miethaDAMPAK PERANG SALIB Apabila diperhatikan dampak daripada Perang Salib itu adalah lebih banyak menguntungkan dunia Barat apalagi dibandingkan dengan dunia Timur khususnya ummat Islam. Ummat Islam tidak melihat arti penting apapun dalam peristiwa Perang Salib itu. Pengaruh dari Perang Salib itu hanya sedikit seperti ornamen-ornamen gereja berpengaruh terhadap seni gaya bangunan masjid sebagaimana terlihat pada masjid An-Nashr di Kairo. Secara umum bagi ummat Islam sebagaimana disebutkan oleh Yusuf Qardhowi, Perang Salib adalah merupakan fitnah bagi ummat Islam. Sedangkan bagi orang Kristen yang dalam hal ini dunia Barat, bisa disebut sebuah “rahmat” sebab dengan Perang Salib ini telah membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan dunia Barat pada umumnya. Dan bahkan Perang Salib ini mengantarkan renaissance di Perancis. Perang Salib telah menimbulkan dampak-dampak penting dalam sejarah perkembangan dunia karena telah membawa Eropa ke dalam kontak langsung dengan dunia Islam yang telah lebih dahulu maju dan berperadaban, sementara Eropa / Barat berada dalam abad kegelapan. Melalui inilah hubungan antara Barat dengan Timur terjalin. Kemajuan orang Tumur yang progresif dan maju pada saat itu menjadi daya dorong yang besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa / Barat. Hal itu memerankan bagian yang penting bagi timbulnya renaissance di Eropa. Dampak positif yang ditimbulkan oleh adanya Perang Salib itu bagi dunia Barat dapat dilihat dalam kenyataan berikut ini : 1. Secara kultural, pasukan Perang Salib di Timur menjumpai beberapa aspek yang menarik dari kehidupan Islam. Ketika pasukan tersebut kembali ke tempat asal mereka, mereka berusaha untuk menirunya. Sejumlah terjemahan bahasa Arab ke bahasa Latin dikerjakan di wilayah-wilayah di mana Perang Salib berlangsung. 2. Gagasan Perang Salib memberi kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung pada ditemukannya Benua Amerika oleh Colombus dan ditemukannya rute perjalanan laut ke India dengan mengelilingi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope). Akibatnya orang Barat menyadari bahwa selain adanya negara-negara Islam dan Barat, ada juga negara-negara lain yang bukan negara Islam dan bukan negara Barat. Adapun dampak positif lainnya bagi dunia barat dengan adanya Perang Salib adalah menambah keuntungan Eropa di lapangan perniagaan dan perdagangan. Sebagai hasil dari Prang Salib, orang Eropa dapat mempelajari dan memodifikasi serta mengaplikasaikan beberapa temuan penting yang telah dihasilkan oleh orang-orang Islam pada masa sebelumnya. Hal ini lebih banyak terutama berkaitan dengan masalah-masalah seni, industri, perdagangan dan pertanian. Dalam bidang seni, gaya-gaya bangunan dan cara berpakaian Timur mempengaruhi seni gaya bangunan dan berpakaian orang Barat. Demikian pula halnya dalam bidang agrikultur, banyak pasukan Perang Salib yang terbiasa dengan produk agrikultur Timur, dan yang terpenting adalah gula; karena gula telah menjadi makanan termewah di Barat. Hal ini berkaitan dengan pembentukan pasar Eropa baru untuk produk-produk agrikultur Timur. Orang-orang Barat mulai menyadari kebutuhan akan barang-barang Timur. Karena kepentingan ini, berkembanglah perdagangan antara Timur dan Barat.Bersama-sama dengan keperluan transportasi para peziarah dan pasukan Perang Salib telah merangsang kegiatan maritim dan perdagangan internasional. Aplikasi kompas terjadi pada kegiatan maritim saat itu, yang sekalipun jarum magnetik ditemukan orang Cina, namun penemuan jarum navigasi mulai dikembangkan oleh Islam. Melihat kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka sesungguhnya dunia Barat berhutang budi pada ummat Islam, hanya saja utang budi ini tidak pernah diakui oleh dunia Barat secara terbuka kepada ummat Islam. Sikap ini berbeda dengan sikap ummat Islam yang secara terbuka dari dulu mengakui bahwa filsafat dipinjam dari Yunani, matematika dipinjam dari India, kimia dipinjam dari Cina, dan seterusnya. Itu semua diakui tanpa ada halangan sama sekali. Ketidak mauan mengakui utang ini pada ummat Islam menurut Max Dimont, sebagaimana disebutkan oleh Nur Cholis Madjid, orang Barat menderita narcisime, artinya mereka mengagumi diri sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi. Padahal sesungguhnya dalam kajian yang lebih objektif dan luas, utang orang Barat kepada Islam luas biasa besarnya.