Dalam surah Ad Dhuha ini Allah SWT bersumpah untuk tidak meninggalkan dan membenci Rasulullah SAW. Kesaksian Allah tersebut memiliki arti bahwa Dia sangat menyayangi Rasulullah SAW.
Bacaan, Arti, dan Tafsir Surah Adh Dhuha
Penjelasan lengkap mengenai rasa sayang Allah SWT terhadap Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya, dapat dipahami melalui tafsir surat Adh Dhuha berikut ini.
Ayat 1 - 2
وَٱلضُّحَىٰ
Arab-Latin: waḍ-ḍuḥā
Artinya: 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
wal-laili iżā sajā
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Waktu dhuha Allah adalah saat badan dan pikiran manusia masih segar setelah bangun dari tidur. Oleh karena itu, waktu dhuha menjadi kesempatan baik untuk mengerjakan ibadah salah satunya salat dhuha.
Adapun sumpah atas waktu malam menjadi pengingat bagi manusia untuk lekas beristirahat agar keesokkan harinya dapat melakukan aktivitas secara maksimal. Namun hal ini bukan berarti manusia bisa tidur hingga keesokan harinya, tetapi dianjurkan untuk bangun di sepertiga malam kemudian melakukan tahajud.
Tafsir Ayat 3
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.
Pada ayat ke-3 Allah bersumpah tidak akan meninggalkan Rasulullah SAW. Ayat ini pun menjadi jawaban atas kabar tidak benar yang disampaikan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW jika Allah ia ditinggalkan Tuhannya.
Tafsir Ayat 4
وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa akhir perjuangan dari Rasulullah SAW akan menuai kemenangan setelah sebelumnya beliau harus berdarah-darah dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya.
Tafsir Ayat 5
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ
wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
Ayat ke-5 ini menjelaskan balasan yang akan diterima Rasulullah SAW setelah perjuangannya selesai yakni dengan diberikannya anugerah martabat yang tinggi, kesempurnaan jiwa, kebesaran pribadi, ilmu dunia dan akhirat, pengetahuan umat-umat terdahulu dan masih banyak lagi.
Tafsir Ayat 6
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
a lam yajidka yatīman fa āwā
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
Ayat ini merupakan penjelasan lanjutan dari ayat sebelumnya bahwa karunia Allah terhadap Rasulullah SAW selalu ada sejak ia ditinggalkan oleh ayahnya (yatim) dan selalu ada dalam pemeliharaan Allah SWT.
Tafsir Ayat 7
وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ
wa wajadaka ḍāllan fa hadā
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Sejak muda, Rasulullah tidak suka dengan kaum Quraisy yang menyembah berhala sehingga beliau selalu bingung dan mencoba untuk berkhalwat di gua Hira agar mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Tafsir Ayat 8
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Rasulullah memang miskin harta, namun beliau memiliki kekayaan atas budi dan hatinya. Namun saat dewasa, beliau mendapat karunia berjodoh dengan Siti Khadijah yang kaya raya dan merupakan istri yang sangat beliau sayangi.
Tafsir Ayat 9
فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
fa ammal-yatīma fa lā taq-har
9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
Ayat ini menjadi refleksi bagi Rasulullah SAW yang juga merupakan seorang yatim, sehingga beliau selalu memuliakan anak-anak yatim terlebih yang orang tuanya gugur saat berjihad.
وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har
10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
Ayat ini menjadi perintah bagi seseorang untuk tidak benci dan kesal kepada seseorang yang mengemis ataupun yang tidak memiliki pengetahuan terhadap sesuatu. Jika bertemu orang yang demikian, maka bantulah dengan bersedekah dan beri tahu ilmu apa yang dia tidak pahami.
Tafsir Ayat 11
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Arab-Latin: wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Artinya: 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
Ayat terakhir surat Adh Dhuha ini adalah pengingat untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena Dia telah memberi banyak kekayaan dan karunia kepada hamba-Nya.
Jawaban:
Dalam surah Ad Dhuha ini Allah SWT bersumpah untuk tidak meninggalkan dan membenci Rasulullah SAW. Kesaksian Allah tersebut memiliki arti bahwa Dia sangat menyayangi Rasulullah SAW.
Bacaan, Arti, dan Tafsir Surah Adh Dhuha
Penjelasan lengkap mengenai rasa sayang Allah SWT terhadap Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya, dapat dipahami melalui tafsir surat Adh Dhuha berikut ini.
Ayat 1 - 2
وَٱلضُّحَىٰ
Arab-Latin: waḍ-ḍuḥā
Artinya: 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
wal-laili iżā sajā
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Waktu dhuha Allah adalah saat badan dan pikiran manusia masih segar setelah bangun dari tidur. Oleh karena itu, waktu dhuha menjadi kesempatan baik untuk mengerjakan ibadah salah satunya salat dhuha.
Adapun sumpah atas waktu malam menjadi pengingat bagi manusia untuk lekas beristirahat agar keesokkan harinya dapat melakukan aktivitas secara maksimal. Namun hal ini bukan berarti manusia bisa tidur hingga keesokan harinya, tetapi dianjurkan untuk bangun di sepertiga malam kemudian melakukan tahajud.
Tafsir Ayat 3
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.
Pada ayat ke-3 Allah bersumpah tidak akan meninggalkan Rasulullah SAW. Ayat ini pun menjadi jawaban atas kabar tidak benar yang disampaikan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW jika Allah ia ditinggalkan Tuhannya.
Tafsir Ayat 4
وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa akhir perjuangan dari Rasulullah SAW akan menuai kemenangan setelah sebelumnya beliau harus berdarah-darah dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya.
Tafsir Ayat 5
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ
wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
Ayat ke-5 ini menjelaskan balasan yang akan diterima Rasulullah SAW setelah perjuangannya selesai yakni dengan diberikannya anugerah martabat yang tinggi, kesempurnaan jiwa, kebesaran pribadi, ilmu dunia dan akhirat, pengetahuan umat-umat terdahulu dan masih banyak lagi.
Tafsir Ayat 6
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
a lam yajidka yatīman fa āwā
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
Ayat ini merupakan penjelasan lanjutan dari ayat sebelumnya bahwa karunia Allah terhadap Rasulullah SAW selalu ada sejak ia ditinggalkan oleh ayahnya (yatim) dan selalu ada dalam pemeliharaan Allah SWT.
Tafsir Ayat 7
وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ
wa wajadaka ḍāllan fa hadā
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Sejak muda, Rasulullah tidak suka dengan kaum Quraisy yang menyembah berhala sehingga beliau selalu bingung dan mencoba untuk berkhalwat di gua Hira agar mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Tafsir Ayat 8
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Rasulullah memang miskin harta, namun beliau memiliki kekayaan atas budi dan hatinya. Namun saat dewasa, beliau mendapat karunia berjodoh dengan Siti Khadijah yang kaya raya dan merupakan istri yang sangat beliau sayangi.
Tafsir Ayat 9
فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
fa ammal-yatīma fa lā taq-har
9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
Ayat ini menjadi refleksi bagi Rasulullah SAW yang juga merupakan seorang yatim, sehingga beliau selalu memuliakan anak-anak yatim terlebih yang orang tuanya gugur saat berjihad.
وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har
10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
Ayat ini menjadi perintah bagi seseorang untuk tidak benci dan kesal kepada seseorang yang mengemis ataupun yang tidak memiliki pengetahuan terhadap sesuatu. Jika bertemu orang yang demikian, maka bantulah dengan bersedekah dan beri tahu ilmu apa yang dia tidak pahami.
Tafsir Ayat 11
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Arab-Latin: wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Artinya: 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
Ayat terakhir surat Adh Dhuha ini adalah pengingat untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena Dia telah memberi banyak kekayaan dan karunia kepada hamba-Nya.