alfiansaputra53(Teruntuk SD Negeri Bung dan SD Inpres Bung Makassar)
sedih hati saya, Ibu...
saat menatap gedung itu
sekolah teduh pohon menghijau
disanjung para murid dan guru-guru
dipaksa pindah ke rawa-rawa
yang katanya tanahnya milik warga
gelisah hati saya, Ibu...
pemilik tanah ternyata bergelar haji
tapi hanya peduli perut sendiri
tak sudi berbakti demi pertiwi
tak peduli pendidikan anak negeri
sakit hati saya, Ibu...
betapa mereka tega
memindah paksa gedung sekolah
tergiur surga dunia
memandang sebelah mata amal jariah
bukankah mereka telah melangkah
ke Mekah Al-Mukarramah??
Pelan-pelan Sang Ibu menenangkan:
”Sudah, anakku. Jangan pikirkan itu, bukan urusanmu. Itu urusan mereka yang bertahta, yang tak bisa apa-apa. Yang mesti kau pikirkan, bagaimana kita mengemis lagi hari ini.”
sedih hati saya, Ibu...
saat menatap gedung itu
sekolah teduh pohon menghijau
disanjung para murid dan guru-guru
dipaksa pindah ke rawa-rawa
yang katanya tanahnya milik warga
gelisah hati saya, Ibu...
pemilik tanah ternyata bergelar haji
tapi hanya peduli perut sendiri
tak sudi berbakti demi pertiwi
tak peduli pendidikan anak negeri
sakit hati saya, Ibu...
betapa mereka tega
memindah paksa gedung sekolah
tergiur surga dunia
memandang sebelah mata amal jariah
bukankah mereka telah melangkah
ke Mekah Al-Mukarramah??
Pelan-pelan Sang Ibu menenangkan:
”Sudah, anakku. Jangan pikirkan itu, bukan urusanmu. Itu urusan mereka yang bertahta, yang tak bisa apa-apa. Yang mesti kau pikirkan, bagaimana kita mengemis lagi hari ini.”
Makassar, Juli 2010