DestiFitriani28
1. Membuka kehidupan anak dengan kalimat “لا إله إلا الله”
Al hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :
لا إله إلا الله إفتحوا على صبيانكم أول كلمة
Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan “laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah)
Anjuran mengumandangkan Adzan di telingan sebelah kanan dan Iqamah di telinga sebelah kiri saat kelahiran anak adalah sebuah upaya yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar-dasar aqidah, tauhid, dan iman bagi anak. Kita semua tahu kalau pada lafadz adzan dan iqamah itu ada kalimah thoyibah “ لا إله إلا الله ” sehingga kalimah tauhid dan syiar masuk Islam menjadi yang pertama masuk ke dalam pendengaran mereka, kalimat yang pertama kali diucapkan lisannya, dan menjadi lafal pertama yang difahaminya.
2. Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
Ibnu Jarir dan Ibnu Munzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata :
اعلموا بطاعة الله واتقوا معاصي الله, ومروا أولادكم بامتثالالأوامر, واجتناب النواهي, فذالك وقاية لهم ولكم من النار
“Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada Allah suruhlah anak-anak kamu untuk mentaati perintah dan menjauhi larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”.
Rahasianya adalah agar ketika anak membukakan kedua matanya dan tumbuh besar, ia telah mengenal perintah Allah, sehingga ia bersegera untuk melaksanakannya, dan ia mengerti larangan-larangan-Nya, sehingga menjauhinya. Apabila sejak anak memasuki masa baligh telah memahami hukum-hukum halal dan haram, di samping telah terikat dengan hukum-hukum syari’at maka untuk selanjutnya ia tidak akan mengenal hukum dan undang-undang lain selain Islam.
3. Menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun
Al Hakim dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu Amr bin Al-‘Ash ra. Dari Rasulullah saw. Beliau bersabda :
مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناءعشر سنين وفرقوا بينهم في المضاجع
Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat dan pisahkan tempat tidur mereka.
Hikmah di balik perintah ini adalah agar anak dapat mempelajari hukum-hukum ibadah sejak masa pertumbuhan. Sehingga ketika anak tumbuh besar, ia telah terbiasa melakukan dan terdidik untuk mentaati Allah, melaksanakan hak-Nya, bersyukur kepada-Nya, kembali kepada-Nya, berpegang kepada-Nya, bersandar kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya. Disamping itu anak akan mendapatkan kesucian ruh, kesehatan jasmani, kebaikan akhlak, perkataan dan perbuatan didalam berbagai bentuk ibadah.
4. Mendidik Anak-anak Untuk Mencintai Rasul, Keluarganya, dan Membaca Al Qur’an.
At thabrani Meriwayatkan dari Ali ra. Bahwa Nabi SAW bersabda :
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى اللهعليه وسلم :”أدبوا أولادكم على خصال ثلاث: على حب نبيكم، وحبأهل بيته، وعلى قراءة القرآن، فإن حملة القرآن في ظل الله يوم لاظل إلا ظله مع أنبيائه وأصفيائه ( رواه الطبران)
Dari Ali bin Abi Thalib ra dia berkata : Berkata Rasulullah saw : Didiklah anak-anak kamu mencinta Nabi kamu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al Qur’an. Sebab, orang-orang yang memelihara Al Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya beserta para Nabi dan orang-orang suci (H.R. Thabrani)
Saat mengajarkan anak didik kita mencintai Nabi beritahukanlah kepada mereka tentang cara-cara berperang Rasulullah, akhlak Rasulullah, perjalanan hidup para shahabat, kepribadian para pemimpin yang agung dan terhormat.
Hikmah di balik perintah itu adalah agar anak-anak mampu meneladani perjalanan hidup orang-orang terdahulu, baik mengenai gerakan, kepahlawanan dan jihad mereka. Disamping itu, agar anak-anak terikat pada sejarah, baik perasaan maupun kejayaan, termasuk keterikatan mereka pada Al Qur’an.
Al hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :
لا إله إلا الله إفتحوا على صبيانكم أول كلمة
Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan “laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah)
Anjuran mengumandangkan Adzan di telingan sebelah kanan dan Iqamah di telinga sebelah kiri saat kelahiran anak adalah sebuah upaya yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar-dasar aqidah, tauhid, dan iman bagi anak. Kita semua tahu kalau pada lafadz adzan dan iqamah itu ada kalimah thoyibah “ لا إله إلا الله ” sehingga kalimah tauhid dan syiar masuk Islam menjadi yang pertama masuk ke dalam pendengaran mereka, kalimat yang pertama kali diucapkan lisannya, dan menjadi lafal pertama yang difahaminya.
2. Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
Ibnu Jarir dan Ibnu Munzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata :
اعلموا بطاعة الله واتقوا معاصي الله, ومروا أولادكم بامتثالالأوامر, واجتناب النواهي, فذالك وقاية لهم ولكم من النار
“Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada Allah suruhlah anak-anak kamu untuk mentaati perintah dan menjauhi larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”.
Rahasianya adalah agar ketika anak membukakan kedua matanya dan tumbuh besar, ia telah mengenal perintah Allah, sehingga ia bersegera untuk melaksanakannya, dan ia mengerti larangan-larangan-Nya, sehingga menjauhinya. Apabila sejak anak memasuki masa baligh telah memahami hukum-hukum halal dan haram, di samping telah terikat dengan hukum-hukum syari’at maka untuk selanjutnya ia tidak akan mengenal hukum dan undang-undang lain selain Islam.
3. Menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun
Al Hakim dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu Amr bin Al-‘Ash ra. Dari Rasulullah saw. Beliau bersabda :
مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناءعشر سنين وفرقوا بينهم في المضاجع
Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat dan pisahkan tempat tidur mereka.
Hikmah di balik perintah ini adalah agar anak dapat mempelajari hukum-hukum ibadah sejak masa pertumbuhan. Sehingga ketika anak tumbuh besar, ia telah terbiasa melakukan dan terdidik untuk mentaati Allah, melaksanakan hak-Nya, bersyukur kepada-Nya, kembali kepada-Nya, berpegang kepada-Nya, bersandar kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya. Disamping itu anak akan mendapatkan kesucian ruh, kesehatan jasmani, kebaikan akhlak, perkataan dan perbuatan didalam berbagai bentuk ibadah.
4. Mendidik Anak-anak Untuk Mencintai Rasul, Keluarganya, dan Membaca Al Qur’an.
At thabrani Meriwayatkan dari Ali ra. Bahwa Nabi SAW bersabda :
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى اللهعليه وسلم :”أدبوا أولادكم على خصال ثلاث: على حب نبيكم، وحبأهل بيته، وعلى قراءة القرآن، فإن حملة القرآن في ظل الله يوم لاظل إلا ظله مع أنبيائه وأصفيائه ( رواه الطبران)
Dari Ali bin Abi Thalib ra dia berkata : Berkata Rasulullah saw : Didiklah anak-anak kamu mencinta Nabi kamu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al Qur’an. Sebab, orang-orang yang memelihara Al Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya beserta para Nabi dan orang-orang suci (H.R. Thabrani)
Saat mengajarkan anak didik kita mencintai Nabi beritahukanlah kepada mereka tentang cara-cara berperang Rasulullah, akhlak Rasulullah, perjalanan hidup para shahabat, kepribadian para pemimpin yang agung dan terhormat.
Hikmah di balik perintah itu adalah agar anak-anak mampu meneladani perjalanan hidup orang-orang terdahulu, baik mengenai gerakan, kepahlawanan dan jihad mereka. Disamping itu, agar anak-anak terikat pada sejarah, baik perasaan maupun kejayaan, termasuk keterikatan mereka pada Al Qur’an.