Why might some women have been critical of the Enlightenment
THORN
Dalam arti leksikal, feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria (KBBI, 1996: 241). Feminisme ialah teori tentang persamaan antara laki-laki dan wanita di bidang politik, ekonomi, dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan wanita (Goefe, 1986: 837). Kritik sastra feminis di Indonesia diperkenalkan antara lain oleh Soenardjati Djajanegara. Kritik ini digunakan untuk menyebut disiplin ilmu kritik sastra yang lahir sebagai respon atas berkembangluasnya feminisme di dunia. Kritik sastra feminis muncul ketika citra perempuan di dalam karya sastra hampir selalu ditempatkan sebagai korban, bersifat sentimentalis, dan memiliki kepekaan spiritualitas di tengah kekuasaan laki-laki yang mengungkung. Menurut Djajanegara (2003:27) Kemunculan kritik sastra ini berawal dari hasrat pertama yang mendorong munculnya gerakan feminisme dalam sastra adalah adanya kesadaran dari kaum perempuan bahwa dalam sastra pun perempuan masih tampak sebagai pihak yang tersubordinasi. Sedangkan menurut Sugihastuti (2005:29), kritik sastra feminis yang mempunyai definisi sebagai kajian sastra yang mengarahkan pada fokus analisis perempuan muncul dari adanya kenyataan bahwa di dalam karya sastra terdapat permasalahan gender.
Kritik sastra feminis di Indonesia diperkenalkan antara lain oleh Soenardjati Djajanegara. Kritik ini digunakan untuk menyebut disiplin ilmu kritik sastra yang lahir sebagai respon atas berkembangluasnya feminisme di dunia. Kritik sastra feminis muncul ketika citra perempuan di dalam karya sastra hampir selalu ditempatkan sebagai korban, bersifat sentimentalis, dan memiliki kepekaan spiritualitas di tengah kekuasaan laki-laki yang mengungkung.
Menurut Djajanegara (2003:27) Kemunculan kritik sastra ini berawal dari hasrat pertama yang mendorong munculnya gerakan feminisme dalam sastra adalah adanya kesadaran dari kaum perempuan bahwa dalam sastra pun perempuan masih tampak sebagai pihak yang tersubordinasi. Sedangkan menurut Sugihastuti (2005:29), kritik sastra feminis yang mempunyai definisi sebagai kajian sastra yang mengarahkan pada fokus analisis perempuan muncul dari adanya kenyataan bahwa di dalam karya sastra terdapat permasalahan gender.