Soegondo Jojopoespito merupakan tokoh yang paling berpengaruh dalam Kongres Pemuda II karena menghasilkan Sumpah Pemuda. Pemimpin kelahiran 1905 ini juga merupakan satu di antara aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia.
Hal tersebut yang kemudian membuatnya ditunjuk menjadi ketua Kongres Pemuda II. Motto pentingnya dalam Sumpah Pemuda yaitu 'Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia'.
2. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin merupakan satu di antara pencetus Kongres Pemuda II. Meski sebagai pencetus, ia malah didapuk menjadi sekretaris. Saat dicalonkan sebagai ketua, ia tak terpilih lantaran berasal dari Jong Sumatranen Bond.
Padahal, kala itu Kongres Pemuda membutuhkan pemimpin yang dianggap sangat netral. Muhammad Yamin juga yang merumuskan teks Sumpah Pemuda dan selalu mengusung Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
3. Soenario Sastrowardoyo
Soenario Sastrowardoyo merupakan pengacara yang aktif membela para aktivis kemerdekaan. Soenario Sastrowardoyo juga menjadi pembicara dan penasihat panitia perumusan Sumpah Pemuda.
Dalam Kongres Pemuda II, Soenario menyampaikan pidato dengan tema Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.
4. Wage Rudolf Soepratman
Nama WR Supratman pasti tak asing lagi untuk masyarakat Indonesia. Pada Kongres Pemuda II itulah WR Supratman memperkenalkan lagu ciptaannya yang kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia.
Selain itu, ia juga pandai memainkan biola. Pada malam penutupan Sumpah Pemuda, ia memainkan Indonesia Raya secara instrumental dengan biola (tanpa teks).
5. Djoko Marsaid
Posisi wakil ketua tentu menjadi penting setelah adanya ketua. Djoko Marsaid merupakan wakil ketua pada saat Kongres Pemuda II berlangsung.
Djoko adalah perwakilan dari Jong Java. Tidak banyak informasi mengenai Djoko Marsaid. Meski begitu, namanya tetap tercantum sebagai tokoh penting dalam perumusan Sumpah Pemuda.
6. Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin merupakan perwakilan dari Jong Batak. Ia juga dipercaya menjadi bendahara dalam Kongres Pemuda II.
Amir Syarifuddin merupakan aktivis pergerakan anti-Jepang yang pernah terancam hukuman mati. Saat Kongres Pemuda II, Amir Syarifuddin banyak menyumbangkan pemikiran cerdasnya.
7. Sarmidi Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro merupakan satu di antara pembicara pada Kongres Pemuda II hari kedua. Bersama dengan Poernomowoelan, ia membahas masalah pendidikan.
Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat anak harus mendapat pendidikan kebangsaan serta mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak juga harus dididik secara demokratis.
Konsentrasinya yang kuat dalam bidang tersebut, membuat Sarmidi Mangoensarkoro dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949 hingga 1950.
8. Sie Kong Liong
Sie Kong Liong mempunyai peran besar dalam keberhasilan Kongres Pemuda II. Pasalnya, rumah yang menjadi tempat berkumpul serta menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah miliknya.
Rumah yang terletak di Jalan Kramat Raya ini, kini telah dijadikan Museum Sumpah Pemuda.
9. Kartosuwiryo
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo adalah satu di antara tokoh penting dalam Sumpah Pemuda. Kartosoewirjo juga menjadi pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia.
Pria kelahiran 7 Februari 1905 ini merupakan satu di antara anak Indonesia yang beruntung bisa mengenyam pendidikan Eropa waktu itu. Ia bersekolah di HIS (Holland Inlandsche School) di Rembang.
Sekolah tersebut merupakan sekolah elite, khusus anak-anak Eropa dan Indonesia.
10. Johannes Leimena
Tokoh Sumpah Pemuda yang satu ini lahir di Ambon pada 1905. Dia seorang mahasiswa yang menjadi anggota panitia kongres.
Selain itu, ia juga menjadi ketua sekaligus perwakilan dari organisasi Jong Ambon. Johannes Leimena cukup aktif di perpolitikan Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Dia pernah menjadi ketua umum Partai Kristen Indonesia (Parkindo) mulai tahun 1950 hingga 1957.
Jawaban:
1. Soegondo Jojopoespito
Soegondo Jojopoespito merupakan tokoh yang paling berpengaruh dalam Kongres Pemuda II karena menghasilkan Sumpah Pemuda. Pemimpin kelahiran 1905 ini juga merupakan satu di antara aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia.
Hal tersebut yang kemudian membuatnya ditunjuk menjadi ketua Kongres Pemuda II. Motto pentingnya dalam Sumpah Pemuda yaitu 'Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia'.
2. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin merupakan satu di antara pencetus Kongres Pemuda II. Meski sebagai pencetus, ia malah didapuk menjadi sekretaris. Saat dicalonkan sebagai ketua, ia tak terpilih lantaran berasal dari Jong Sumatranen Bond.
Padahal, kala itu Kongres Pemuda membutuhkan pemimpin yang dianggap sangat netral. Muhammad Yamin juga yang merumuskan teks Sumpah Pemuda dan selalu mengusung Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
3. Soenario Sastrowardoyo
Soenario Sastrowardoyo merupakan pengacara yang aktif membela para aktivis kemerdekaan. Soenario Sastrowardoyo juga menjadi pembicara dan penasihat panitia perumusan Sumpah Pemuda.
Dalam Kongres Pemuda II, Soenario menyampaikan pidato dengan tema Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.
4. Wage Rudolf Soepratman
Nama WR Supratman pasti tak asing lagi untuk masyarakat Indonesia. Pada Kongres Pemuda II itulah WR Supratman memperkenalkan lagu ciptaannya yang kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia.
Selain itu, ia juga pandai memainkan biola. Pada malam penutupan Sumpah Pemuda, ia memainkan Indonesia Raya secara instrumental dengan biola (tanpa teks).
5. Djoko Marsaid
Posisi wakil ketua tentu menjadi penting setelah adanya ketua. Djoko Marsaid merupakan wakil ketua pada saat Kongres Pemuda II berlangsung.
Djoko adalah perwakilan dari Jong Java. Tidak banyak informasi mengenai Djoko Marsaid. Meski begitu, namanya tetap tercantum sebagai tokoh penting dalam perumusan Sumpah Pemuda.
6. Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin merupakan perwakilan dari Jong Batak. Ia juga dipercaya menjadi bendahara dalam Kongres Pemuda II.
Amir Syarifuddin merupakan aktivis pergerakan anti-Jepang yang pernah terancam hukuman mati. Saat Kongres Pemuda II, Amir Syarifuddin banyak menyumbangkan pemikiran cerdasnya.
7. Sarmidi Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro merupakan satu di antara pembicara pada Kongres Pemuda II hari kedua. Bersama dengan Poernomowoelan, ia membahas masalah pendidikan.
Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat anak harus mendapat pendidikan kebangsaan serta mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak juga harus dididik secara demokratis.
Konsentrasinya yang kuat dalam bidang tersebut, membuat Sarmidi Mangoensarkoro dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949 hingga 1950.
8. Sie Kong Liong
Sie Kong Liong mempunyai peran besar dalam keberhasilan Kongres Pemuda II. Pasalnya, rumah yang menjadi tempat berkumpul serta menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah miliknya.
Rumah yang terletak di Jalan Kramat Raya ini, kini telah dijadikan Museum Sumpah Pemuda.
9. Kartosuwiryo
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo adalah satu di antara tokoh penting dalam Sumpah Pemuda. Kartosoewirjo juga menjadi pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia.
Pria kelahiran 7 Februari 1905 ini merupakan satu di antara anak Indonesia yang beruntung bisa mengenyam pendidikan Eropa waktu itu. Ia bersekolah di HIS (Holland Inlandsche School) di Rembang.
Sekolah tersebut merupakan sekolah elite, khusus anak-anak Eropa dan Indonesia.
10. Johannes Leimena
Tokoh Sumpah Pemuda yang satu ini lahir di Ambon pada 1905. Dia seorang mahasiswa yang menjadi anggota panitia kongres.
Selain itu, ia juga menjadi ketua sekaligus perwakilan dari organisasi Jong Ambon. Johannes Leimena cukup aktif di perpolitikan Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Dia pernah menjadi ketua umum Partai Kristen Indonesia (Parkindo) mulai tahun 1950 hingga 1957.
Semoga Membantu Ya.