Pertama di atas yang paling utama, marilah kita bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat yang begitu besar sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat.
Selawat berbingkaikan salam, tiada lupa kita curahkan kepada Rasulullah Al-Akhirul Anbiya, Muhammad saw. Semoga dengan seringnya berselawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di hari kiamat nanti.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;
Tiada terasa hari-hari begitu cepat berganti dan saat ini kita kembali mendapat kesempatan untuk singgah di momentum yang spesial.
Ya, tanggal 1 Juni adalah momentum bersejarah bagi bangsa ini karena merupakan hari peringatan lahirnya Pancasila.
Tepatnya pada tanggal 1 Juni tahun 1945, Bung Karno sempat menyampaikan pidato tentang usulan dasar negara yang pada akhirnya menjadi tonggak lahirnya Pancasila.
Tapi, apa dan bagaimana cara kita memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila yang sejatinya terus-menerus dirayakan setiap tahunnya?
Bila kita berbicara tentang upacara, maka rasanya cukup banyak dari para pelajar, generasi muda, serta masyarakat bangsa ini yang mengikuti upacara.
Bila kita berbicara tentang siapa-siapa saja yang hafal dengan kelima sila Pancasila, maka sungguh ada ratusan juta orang di Indonesia yang hafal dan mampu mengucapkannya dengan lantang.
Tapi, ketika kita berbicara apakah kesemua masyarakat Bumi Pertiwi sudah mampu memaknai dan mengamalkan setiap butir nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka untuk menjawab "iya" rasanya cukup sulit.
Bukan tanpa alasan. Bila kita saksikan di media sosial, media televisi, maupun media cetak masih banyak fenomena dan penyimpangan sosial yang mengarah kepada pelanggaran nilai-nilai Pancasila.
Sebut saja seperti berita pelajar yang kurang beradab kepada guru di sekolah, seorang anak yang memaksa orang tuanya memberikan uang untuk membeli kuota game online, tawuran, saling umpat di media sosial, dan masih banyak lagi.
Perilaku-perilaku menyimpang tersebut barang kali terlihat sepele dan masih bisa diatasi. Namun, tanpa kita sadari, makin bertambahnya kenakalan remaja dan perbuatan menyimpang di Indonesia adalah wujud dari kurang seriusnya bangsa ini dalam memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Maka dari itulah, setiap kali peringatan-peringatan nasional seperti Hari Lahirnya Pancasila tiba, kita harus menggelorakan kembali semangat nasionalisme dan semangat Pancasila.
Ada banyak cara untuk memaknai peringatan hari lahirnya Pancasila:
Pertama, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.
Ketika 1 Juni tiba, baik itu di sekolah, di rumah, ataupun di media sosial, kita akan sering menjumpai ucapan-ucapan bertema Pancasila.
Ini adalah momentum yang bagus dan tepat bagi kita untuk mendaur ulang kembali pengetahuan tentang Pancasila, terutama pelajaran tentang apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.
Nilai-nilai seperti toleransi beragama, menerima keragaman, perilaku cinta tanah air, hingga semangat musyawarah perlu kita pelajari untuk kemudian dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Cara kedua dalam memaknai Hari Lahir Pancasila adalah memantapkan diri untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah sebelumnya kita belajar tentang apa saja butir nilai-nilai Pancasila, maka setiap materi yang kita pelajari itu perlu kita amalkan.
Karena jika cuma belajar namun tidak mengamalkan ilmu, maka kita sama saja seperti pohon yang tumbuh, tapi tak berbuah. Sangat sedikit manfaat dari pohon tersebut.
Ketiga, menyikapi setiap permasalahan dengan bijaksana dan meningkatkan semangat gotong royong.
Pancasila adalah dasar negara kita, maka dalam menyikapi permasalahan, fenomena, penyimpangan, dan semua hal yang berhubungan dengan bangsa dan negara kita haruslah bijaksana.
Terhadap berita heboh, jangan kita terlalu cepat termakan oleh isu. Periksa dulu sebelum di-share kepada orang lain. Selain itu, sebagai bangsa yang besar kita perlu terus menggaukan semangat gotong royong.
Keempat, bangga dengan budaya, adat-istiadat, bahasa dan keanekaragaman daerah sendiri.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan dalam rangka memetik momentum peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.
Jawaban:
pidato hari larir pancasila (di sekolah)
Penjelasan:
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillah wa syukurillah. Hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih.
Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala Sekolah...
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Dewan Guru
Dan teman-teman yang berbahagia;
Pertama di atas yang paling utama, marilah kita bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat yang begitu besar sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat.
Selawat berbingkaikan salam, tiada lupa kita curahkan kepada Rasulullah Al-Akhirul Anbiya, Muhammad saw. Semoga dengan seringnya berselawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di hari kiamat nanti.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;
Tiada terasa hari-hari begitu cepat berganti dan saat ini kita kembali mendapat kesempatan untuk singgah di momentum yang spesial.
Ya, tanggal 1 Juni adalah momentum bersejarah bagi bangsa ini karena merupakan hari peringatan lahirnya Pancasila.
Tepatnya pada tanggal 1 Juni tahun 1945, Bung Karno sempat menyampaikan pidato tentang usulan dasar negara yang pada akhirnya menjadi tonggak lahirnya Pancasila.
Tapi, apa dan bagaimana cara kita memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila yang sejatinya terus-menerus dirayakan setiap tahunnya?
Bila kita berbicara tentang upacara, maka rasanya cukup banyak dari para pelajar, generasi muda, serta masyarakat bangsa ini yang mengikuti upacara.
Bila kita berbicara tentang siapa-siapa saja yang hafal dengan kelima sila Pancasila, maka sungguh ada ratusan juta orang di Indonesia yang hafal dan mampu mengucapkannya dengan lantang.
Tapi, ketika kita berbicara apakah kesemua masyarakat Bumi Pertiwi sudah mampu memaknai dan mengamalkan setiap butir nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka untuk menjawab "iya" rasanya cukup sulit.
Bukan tanpa alasan. Bila kita saksikan di media sosial, media televisi, maupun media cetak masih banyak fenomena dan penyimpangan sosial yang mengarah kepada pelanggaran nilai-nilai Pancasila.
Sebut saja seperti berita pelajar yang kurang beradab kepada guru di sekolah, seorang anak yang memaksa orang tuanya memberikan uang untuk membeli kuota game online, tawuran, saling umpat di media sosial, dan masih banyak lagi.
Perilaku-perilaku menyimpang tersebut barang kali terlihat sepele dan masih bisa diatasi. Namun, tanpa kita sadari, makin bertambahnya kenakalan remaja dan perbuatan menyimpang di Indonesia adalah wujud dari kurang seriusnya bangsa ini dalam memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Maka dari itulah, setiap kali peringatan-peringatan nasional seperti Hari Lahirnya Pancasila tiba, kita harus menggelorakan kembali semangat nasionalisme dan semangat Pancasila.
Ada banyak cara untuk memaknai peringatan hari lahirnya Pancasila:
Pertama, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.
Ketika 1 Juni tiba, baik itu di sekolah, di rumah, ataupun di media sosial, kita akan sering menjumpai ucapan-ucapan bertema Pancasila.
Ini adalah momentum yang bagus dan tepat bagi kita untuk mendaur ulang kembali pengetahuan tentang Pancasila, terutama pelajaran tentang apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.
Nilai-nilai seperti toleransi beragama, menerima keragaman, perilaku cinta tanah air, hingga semangat musyawarah perlu kita pelajari untuk kemudian dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Cara kedua dalam memaknai Hari Lahir Pancasila adalah memantapkan diri untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah sebelumnya kita belajar tentang apa saja butir nilai-nilai Pancasila, maka setiap materi yang kita pelajari itu perlu kita amalkan.
Karena jika cuma belajar namun tidak mengamalkan ilmu, maka kita sama saja seperti pohon yang tumbuh, tapi tak berbuah. Sangat sedikit manfaat dari pohon tersebut.
Ketiga, menyikapi setiap permasalahan dengan bijaksana dan meningkatkan semangat gotong royong.
Pancasila adalah dasar negara kita, maka dalam menyikapi permasalahan, fenomena, penyimpangan, dan semua hal yang berhubungan dengan bangsa dan negara kita haruslah bijaksana.
Terhadap berita heboh, jangan kita terlalu cepat termakan oleh isu. Periksa dulu sebelum di-share kepada orang lain. Selain itu, sebagai bangsa yang besar kita perlu terus menggaukan semangat gotong royong.
Keempat, bangga dengan budaya, adat-istiadat, bahasa dan keanekaragaman daerah sendiri.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan dalam rangka memetik momentum peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.
Saya akhiri;
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh