Serdadu kembang menceritakan tentang seorang Amek, siswa berbibir sumbing yang sempat tidak lulus UN. Tidak Lulus UN membuatnya tidak yakin menggapai cita-cita. Amek memiliki kelebihan yakni mahir mengendalikan kuda.
Amek yang hanya tinggal di desa Mantar bersama sang ibu, Siti dan kakaknya Minun. Mereka selalu mendukung Amek.
Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah.
Sebaliknya Minun kakaknya, ia duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Sementara itu, teman-temannya menggantungkan cita-cita mereka di sebuah pohon besar di kaki bukit dengan tempat tinggal mereka yang disebut ‘Pohon Cita-cita’. Tulisan berisi cita-cita mereka dimasukkan ke dalam botol dan digantungkan di dahan pohon.
Begitulah sepenggalan cerita sebuah film layar lebar yang berjudul ‘Serdadu Kumbang’. Film yang digarap oleh Ari Sihasale sebagai Produser dan Director dan Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer itu menyuguhkan keindahan alam di desa Kantar, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Serdadu kembang menceritakan tentang seorang Amek, siswa berbibir sumbing yang sempat tidak lulus UN. Tidak Lulus UN membuatnya tidak yakin menggapai cita-cita. Amek memiliki kelebihan yakni mahir mengendalikan kuda.
Amek yang hanya tinggal di desa Mantar bersama sang ibu, Siti dan kakaknya Minun. Mereka selalu mendukung Amek.
Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah.
Sebaliknya Minun kakaknya, ia duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Sementara itu, teman-temannya menggantungkan cita-cita mereka di sebuah pohon besar di kaki bukit dengan tempat tinggal mereka yang disebut ‘Pohon Cita-cita’. Tulisan berisi cita-cita mereka dimasukkan ke dalam botol dan digantungkan di dahan pohon.
Begitulah sepenggalan cerita sebuah film layar lebar yang berjudul ‘Serdadu Kumbang’. Film yang digarap oleh Ari Sihasale sebagai Produser dan Director dan Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer itu menyuguhkan keindahan alam di desa Kantar, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat