga bisa", berarti yang disembelih orang yang menjual kambing kurban dong? Agar menjadi masuk akal, kalimat diubah menjadi: Kami di sini menjual kambing kurban. Kambing kurban bisa disembelih di sini dan diantar juga bisa. 4. "Bagi peserta ujian yang membawa HP, kamus, dan alat bantu..." kalimat selanjutnya "... "... harus dimasukkan dalam tas...." Berarti yang dimasukkan ke tas peserta ujian yang bawa barang-barang tersebut. Maka kalimat tersebut diubah menjadi: HP, kamus, dan alat bantu hitung peserta ujian harap dimasukkan ke tas dan ditinggal di luar ruangan. 5. "Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti akan merasakan betapa sejuknya udara di sana" pernah berarti sudah berlalu, kenapa kata selanjutnya akan (yang berarti belum terjadi)? Maka kalimat tersebut diubah menjadi: Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti telah merasakan betapa sejuknya udara di sana. 6. "Acara selanjutnya adalah wejangandariBapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan." Kalimat yang bergaris bawah adalah inti kalimat sedangkan yang terketik miring adalah keterangan. Kalimat kedua berfungsi sebagai penjelas kalimat pertama. Ketika tidak ada keterangan "kepada beliau" maka kalimat kedua akan memperjelas inti kalimat pertama (yang berarti bahwa pembawa acara mempersilakan waktu dan tempat kepada "wejangan" bukan Bapak Direktur). Sehingga kalimat diubah menjadi: Acara selanjutnya adalah wejangan dari Bapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan kepada beliau.
2. Lamaran dikirim ke Kotak Pos 9, Banjarmansin, Kalimantan Selatan.
3. Kami di sini menjual kambing kurban. Kambing kurban bisa disembelih di sini dan diantar juga bisa.
4. HP, kamus, dan alat bantu hitung peserta ujian harap dimasukkan ke tas dan ditinggal di luar ruangan.
5. Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti telah merasakan betapa sejuknya udara di sana.
6. Acara selanjutnya adalah wejangan dari Bapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan kepada beliau.
Penjelasan:
1. "Saya benci padanya karena tiap hari disapa ia acuh saja," kalimat ini tidak bernalar karena "saya benci padanya (subjek/orang)" disebabkan karena "ia acuh" (kata sifat). Jadi harus diselaraskan menjadi: Saya benci pada sikapnya karena tiap hari disapa ia acuh saja.
2. "Lamaran ditujukan langsung..." padahal di belakangnya "ke Kotak Surat...." Ditujukan langsung berarti langsung diberikan kepada subjek atau lembaga tanpa melalui perantara, padahal di belakangnya tertulis "ke kotak surat". Maka kalimat diubah menjadi: Lamaran dikirim ke Kotak Pos 9, Banjarmansin, Kalimantan Selatan.
3. "Di sini menjual kambing kurban" berarti subjek/orang yang berada di tempat ini menjual kambing kurban. Kalimat selanjutnya, "Disembelih sekalian dan diantar juga bisa", berarti yang disembelih orang yang menjual kambing kurban dong? Agar menjadi masuk akal, kalimat diubah menjadi: Kami di sini menjual kambing kurban. Kambing kurban bisa disembelih di sini dan diantar juga bisa.
4. "Bagi peserta ujian yang membawa HP, kamus, dan alat bantu..." kalimat selanjutnya "... "... harus dimasukkan dalam tas...." Berarti yang dimasukkan ke tas peserta ujian yang bawa barang-barang tersebut. Maka kalimat tersebut diubah menjadi: HP, kamus, dan alat bantu hitung peserta ujian harap dimasukkan ke tas dan ditinggal di luar ruangan.
5. "Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti akan merasakan betapa sejuknya udara di sana" pernah berarti sudah berlalu, kenapa kata selanjutnya akan (yang berarti belum terjadi)? Maka kalimat tersebut diubah menjadi: Bagi mereka yang pernah pergi ke Dieng pasti telah merasakan betapa sejuknya udara di sana.
6. "Acara selanjutnya adalah wejangandariBapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan." Kalimat yang bergaris bawah adalah inti kalimat sedangkan yang terketik miring adalah keterangan. Kalimat kedua berfungsi sebagai penjelas kalimat pertama. Ketika tidak ada keterangan "kepada beliau" maka kalimat kedua akan memperjelas inti kalimat pertama (yang berarti bahwa pembawa acara mempersilakan waktu dan tempat kepada "wejangan" bukan Bapak Direktur). Sehingga kalimat diubah menjadi: Acara selanjutnya adalah wejangan dari Bapak Direktur. Waktu dan tempat kami persilakan kepada beliau.