Tuntutan dari partai yang dibentuk frans kaiseipo pada tahun 1961 adalah...
Pokopow234
Pendudukan bala tentara Jepang di sebagian besar kepulauan Indonesia menyebabkan pemerintahan Belanda di New Guinea kekurangan personel yang terlatih dalam bidang pemerintahan. Untuk memenuhi kekurangan itu maka pada tahun 1944 Residen J.P van Eechoud mendirikan sebuah Sekolah Polisi dan sebuah Sekolah Pamong Praja (bestuurschool) di Hollandia ( sekarang Jayapura). Eechoud sering dijuluki van der Papoea’s (Bapak orang Papua). Sekolah itu telah mendidik 400 orang antara tahun 1944-1949. Dari sekolah itu muncul kaum terpelajar Irian yang terlibat dalam perjuangan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ikut mempengaruhi para pemuda terpelajar antara lain Silas Papare, Albert Karubuy dan Marthen Indy. Pada tahun 1946 di Serui, Silas papare dan sejumlah pengikutnya mendirikan organisasi politik pro-Indonesia yang bernama Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Pada tanggal 17 Agustus 1947 dilakukan Upacara pengibaran bendera Merah Putih yang dipimpin Silas Papare dan diikuti oleh Johans Ariks, Albert Karubuy, Lodewijk, Barent Mandatjan, Samuel Damianus Kawab dan Joseph Djohari. Upacara itu untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Akibat dari tindakan itu seluruh peserta Upacara harus meringkuk dalam tahanan polisi Belanda lebih dari tiga bulan. Dua Nasionalis Papua lainnya yaitu Frans kaisiepo dan Johans Ariks mengikuti jejak Silas Papare. Johan Ariks kemudian hari mengetahui ada usaha untuk mengintegrasikan wilayah Irian barat ke dalam wilayah RI dan bukan membantu Irian Barat.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ikut mempengaruhi para pemuda terpelajar antara lain Silas Papare, Albert Karubuy dan Marthen Indy. Pada tahun 1946 di Serui, Silas papare dan sejumlah pengikutnya mendirikan organisasi politik pro-Indonesia yang bernama Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Pada tanggal 17 Agustus 1947 dilakukan Upacara pengibaran bendera Merah Putih yang dipimpin Silas Papare dan diikuti oleh Johans Ariks, Albert Karubuy, Lodewijk, Barent Mandatjan, Samuel Damianus Kawab dan Joseph Djohari. Upacara itu untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Akibat dari tindakan itu seluruh peserta Upacara harus meringkuk dalam tahanan polisi Belanda lebih dari tiga bulan. Dua Nasionalis Papua lainnya yaitu Frans kaisiepo dan Johans Ariks mengikuti jejak Silas Papare. Johan Ariks kemudian hari mengetahui ada usaha untuk mengintegrasikan wilayah Irian barat ke dalam wilayah RI dan bukan membantu Irian Barat.