Zat yang terkandung dalam tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alami
putriutamia
1. Daun Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) Daun Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang tidak banyak dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai rasanya yang sedikit berbeda dengan daun kubis biasa. Daun kubis ungu bila dilarutkan dalam air panas akan mengeluarkan zat kimia yang berwarna biru atau biru keunguan bila terlalu pekat. Zat kimia inilah yang bila bercampur dengan asam akan berubah warna menjadi merah dan bila bercampur dengan basa berubah menjadi hijau. Oleh karena ada perbedaan warna yang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia dapat digunakan sebagai indikator alami
2. Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang) Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang) merupakan tanaman herba yang kuat dengan batang tegak, daun yang menghadap ke bawah berwarna ungu tua, sedangkan yang menghadap ke atas berwarna hijau, dengan posisi antar daun saling menelungkup melingkari batangnya. Cara memanfaatkannya sebagai indikator adalah dengan mengiris-iris daun bangka-bangkaan ini dan dikeringkan. Kemudian irisan daun yang sudah kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor atau bangka-bangkaan juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
3. Kayu Secang (Caesalpinia sappan) Kayu Secang (Caesalpinia sappan) disebut juga kayu sapang, kebanyakan digunakan sebagai bahan pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai minuman yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit (Hembing, dkk., 1993 : 120). Seperti halnya daun bangka-bangkaan, maka bila kayu secang diiris tipis-tipis dan dikeringkan (pengeringan biasanya dilakukan dalam oven), lalu dilarutkan dalam alkohol, akan diperoleh larutan berwarna merah orange. Dalam suasana asam akan berubah warna menjadi kuning, sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
4. Soka. Tumbuhan ini bernama latin Ixora Sp. Soka sebenarnya merupakan tanaman liar tipe perdu yang tumbuh di hutan. Tanaman ini termasuk dalam golongan kopi-kopian dan memiliki bunga berwarna cerah. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna coklat bening, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau pekat dalam suasana basa.
5. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa.
6. Kunyit atau Kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) Kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah ekstrak dari rimpangnya. Dari larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam suasana basa.
Daun Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang tidak banyak dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai rasanya yang sedikit berbeda dengan daun kubis biasa. Daun kubis ungu bila dilarutkan dalam air panas akan mengeluarkan zat kimia yang berwarna biru atau biru keunguan bila terlalu pekat. Zat kimia inilah yang bila bercampur dengan asam akan berubah warna menjadi merah dan bila bercampur dengan basa berubah menjadi hijau. Oleh karena ada perbedaan warna yang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia dapat digunakan sebagai indikator alami
2. Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang)
Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang) merupakan tanaman herba yang kuat dengan batang tegak, daun yang menghadap ke bawah berwarna ungu tua, sedangkan yang menghadap ke atas berwarna hijau, dengan posisi antar daun saling menelungkup melingkari batangnya. Cara memanfaatkannya sebagai indikator adalah dengan mengiris-iris daun bangka-bangkaan ini dan dikeringkan. Kemudian irisan daun yang sudah kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor atau bangka-bangkaan juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
3. Kayu Secang (Caesalpinia sappan)
Kayu Secang (Caesalpinia sappan) disebut juga kayu sapang, kebanyakan digunakan sebagai bahan pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai minuman yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit (Hembing, dkk., 1993 : 120). Seperti halnya daun bangka-bangkaan, maka bila kayu secang diiris tipis-tipis dan dikeringkan (pengeringan biasanya dilakukan dalam oven), lalu dilarutkan dalam alkohol, akan diperoleh larutan berwarna merah orange. Dalam suasana asam akan berubah warna menjadi kuning, sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
4. Soka.
Tumbuhan ini bernama latin Ixora Sp. Soka sebenarnya merupakan tanaman liar tipe perdu yang tumbuh di hutan. Tanaman ini termasuk dalam golongan kopi-kopian dan memiliki bunga berwarna cerah. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna coklat bening, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau pekat dalam suasana basa.
5. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa.
6. Kunyit atau Kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.)
Kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah ekstrak dari rimpangnya. Dari larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam suasana basa.