Tunjukkan keuntungan dan kelemahan pemerintahan yang berasas sentralisasi
vitadf
KELEBIHANSENTRALISASI: * Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan * Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran. * Keseragaman pola pembudayaan masyarakat * Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah. * Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. * Peningkatan resource sharing (berbagi sumber daya) dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat. * Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain, dalam hal ini satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda. * Perbaikan koordinasi; koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command. * Pemusatan expertise (Keahlian); keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang. * Kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap keseluruhan. * Menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi. * Mencegah sub-sub unit menjadi independen. * Memudahkan koordinasi dan kendali manajerial. * Meningkatkan penghematan ekonomi dan mengurangi biaya berlebih. * Mampu meningkatkan spesialisasi. * Mempercepat pembuatan keputusan.[1] KELEMAHANSENTRALISASI: * Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama * Melemahnya kebudayaan daerah * Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas. * Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah. * Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik. * Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan suatu masyarakat demokrasi terbuka * Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan. Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut. * Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi. * Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja. * Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level unit organisasi yang di bawah. * Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.[2] * Kurangnya kemampuan daya saing yang tinggi di dalam kerja sama. Di dalam suatu masyarakat yang otoriter dan statis, daya saing tidak mempunyai tempat. Oleh sebab itu, masyarakat akan sangat lamban perkembangannya. Masyarakat bergerak dengan komando yang melahirkan sikap masa bodoh
* Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
* Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
* Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
* Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
* Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.
* Peningkatan resource sharing (berbagi sumber daya) dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat.
* Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain, dalam hal ini satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.
* Perbaikan koordinasi; koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
* Pemusatan expertise (Keahlian); keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang.
* Kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap keseluruhan.
* Menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi.
* Mencegah sub-sub unit menjadi independen.
* Memudahkan koordinasi dan kendali manajerial.
* Meningkatkan penghematan ekonomi dan mengurangi biaya berlebih.
* Mampu meningkatkan spesialisasi.
* Mempercepat pembuatan keputusan.[1]
KELEMAHANSENTRALISASI:
* Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama
* Melemahnya kebudayaan daerah
* Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
* Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah.
* Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik.
* Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan suatu masyarakat demokrasi terbuka
* Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan. Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.
* Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.
* Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
* Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level unit organisasi yang di bawah.
* Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.[2]
* Kurangnya kemampuan daya saing yang tinggi di dalam kerja sama. Di dalam suatu masyarakat yang otoriter dan statis, daya saing tidak mempunyai tempat. Oleh sebab itu, masyarakat akan sangat lamban perkembangannya. Masyarakat bergerak dengan komando yang melahirkan sikap masa bodoh