Sumber : ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10260851
Penjelasan:
Tinjauan ini melihat faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk mulai berbelanja online, jenis produk yang biasa dibeli, belanja impulsif, informasi gizi pada produk, dan upaya mengatasi permasalahan akses pangan di perkotaan dan pedesaan.
**Motivasi untuk adopsi:
**Studi ini menunjukkan bahwa kenyamanan dan penghematan waktu adalah alasan utama orang melakukan belanja bahan makanan online. Selain itu, peristiwa kehidupan, seperti merawat anggota keluarga yang sakit atau pindah rumah, juga menjadi sumber motivasi. Kemampuan untuk menghindari keramaian di supermarket dan melakukan tugas lain saat berbelanja online juga merupakan nilai tambah.
**Jenis makanan yang dibeli:
**Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat cenderung enggan membeli produk segar secara online dan lebih memilih membeli produk segar yang mudah rusak di toko. Namun, produk seperti deterjen, popok, dan perlengkapan rumah tangga lainnya sering kali dibeli secara online. Menggunakan daftar “favorit” juga membantu pelanggan saat berbelanja online.
**Pembelian dadakan:
**Hasil menunjukkan bahwa belanja impulsif lebih jarang terjadi saat berbelanja bahan makanan secara online dibandingkan saat berbelanja di toko. Beberapa peserta berpendapat positif bahwa belanja online dapat membantu menghindari pembelian impulsif yang sering terjadi saat berbelanja di toko fisik.
**Informasi nutrisi produk:
**Meskipun informasi nutrisi tersedia, penelitian menyoroti bahwa hal ini sering kali bukan fokus utama saat berbelanja bahan makanan secara online. Diperlukan upaya lebih untuk mendorong konsumen agar lebih memperhatikan informasi nutrisi dan bahan-bahan produk saat berbelanja online.
**Mengatasi masalah akses pangan:
**Empat penelitian menguji kelayakan penggunaan belanja bahan makanan online sebagai solusi terhadap masalah akses pangan di wilayah perkotaan dan pedesaan. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pendekatan ini mungkin layak dilakukan, dengan beberapa kendala. Pentingnya toko online menerima bantuan makanan federal, jadwal pengiriman yang akurat yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dan memahami kekhawatiran terkait keamanan kelenjar transaksi keuangan online. Peningkatan akses ini dapat membantu kelompok berpenghasilan rendah dan populasi lanjut usia. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan tentang manfaat belanja bahan makanan online, termasuk perencanaan makan yang lebih baik dan berkurangnya pembelian impulsif. Namun, tantangan seperti kurangnya minat membeli produk segar secara online dan kurangnya minat terhadap informasi nutrisi di lingkungan belanja online masih ada.
Jawaban:
Sumber : ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10260851
Penjelasan:
Tinjauan ini melihat faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk mulai berbelanja online, jenis produk yang biasa dibeli, belanja impulsif, informasi gizi pada produk, dan upaya mengatasi permasalahan akses pangan di perkotaan dan pedesaan.
**Motivasi untuk adopsi:
**Studi ini menunjukkan bahwa kenyamanan dan penghematan waktu adalah alasan utama orang melakukan belanja bahan makanan online. Selain itu, peristiwa kehidupan, seperti merawat anggota keluarga yang sakit atau pindah rumah, juga menjadi sumber motivasi. Kemampuan untuk menghindari keramaian di supermarket dan melakukan tugas lain saat berbelanja online juga merupakan nilai tambah.
**Jenis makanan yang dibeli:
**Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat cenderung enggan membeli produk segar secara online dan lebih memilih membeli produk segar yang mudah rusak di toko. Namun, produk seperti deterjen, popok, dan perlengkapan rumah tangga lainnya sering kali dibeli secara online. Menggunakan daftar “favorit” juga membantu pelanggan saat berbelanja online.
**Pembelian dadakan:
**Hasil menunjukkan bahwa belanja impulsif lebih jarang terjadi saat berbelanja bahan makanan secara online dibandingkan saat berbelanja di toko. Beberapa peserta berpendapat positif bahwa belanja online dapat membantu menghindari pembelian impulsif yang sering terjadi saat berbelanja di toko fisik.
**Informasi nutrisi produk:
**Meskipun informasi nutrisi tersedia, penelitian menyoroti bahwa hal ini sering kali bukan fokus utama saat berbelanja bahan makanan secara online. Diperlukan upaya lebih untuk mendorong konsumen agar lebih memperhatikan informasi nutrisi dan bahan-bahan produk saat berbelanja online.
**Mengatasi masalah akses pangan:
**Empat penelitian menguji kelayakan penggunaan belanja bahan makanan online sebagai solusi terhadap masalah akses pangan di wilayah perkotaan dan pedesaan. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pendekatan ini mungkin layak dilakukan, dengan beberapa kendala. Pentingnya toko online menerima bantuan makanan federal, jadwal pengiriman yang akurat yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dan memahami kekhawatiran terkait keamanan kelenjar transaksi keuangan online. Peningkatan akses ini dapat membantu kelompok berpenghasilan rendah dan populasi lanjut usia. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan tentang manfaat belanja bahan makanan online, termasuk perencanaan makan yang lebih baik dan berkurangnya pembelian impulsif. Namun, tantangan seperti kurangnya minat membeli produk segar secara online dan kurangnya minat terhadap informasi nutrisi di lingkungan belanja online masih ada.