1. Struktur Teks Ulasan Puisi Ragaku Karya: Tri Oktiana Gizi Masyarakat IPB
2. Orientasi Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. Puisi ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membuat makna yang timbul terasa hambar, datar, atau kurang menarik. Namun justru sebaliknya. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan. Manusia memang tidak ada apa-apanya. Manusia tidak akan menjadi "kuat", kaya, pintar, hebat, dan lain sebagainya, apabila Tuhan tak berkehendak padanya untuk menjadi demikian. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Begitulah manusia.
3. Tafsiran Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Lihatlah tubuh manusia. Berapa banyak yang manusia ketahui tentang tubuhnya sendiri? Mungkin hanya seujung kuku. Tuhan menciptakan semua itu begitu luar biasa, mulai dari daging, tulang, organ tubuh, dan lain sebagainya. Itu hanya pada manusia. Sedangkan makhluk lainnya? Ada
4. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. Bukankah manusia itu sangat kecil? Yang boleh sombong hanyalah Tuhan. Namun sebagian dari manusia berbuat banyak kerusakan, sementara hati tak sadar tentang siapa diri mereka dan siapa yang menciptakan mereka.
5. Mereka berpikir seolah bebas berbuat apa saja. Padahal dalam ketidak sadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka.
6. Evaluasi Beberapa koreksi dari Tim FAM. Kata "di isi" seharusnya ditulis "diisi", tidak terpisah karena merupakan kata kerja pasif. "Tau" yang benar adalah "tahu". "Takkan" semestinya tertulis "tak 'kan" (perhatikan spasi dan tanda apostrof). Sedangkan "pada- Nya" dan "nama-Mu", yang benar ditulis "padaNya" dan "namaMu".
7. Rangkuman Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan.
8. Unsur Kebahasaan Teks Ulasan Puisi Ragaku
9. 1. Kata sifat sikap a. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. b. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan.
10. 2. Kata benda a. Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. 3. Kata kerja a. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan. b. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita.
11. 4. Metafora a. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Kata Bak debu di tengah badai bermakna bahwa manusia itu tidak berdaya. b. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir. Kata sebuah sumur di tengah padang pasir bermakna puisi ini sederhana namun membidik dan menarik untuk disimak.
12. 5. Kalimat majemuk setara a. Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat majemuk setara sebab akibat. Alasannya karena kalimat yang bercetak tebal menyatakan sebab dan kalimat yang bergaris bawah menyatakan akibat
13. b. Padahal dalam ketidaksadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka. Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat setara pengabungan yaitu dengan kata hubung dan
14. 6. Kalimat majemuk bertingkat a. Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan. b. Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Pada kalimat tersebut merupakan Contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan
15. 7. Kata rujukan a. Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu adalah ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya. Kata semua itu merujuk pada kata makhluk hidup di muka bumi ini. b. Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana Irsyad. Puisi ini cukup unik. Kata puisi ini merujuk pada kata puisi ragaku
16. Sekian dan Terima Kasih Oleh : Khansa Hanun Afifah Siswa Kelas VIIIC SMPN 1 Wonosari 9 April 2015
Jawaban:
1. Struktur Teks Ulasan Puisi Ragaku Karya: Tri Oktiana Gizi Masyarakat IPB
2. Orientasi Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. Puisi ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membuat makna yang timbul terasa hambar, datar, atau kurang menarik. Namun justru sebaliknya. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan. Manusia memang tidak ada apa-apanya. Manusia tidak akan menjadi "kuat", kaya, pintar, hebat, dan lain sebagainya, apabila Tuhan tak berkehendak padanya untuk menjadi demikian. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Begitulah manusia.
3. Tafsiran Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Lihatlah tubuh manusia. Berapa banyak yang manusia ketahui tentang tubuhnya sendiri? Mungkin hanya seujung kuku. Tuhan menciptakan semua itu begitu luar biasa, mulai dari daging, tulang, organ tubuh, dan lain sebagainya. Itu hanya pada manusia. Sedangkan makhluk lainnya? Ada
4. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. Bukankah manusia itu sangat kecil? Yang boleh sombong hanyalah Tuhan. Namun sebagian dari manusia berbuat banyak kerusakan, sementara hati tak sadar tentang siapa diri mereka dan siapa yang menciptakan mereka.
5. Mereka berpikir seolah bebas berbuat apa saja. Padahal dalam ketidak sadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka.
6. Evaluasi Beberapa koreksi dari Tim FAM. Kata "di isi" seharusnya ditulis "diisi", tidak terpisah karena merupakan kata kerja pasif. "Tau" yang benar adalah "tahu". "Takkan" semestinya tertulis "tak 'kan" (perhatikan spasi dan tanda apostrof). Sedangkan "pada- Nya" dan "nama-Mu", yang benar ditulis "padaNya" dan "namaMu".
7. Rangkuman Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan.
8. Unsur Kebahasaan Teks Ulasan Puisi Ragaku
9. 1. Kata sifat sikap a. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. b. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan.
10. 2. Kata benda a. Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. 3. Kata kerja a. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan. b. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita.
11. 4. Metafora a. Maka, manusia bak debu di tengah badai. Kata Bak debu di tengah badai bermakna bahwa manusia itu tidak berdaya. b. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir. Kata sebuah sumur di tengah padang pasir bermakna puisi ini sederhana namun membidik dan menarik untuk disimak.
12. 5. Kalimat majemuk setara a. Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat majemuk setara sebab akibat. Alasannya karena kalimat yang bercetak tebal menyatakan sebab dan kalimat yang bergaris bawah menyatakan akibat
13. b. Padahal dalam ketidaksadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka. Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat setara pengabungan yaitu dengan kata hubung dan
14. 6. Kalimat majemuk bertingkat a. Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan. b. Dalam puisi Ragaku penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Pada kalimat tersebut merupakan Contoh kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan penjelasan
15. 7. Kata rujukan a. Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu adalah ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya. Kata semua itu merujuk pada kata makhluk hidup di muka bumi ini. b. Puisi Ragaku merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana Irsyad. Puisi ini cukup unik. Kata puisi ini merujuk pada kata puisi ragaku
16. Sekian dan Terima Kasih Oleh : Khansa Hanun Afifah Siswa Kelas VIIIC SMPN 1 Wonosari 9 April 2015