Mangokkal Holi adalah tradisi masyarakat Batak guna menghormati jasa – jasa leluhurnya.
Mangokkal Holi dilakukan dengan cara mengambil tulang belulang leluhur mereka dari dalam kuburan dimana tulang belulang tersebut nantinya akan dibersihkan dan ditempatkan di sebuah tugu.
Hal ini dilakukan agar keturunan di generasi sekarang dan mendatang masih mampu menghargai leluhurnya.
Mangokkal Holi ini memang terbilang unik dan istimewa, karena tulang belulang tersebut dijadikan sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan jasa – jasanya kepada masyarakat Batak.
2. Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas
Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas adalah tradisi adat yang masih dijaga oleh masyarakat Kota Medan di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana mereka semua harus berpuasa dan mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Selama bulan Ramadhan berlangsung, warga Kota Medan biasanya membuat bubur pedas dan membagi – bagikannya secara gratis kepada semua orang.
Di Masjid Raya Kota Medan Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas ini dilakukan pada saat buka puasa dimana semua orang berkumpul di masjid dan menyantap Bubur Pedas ini bersama – sama.
3. Upacara Mandi Balimo
Upacara Mandi Balimo merupakan upacara pembersihan badan sebelum bulan Ramadhan tiba.
Sebelum bulan Ramadhan tiba, warga Kota Medan mengadakan prosesi mandi Balimo dengan cara mandi guyuran air yang telah dicampur rempah – rempah.
Biasanya mereka menggunakan perasan jeruk purut yang nantinya airnya akan diguyurkan ke seluruh tubuh mereka.
Mandi Balimo ini bertujuan agar umat Islam bisa membersihkan tubuh dan jiwa mereka dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Upacara Mandi Balimo ini masih dijaga keberadaannya hingga sekarang.
4. Mangirdak
Mangirdak adalah upacara adat pemberian semangat kepada ibu hamil dimana usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan.
Upacara mangirdak ini dilakukan dengan cara mengunjungi dan mendatangi ibu hamil 7 bulan tersebut dengan membawa oleh – oleh atau makanan.
Kedatangan mereka ditujukan dengan sebuah tujuan yaitu memberikan semangat dan motivasi secara lebih kepada sang ibu hamil agar kandungannya dijaga dengan baik sampai dengan masa kelahiran sang bayi.
5. Upacara Pemberian Ulos Tondi
Upacara Pemberian Ulos Tondi adalah upacara yang dilakukan untuk menyambut kedatangan sang bayi yang baru lahir di kepercayaan masyarakat Batak yang dilakukan kepada ayah dan ibu sang bayi.
Di dalam Upacara Pemberian Ulos Tondi ini sang ayah dan ibu akan diberikan kalungan kain ulos yang merupakan kain khas Batak sebagai penghormatan dan rasa syukur mereka kepada keluarga yang telah dikaruniai anak bayi guna meneruskan keturunannya di masa yang akan datang.
Upacara Pemberian Ulos Tondi ini terbilang sangat sakral dan masih dilakukan oleh warga Kota Medan hingga sekarang ini.
6. Martutu Aek
Martutu Aek adalah proses pemandian dan pemberian nama kepada anak di masyarakat Batak dimana anak akan disucikan dan didoakan agar sang anak mendapatkan keberkahan dan nasib mujur kedepannya.
Pada usia anak menginjak 7 hari setelah hari kelahirannya anak bayi wajib dimandikan di pancuran air.
Setelah itu anak bayi akan diberkati oleh sesepuh adat dimana sesepuh adat ini wajib memberikan rekomendasi nama yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan nasib baik dan mujur bagi kehidupan sang anak.
7. Mangharoan
Mangharoan adalah upacara adat setelah 2 minggu umur kelahiran si anak bayi dalam kepercayaan masyarakat Batak.
Dalam upacara Mangharoan ini akan dilakukan perjamuan makan bersama yang dilakukan oleh pihak keluarga dengan para tetangga.
Di dalam upacara Mangharoan ini si ibu dari si anak bayi akan diberikan asupan makanan yang diharapkan bisa memperlancar suplai sir susunya kepada si anak.
Upacara Mangharoan ini bertujuan mendekatkan diri secara lebih antara si anak dengan si ayah dan ibunya agar keterikatan mereka bisa terjaga dengan baik untuk ke depannya.
8. Marhajabuan
Marhajabuan adalah upacara pesta pernikahan yang wajib dilakukan oleh warga Batak di Kota Medan.
Upacara Marhajabuan ini dilakukan dengan mengundang kerabat, tetangga maupun tamu undangan.
Upacara Marhajabuan ini wajib dilakukan, jadi pasangan yang menikah bukan hanya sebuah prosesi di gereja atau ijab kabul saja.
Para pasangan pengantin ini wajib berbagi kebahagiaan dengan yang lain lewat sebuah pesta pernikahan.
Di prosesi Marhajabuan ini kedua pasangan pengantin akan diberikan pengalungan kain ulos sebagai tanda penghormatan.
Upacara – upacara tersebut merupakan rangkaian kekayaan budaya yang ada di Kota Medan dimana upacara – upacara tersebut masih dilakukan
Jawaban:
martarombo, yakni sebuah tradisi bercengkrama satu sama lain guna mencari hubungan saudara satu sama lain.
1. Mangokkal Holi
Mangokkal Holi adalah tradisi masyarakat Batak guna menghormati jasa – jasa leluhurnya.
Mangokkal Holi dilakukan dengan cara mengambil tulang belulang leluhur mereka dari dalam kuburan dimana tulang belulang tersebut nantinya akan dibersihkan dan ditempatkan di sebuah tugu.
Hal ini dilakukan agar keturunan di generasi sekarang dan mendatang masih mampu menghargai leluhurnya.
Mangokkal Holi ini memang terbilang unik dan istimewa, karena tulang belulang tersebut dijadikan sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan jasa – jasanya kepada masyarakat Batak.
2. Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas
Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas adalah tradisi adat yang masih dijaga oleh masyarakat Kota Medan di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana mereka semua harus berpuasa dan mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Selama bulan Ramadhan berlangsung, warga Kota Medan biasanya membuat bubur pedas dan membagi – bagikannya secara gratis kepada semua orang.
Di Masjid Raya Kota Medan Tradisi Bagi – Bagi Bubur Pedas ini dilakukan pada saat buka puasa dimana semua orang berkumpul di masjid dan menyantap Bubur Pedas ini bersama – sama.
3. Upacara Mandi Balimo
Upacara Mandi Balimo merupakan upacara pembersihan badan sebelum bulan Ramadhan tiba.
Sebelum bulan Ramadhan tiba, warga Kota Medan mengadakan prosesi mandi Balimo dengan cara mandi guyuran air yang telah dicampur rempah – rempah.
Biasanya mereka menggunakan perasan jeruk purut yang nantinya airnya akan diguyurkan ke seluruh tubuh mereka.
Mandi Balimo ini bertujuan agar umat Islam bisa membersihkan tubuh dan jiwa mereka dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Upacara Mandi Balimo ini masih dijaga keberadaannya hingga sekarang.
4. Mangirdak
Mangirdak adalah upacara adat pemberian semangat kepada ibu hamil dimana usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan.
Upacara mangirdak ini dilakukan dengan cara mengunjungi dan mendatangi ibu hamil 7 bulan tersebut dengan membawa oleh – oleh atau makanan.
Kedatangan mereka ditujukan dengan sebuah tujuan yaitu memberikan semangat dan motivasi secara lebih kepada sang ibu hamil agar kandungannya dijaga dengan baik sampai dengan masa kelahiran sang bayi.
5. Upacara Pemberian Ulos Tondi
Upacara Pemberian Ulos Tondi adalah upacara yang dilakukan untuk menyambut kedatangan sang bayi yang baru lahir di kepercayaan masyarakat Batak yang dilakukan kepada ayah dan ibu sang bayi.
Di dalam Upacara Pemberian Ulos Tondi ini sang ayah dan ibu akan diberikan kalungan kain ulos yang merupakan kain khas Batak sebagai penghormatan dan rasa syukur mereka kepada keluarga yang telah dikaruniai anak bayi guna meneruskan keturunannya di masa yang akan datang.
Upacara Pemberian Ulos Tondi ini terbilang sangat sakral dan masih dilakukan oleh warga Kota Medan hingga sekarang ini.
6. Martutu Aek
Martutu Aek adalah proses pemandian dan pemberian nama kepada anak di masyarakat Batak dimana anak akan disucikan dan didoakan agar sang anak mendapatkan keberkahan dan nasib mujur kedepannya.
Pada usia anak menginjak 7 hari setelah hari kelahirannya anak bayi wajib dimandikan di pancuran air.
Setelah itu anak bayi akan diberkati oleh sesepuh adat dimana sesepuh adat ini wajib memberikan rekomendasi nama yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan nasib baik dan mujur bagi kehidupan sang anak.
7. Mangharoan
Mangharoan adalah upacara adat setelah 2 minggu umur kelahiran si anak bayi dalam kepercayaan masyarakat Batak.
Dalam upacara Mangharoan ini akan dilakukan perjamuan makan bersama yang dilakukan oleh pihak keluarga dengan para tetangga.
Di dalam upacara Mangharoan ini si ibu dari si anak bayi akan diberikan asupan makanan yang diharapkan bisa memperlancar suplai sir susunya kepada si anak.
Upacara Mangharoan ini bertujuan mendekatkan diri secara lebih antara si anak dengan si ayah dan ibunya agar keterikatan mereka bisa terjaga dengan baik untuk ke depannya.
8. Marhajabuan
Marhajabuan adalah upacara pesta pernikahan yang wajib dilakukan oleh warga Batak di Kota Medan.
Upacara Marhajabuan ini dilakukan dengan mengundang kerabat, tetangga maupun tamu undangan.
Upacara Marhajabuan ini wajib dilakukan, jadi pasangan yang menikah bukan hanya sebuah prosesi di gereja atau ijab kabul saja.
Para pasangan pengantin ini wajib berbagi kebahagiaan dengan yang lain lewat sebuah pesta pernikahan.
Di prosesi Marhajabuan ini kedua pasangan pengantin akan diberikan pengalungan kain ulos sebagai tanda penghormatan.
Upacara – upacara tersebut merupakan rangkaian kekayaan budaya yang ada di Kota Medan dimana upacara – upacara tersebut masih dilakukan