kau menginginkanku kau menafkakanku kau berjuang melawan panas terik demi perutku kau memandikan keringat demi aku tidak kekeringat dahaga nyawaku kau dahului dari nyawamu sendiri kau membuatku seolah-olah raja dalam atap yang berkarat ini kau mampu melawan disaat bosmu tidak membayar upahmu namun tak mampu membentak ketia aku meminta uang dengan paksa ayah ayah dan ayah sisaat seperti ini kau masi berjuang dinegri orang demi perut dan statusku sejuta budi budi ku hutang padamu kemarahanmu seolah-olah senyuman yang begitu indah yang pernah ku lihat bhakti mu membuat apa keganasan darahku tumbuh dalam motivasi-motivasi mewujudkan harapanmu kepadaku sinar yang menjadi gelap kelam menjadi sinar kau tetp ada dihati yang telah kau sumbangi darah ini air mata bukan jalan satu- satunya bagimu demi aku tersenyum demi mendengar tawakuku kau rela mebasuh mukamu dengan keringat kerasmu terima kasih ayah terima kasih ayah dan terima kasih ayah sekali lagi aku berhutang budi dan segalanya pada mu
kau menginginkanku
kau menafkakanku
kau berjuang melawan panas
terik demi perutku
kau memandikan keringat demi
aku tidak kekeringat dahaga
nyawaku kau dahului dari
nyawamu sendiri
kau membuatku seolah-olah raja
dalam atap yang berkarat ini
kau mampu melawan disaat
bosmu tidak membayar upahmu
namun tak mampu membentak
ketia aku meminta uang dengan
paksa
ayah
ayah
dan ayah
sisaat seperti ini kau masi
berjuang dinegri orang demi
perut dan statusku
sejuta budi budi ku hutang
padamu
kemarahanmu seolah-olah
senyuman yang begitu indah
yang pernah ku lihat
bhakti mu membuat apa
keganasan darahku tumbuh
dalam motivasi-motivasi
mewujudkan harapanmu
kepadaku
sinar yang menjadi gelap
kelam menjadi sinar kau tetp
ada dihati yang telah kau
sumbangi darah ini
air mata bukan jalan satu-
satunya bagimu demi aku
tersenyum
demi mendengar tawakuku kau
rela mebasuh mukamu dengan
keringat kerasmu
terima kasih ayah
terima kasih ayah
dan terima kasih ayah
sekali lagi aku berhutang budi
dan segalanya pada mu