Larangan membawa sepeda motor ke sekolah dalam bentuk dialog pada teks negoisasi
Orientasi :
Pada tahun ajaran ini, sekolah Arivia mengeluarkan larangan membawa sepeda motor ke sekolah untuk semua tingkatan kelas. Teman-teman Arivia yang rumahnya jauh dan tidak dilalui transportasi umum merasa resah. Dan pada hari-hari pertama pelarangan ini berlaku, banyak siswa yang datang terlambat. Arivia, sebagai Ketua OSIS, menerima keluh kesah teman-temannya dan hari ini menemui kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sie kesiswaan.
Arivia : "Selamat siang, Pak. Maaf mengganggu waktu bapak sebentar."
Kepala sekolah : "Selamat siang, Arivia. Silahkan masuk dan duduk."
Pengajuan:
Arivia : "Begini, Pak. Saya mau menyampaikan inspirasi teman-teman mengenai larangan membawa sepeda motor ke sekolah, Pak. Kami merasa keberatan, Pak, terutama siswa-siswa kelas XI dan XII yang telah memiliki SIM, Pak."
Penawaran:
Kepala Sekolah : "Larangan ini sesuai dengan ketentuan yang telah diterima sekolah dengan pihak sekolah. Tujuannya adalah mengurangi kecelakaan yang dialami oleh siswa ketika berangkat dan pulang sekolah. PIhak sekolah juga bertanggung jawab atas keselamatan para siswa. Jadi, hal ini harus ditindaklanjuti."
Pengajuan :
Arivia : "Tidak bisakah larangan ini diperlonggar, Pak? Kami akan menunjukkan SIM ketika membawa motor ke sekolah, Pak."
Penawaran :
Wakil Kepala Sekolah : "Bagaimana kami mengetahui siswa-siswa mana saja yang membawa SIM, Arivia?"
Pengajuan :
Arivia : "Kami akan mengordinatornya, Pak, dengan mendata siswa-siswa yang telah memiliki SIM dan membuat stiker khusus yang ditempelkan di motor sebagai tanda masuk yang mudah dikenali oleh satpam, Pak."
Persetujuan :
Kepala Sekolah : " Sepertinya itu ide yang bagus, Arivia. Pihak sekolah akan mendukung segala aktivitas yang dapat memudahkan siswa. Tetapi, harus bertanggung jawab lho ya."
Wakil Kepala Sekolah : "Iya, Arivia. Utamakan kejujuran. Dan apabila sudah selesai mendata, data tersebut harap dilampirkan dengan fotokopi SIM dan disahkan oleh pihak sekolah untuk ditindaklanjuti, Jadi sekolah tetap memantau dan dapat bertanggung jawab apabila pihak kepolisian menanyakan."
Arivia : "Terima kasih, Pak. Akan saya sampaikan kabar baik ini kepada teman-teman. Dan akan saya tindak lanjuti segera, Pak."
Kepala Sekolah : "Jangan lupa teman-teman diingatkan, untuk menaati peraturan lalu lintas dan mengedepankan keselamatan berlalu lintas."
Arivia : "Siap, Pak. Amanat Bapak akan saya tegaskan kepada teman-teman. Sekali lagi terima kasih sekali, Pak."
Pelajari lebih lanjut
Contoh teks negoisasi dalam bentuk dialog mengenai larangan membawa sepeda motor ke sekolah dapat dilihat di: brainly.co.id/tugas/14149144
-----------------------------
Detil tambahan :
Kelas : X
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Bab: Membuat Kesepakatan Melalui Negoisasi (bab 5)
Kode: 10.1. 5
Kata kunci : larangan membawa sepeda motor dalam bentuk dialog, teks negoisasi larangan membawa sepeda motor dalam bentuk dialog, teks negoisasi larangan membawa sepeda motor beserta struktur
Larangan membawa sepeda motor ke sekolah dalam bentuk dialog pada teks negoisasi
Orientasi :
Pada tahun ajaran ini, sekolah Arivia mengeluarkan larangan membawa sepeda motor ke sekolah untuk semua tingkatan kelas. Teman-teman Arivia yang rumahnya jauh dan tidak dilalui transportasi umum merasa resah. Dan pada hari-hari pertama pelarangan ini berlaku, banyak siswa yang datang terlambat. Arivia, sebagai Ketua OSIS, menerima keluh kesah teman-temannya dan hari ini menemui kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sie kesiswaan.
Arivia : "Selamat siang, Pak. Maaf mengganggu waktu bapak sebentar."
Kepala sekolah : "Selamat siang, Arivia. Silahkan masuk dan duduk."
Pengajuan:
Arivia : "Begini, Pak. Saya mau menyampaikan inspirasi teman-teman mengenai larangan membawa sepeda motor ke sekolah, Pak. Kami merasa keberatan, Pak, terutama siswa-siswa kelas XI dan XII yang telah memiliki SIM, Pak."
Penawaran:
Kepala Sekolah : "Larangan ini sesuai dengan ketentuan yang telah diterima sekolah dengan pihak sekolah. Tujuannya adalah mengurangi kecelakaan yang dialami oleh siswa ketika berangkat dan pulang sekolah. PIhak sekolah juga bertanggung jawab atas keselamatan para siswa. Jadi, hal ini harus ditindaklanjuti."
Pengajuan :
Arivia : "Tidak bisakah larangan ini diperlonggar, Pak? Kami akan menunjukkan SIM ketika membawa motor ke sekolah, Pak."
Penawaran :
Wakil Kepala Sekolah : "Bagaimana kami mengetahui siswa-siswa mana saja yang membawa SIM, Arivia?"
Pengajuan :
Arivia : "Kami akan mengordinatornya, Pak, dengan mendata siswa-siswa yang telah memiliki SIM dan membuat stiker khusus yang ditempelkan di motor sebagai tanda masuk yang mudah dikenali oleh satpam, Pak."
Persetujuan :
Kepala Sekolah : " Sepertinya itu ide yang bagus, Arivia. Pihak sekolah akan mendukung segala aktivitas yang dapat memudahkan siswa. Tetapi, harus bertanggung jawab lho ya."
Wakil Kepala Sekolah : "Iya, Arivia. Utamakan kejujuran. Dan apabila sudah selesai mendata, data tersebut harap dilampirkan dengan fotokopi SIM dan disahkan oleh pihak sekolah untuk ditindaklanjuti, Jadi sekolah tetap memantau dan dapat bertanggung jawab apabila pihak kepolisian menanyakan."
Arivia : "Terima kasih, Pak. Akan saya sampaikan kabar baik ini kepada teman-teman. Dan akan saya tindak lanjuti segera, Pak."
Kepala Sekolah : "Jangan lupa teman-teman diingatkan, untuk menaati peraturan lalu lintas dan mengedepankan keselamatan berlalu lintas."
Arivia : "Siap, Pak. Amanat Bapak akan saya tegaskan kepada teman-teman. Sekali lagi terima kasih sekali, Pak."
Pelajari lebih lanjut
Contoh teks negoisasi dalam bentuk dialog mengenai larangan membawa sepeda motor ke sekolah dapat dilihat di: brainly.co.id/tugas/14149144
-----------------------------
Detil tambahan :
Kelas : X
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Bab: Membuat Kesepakatan Melalui Negoisasi (bab 5)
Kode: 10.1. 5
Kata kunci : larangan membawa sepeda motor dalam bentuk dialog, teks negoisasi larangan membawa sepeda motor dalam bentuk dialog, teks negoisasi larangan membawa sepeda motor beserta struktur