Supersemar, singkatan Indonesia untuk Surat Perintah Sebelas Maret (Orde Maret Kesebelas) adalah dokumen pura-pura ditandatangani oleh Presiden Soekarno Indonesia pada tanggal 11 Maret 1966, memberikan komandan Angkatan Darat Letnan Jenderal Soeharto kewenangan untuk mengambil tindakan apapun dia " dipandang perlu "untuk memulihkan ketertiban ke situasi kacau selama pembunuhan Indonesia dari 1965-1966.
Dokumen Supersemar datang untuk menjadi transfer kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke dokumen SuhartHistoricel Supersemar tanggal 11 Maret 1966 Sebuah mandat untuk Soeharto di mana Soekarno memerintahkan Lt Jenderal Suharto untuk, atas namanya, melakukan tindakan apapun yang dianggap diperlukan untuk memulihkan keamanan, ketertiban dan stabilitas ke negara itu.
Mandat ini umumnya dianggap awal pengalihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Hilangnya asli
Salah satu keanehan yang paling jelas mengenai Supersemar adalah bahwa dokumen asli tidak lagi dapat ditelusuri dan adanya beberapa versi Signatures Sukarno pada empat versi
Salah satu publikasi muncul sejak jatuhnya Suharto menuduh bahwa ada beberapa versi Supersemar (Pusat Analisis Informasi 1999). Bahkan sebelum jatuhnya Suharto, sebuah publikasi resmi memperingati 30 tahun Indonesia merdeka direproduksi satu versi Supersemar, sementara buku sejarah sekolah tinggi resmi sanksi menampilkan versi yang berbeda.
1 votes Thanks 0
ismamaulana23
pidato nya kan yg Penjelasanya udah ini Pidato Soekarno tentang SUPERSEMAR
Supersemar, singkatan Indonesia untuk Surat Perintah Sebelas Maret (Orde Maret Kesebelas) adalah dokumen pura-pura ditandatangani oleh Presiden Soekarno Indonesia pada tanggal 11 Maret 1966, memberikan komandan Angkatan Darat Letnan Jenderal Soeharto kewenangan untuk mengambil tindakan apapun dia " dipandang perlu "untuk memulihkan ketertiban ke situasi kacau selama pembunuhan Indonesia dari 1965-1966.
Dokumen Supersemar datang untuk menjadi transfer kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke dokumen SuhartHistoricel Supersemar tanggal 11 Maret 1966
Sebuah mandat untuk Soeharto di mana Soekarno memerintahkan
Lt Jenderal Suharto untuk, atas namanya, melakukan tindakan apapun yang dianggap
diperlukan untuk memulihkan keamanan, ketertiban dan stabilitas ke negara itu.
Mandat ini umumnya dianggap awal
pengalihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Hilangnya asli
Salah satu keanehan yang paling jelas mengenai Supersemar adalah bahwa dokumen asli tidak lagi dapat ditelusuri dan adanya beberapa versi Signatures Sukarno pada empat versi
Salah satu publikasi muncul sejak jatuhnya Suharto menuduh bahwa ada beberapa versi Supersemar (Pusat Analisis Informasi 1999).
Bahkan sebelum jatuhnya Suharto, sebuah publikasi resmi memperingati
30 tahun Indonesia merdeka direproduksi satu versi Supersemar, sementara buku sejarah sekolah tinggi resmi sanksi menampilkan versi yang berbeda.