Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
• Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
• Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
• Satu, dua, ... tiga!
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
• Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
• Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
• Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
• Kalau diundang, saya akan datang.
• Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
• Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Misalnya:
• Saya akan datang kalau diundang.
• Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
• Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
• Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
• Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Hati-hati, ya, jalannya licin!
• Nak, kapan selesai kuliahmu?
• Siapa namamu, Dik?
• Dia baik sekali, Bu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
• Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
• "Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia adalah makhluk
sosial."
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
• "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
• "Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
• "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
• Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
• Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
• Surabaya, 10 Mei 1960
• Tokyo, Jepang
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
• Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
• Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
• Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia
Timur. Ambon: Mutiara Beta.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
• Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 1950), hlm. 25.
• Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung:
Alumni, 1977), hlm. 12.
• W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
• B. Ratulangi, S.E.
• Ny. Khadijah, M.A.
• Bambang Irawan, M.Hum.
• Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Jawaban:A
Penjelasan:
Jawaban:
B
Penjelasan:
TANDA KOMA (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
• Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
• Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
• Satu, dua, ... tiga!
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
• Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
• Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
• Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
• Kalau diundang, saya akan datang.
• Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
• Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Misalnya:
• Saya akan datang kalau diundang.
• Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
• Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
• Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
• Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Hati-hati, ya, jalannya licin!
• Nak, kapan selesai kuliahmu?
• Siapa namamu, Dik?
• Dia baik sekali, Bu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
• Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
• "Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia adalah makhluk
sosial."
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
• "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
• "Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
• "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
• Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
• Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
• Surabaya, 10 Mei 1960
• Tokyo, Jepang
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
• Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
• Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
• Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia
Timur. Ambon: Mutiara Beta.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
• Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 1950), hlm. 25.
• Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung:
Alumni, 1977), hlm. 12.
• W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
• B. Ratulangi, S.E.
• Ny. Khadijah, M.A.
• Bambang Irawan, M.Hum.
• Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
• 12,5 m
• 27,3 kg
• Rp500,50
• Rp750,00