sandywidjayanaKabarIndonesia - SENTANI, Sebanyak 5000 bendera merah putih berukuran 50 X 70 Cm disiapkan pemerintah Kabupaten Jayapura menjelang peringatan HUT ke- 47 kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI, 1 Mei mendatang. Sebagian bendera telah dipasang di sepanjang jalan Kota Sentani hingga batas Kota Waena, Jayapura.
Menurut Ketua Panitia Peringatan 1 Mei, Buce D Batkorumbawa, SH, moment ini sangat berharga dan selalu diperingati setiap tahunnya di seluruh tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura.
“Untuk itu, tanggal 1 Mei akan diupayakan semeriah mungkin dengan menggelar berbagai kegiatan, termasuk menghiasasi kota Sentani dengan Bendera Merah Putih,” katanya, Selasa (27/4).
Melalui moment ini, dia mengajak semua komponen bangsa agar selalu menghargai jasa para pahlawannya. Buce juga mengajak semua anak-anak bangsa agar menghilangkan perbedaan yang kini masih nampak soal integrasi Papua ke NKRI. Sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Kibarkan+Merah-Putih+untuk+1+Mei&dn=2010042719451... Diposkan oleh Indonesia di 09.18 2 komentar: Link ke posting ini Makna 1 Mei Tidak Boleh Pudar Sabtu, 24 April 2010 03:04 WIB Sentani, (tvOne)
Makna 1 Mei kembalinya Irian Barat ke Pangkuang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak boleh pudar.
Pelaku sejarah Papua Ramses Ohee, di Sentani Ibukota Kabupaten Jayapura, Jumat mengatakan makna 1 Mei bagi masyarakat di Papua wajib diperingati karena sejarah mencatat mulai pada tahun 1963 Papua adalah sebagai dari NKRI. "Diibaratkan anak yang hilang orang Papua sudah kembali ke rumah orang tuanya setelah hilang sekian lama yang dicari dengan segala pengorbanan," katanya.
Dikatakannya, peringatan 1 Mei tidak boleh didiamkan begitu saja, harus diperingati dengan suka cita yang meriah karena Papua adalah bagian dari NKRI yang tidak boleh dipisahkan dengan cara apapun .
Di samping itu kata dia, untuk memberikan pemahaman bagi generasi muda bahwa 1 Mei kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI adalah momen tepat untuk membangkitkan semangat para pahlawan.
Sebagai sejarawan, ia menuntut semua pihak supaya buku 1 Mei dibagi keseluruh tanah Papua supaya generasi muda bisa membaca agar bisa mengenal siapa dia, bangsanya milik siapa. "Saya berharap semua masyarakat Papua bisa memahami makna 1 Mei mulai dari kota, distrik sampai di pedalaman," ujarnya
Di tempat yang sama Komandan Kodim 1701 Jayapura Letkol Inf. Imam Santosa, MA mengharapkan partisipasi masyarakat dalam peringatan 1 Mei. "Momen ini sangat penting untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan kita sekembalinya Papua ke pangkuan NKRI," katanya
0 votes Thanks 0
farhanahsasaSejarah Papua Barat atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Irian Jaya sebelum kemerdekaan Indonesia kurang dibahas dalam buku-buku sejarah nasional untuk sekolah dasar sampai menengah, sehingga banyak yang tidak mengetahuinya. Sejarah Papua Barat dalam hal hubungannya dengan bangsa-bangsa lain yang mendiami Kepulauan Nusantara sangat penting, karena apabila kita berbicara mengenai sejarah Indonesia, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas Papua, karena ternyata sejarah Papua semenjak wilayah tersebut dibicarakan dalam sejarah, selalu berkaitan dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara yang akhirnya secara bersama-sama membentuk Negara Indonesia. Sejarah Papua bagian barat dalam kaitannya sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah unik. Walaupun Papua “agak terlambat” diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari NKRI, namun sebenarnya sejak awal penduduk Papua sudah merupakan “keluarga besar” penduduk yang mendiami wilayah Nusantara yang kemudian bergabung dan membentuk Negara Indonesia. Pada masa kerajaan di wilayah Nusantara, Pemerintah Kerajaan Sriwijaya tercatat pernah mengirimkan burung-burung asli Papua yang waktu itu disebut Janggi kepada Pemerintah Kerajaan China. Dari beberapa nama masa lalu yang diberikan untuk Papua ini, tampak jelas bahwa sejak daerah ini di kenal sejarah, sudah ada hubungan yang amat erat antara wilayah ini dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara saat itu. Nama lain dari Papua pada masa lalu adalah “Samudranta“, yang menunjukkan bahwa daerah Papua telah di kenal oleh masyarakat pemakai bahasa Sansekerta yang bermukim di wilayah kepulauan Indonesia, baik dalam pengertian geo-politik maupun sosial ekonomi. dan budaya dalam arti luas. Ramandey menulis bahwa pada abad pertama Masehi pengaruh Hindu dan India telah tersebar di seluruh Nusantara saat itu dan tidak hanya terbatas di Jawa dan Sumatera saja tetapi juga menyebar sampai ke timur termasuk Papua. Mungkin saja yang disebut “Pulau Ujung Samudranta “ itu adalah Pulau Nieuw Guinea. Rupanya pelaut-pelaut India telah sampai kesini, karena terbukti dari catatan-catatan dari orang India yang menyebut Irian itu Samudranta, yang berarti pulau diujung lautan. Ada besar kemungkinan mereka sudah berlayar sampai di daerah ini.” Bila hal itu dihubungkan dengan Kerajaan Sriwijaya besar kemungkinan bahwa penamaan itu diberikan oleh kerajaan maritim itu, yang merupakan indikasi bahwa pulau Irian juga telah berada dibawah kontrol kekuasaannya. Pada abad ke-13 seorang musafir Cina bernama Chau Yu Kua menulis bahwa di Kepulauan Indonesia terdapat satu daerah bernama Tung-ki yang merupakan bagian dari suatu negara di Maluku. Tung-ki adalah nama Cina untuk Janggi atau Irian. Pada masa Kerajaan Majapahit (1293 – 1520), Kitab Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca juga secara eksplisit menyebutkan wilayah Papua sebagai bagian dari Kerajaan Majapahit. Setelah kedatangan bangsa Eropa, yaitu pada tahun 1660, sebuah perjanjian disepakati antara Tidore dan Ternate di bawah pengawasan Pemerintah Hindia Timur Belanda yang menyatakan bahwa semua wilayah Papua berada di wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Perjanjian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Pemerintah Belanda sebenarnya mengakui Papua sebagai bagian dari penduduk di kepulauan Nusantara.Peta Wilayah Asia Timur, Tenggara dan Selatan pada masa pemerintahan Hindia Belanda Sebelum Perang Dunia II, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Papua dan para penduduknya di bawah Provinsi Maluku dengan Ambon sebagai ibukota pemerintahan. Menyatunya Papua dengan wilayah lain di Nusantara dipertegas dengan peta Pemerintah Belanda tahun 1931 yang menunjukkan bahwa wilayah colonial Belanda membentang dari Sumatera di sebelah barat sampai Papua di sebelah Timur. Papua juga tidak pernah disebutkan terpisah dari Hindia Belanda. Fakta ini menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah, Papua merupakan bagian dari bangsa-bangsa di kepulauan Nusantara yang akhirnya membentuk Negara Indonesia. Peta wilayah Hindia Belanda Peta wilayah pendudukan Jepang Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan seluruh wilayah bekas Hindia Belanda menjadi Negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Menurut Ketua Panitia Peringatan 1 Mei, Buce D Batkorumbawa, SH, moment ini sangat berharga dan selalu diperingati setiap tahunnya di seluruh tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura.
“Untuk itu, tanggal 1 Mei akan diupayakan semeriah mungkin dengan menggelar berbagai kegiatan, termasuk menghiasasi kota Sentani dengan Bendera Merah Putih,” katanya, Selasa (27/4).
Melalui moment ini, dia mengajak semua komponen bangsa agar selalu menghargai jasa para pahlawannya. Buce juga mengajak semua anak-anak bangsa agar menghilangkan perbedaan yang kini masih nampak soal integrasi Papua ke NKRI.
Sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Kibarkan+Merah-Putih+untuk+1+Mei&dn=2010042719451... Diposkan oleh Indonesia di 09.18 2 komentar: Link ke posting ini Makna 1 Mei Tidak Boleh Pudar Sabtu, 24 April 2010 03:04 WIB Sentani, (tvOne)
Makna 1 Mei kembalinya Irian Barat ke Pangkuang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak boleh pudar.
Pelaku sejarah Papua Ramses Ohee, di Sentani Ibukota Kabupaten Jayapura, Jumat mengatakan makna 1 Mei bagi masyarakat di Papua wajib diperingati karena sejarah mencatat mulai pada tahun 1963 Papua adalah sebagai dari NKRI. "Diibaratkan anak yang hilang orang Papua sudah kembali ke rumah orang tuanya setelah hilang sekian lama yang dicari dengan segala pengorbanan," katanya.
Dikatakannya, peringatan 1 Mei tidak boleh didiamkan begitu saja, harus diperingati dengan suka cita yang meriah karena Papua adalah bagian dari NKRI yang tidak boleh dipisahkan dengan cara apapun .
Di samping itu kata dia, untuk memberikan pemahaman bagi generasi muda bahwa 1 Mei kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI adalah momen tepat untuk membangkitkan semangat para pahlawan.
Sebagai sejarawan, ia menuntut semua pihak supaya buku 1 Mei dibagi keseluruh tanah Papua supaya generasi muda bisa membaca agar bisa mengenal siapa dia, bangsanya milik siapa. "Saya berharap semua masyarakat Papua bisa memahami makna 1 Mei mulai dari kota, distrik sampai di pedalaman," ujarnya
Di tempat yang sama Komandan Kodim 1701 Jayapura Letkol Inf. Imam Santosa, MA mengharapkan partisipasi masyarakat dalam peringatan 1 Mei. "Momen ini sangat penting untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan kita sekembalinya Papua ke pangkuan NKRI," katanya
Sebelum Perang Dunia II, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Papua dan para penduduknya di bawah Provinsi Maluku dengan Ambon sebagai ibukota pemerintahan. Menyatunya Papua dengan wilayah lain di Nusantara dipertegas dengan peta Pemerintah Belanda tahun 1931 yang menunjukkan bahwa wilayah colonial Belanda membentang dari Sumatera di sebelah barat sampai Papua di sebelah Timur. Papua juga tidak pernah disebutkan terpisah dari Hindia Belanda. Fakta ini menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah, Papua merupakan bagian dari bangsa-bangsa di kepulauan Nusantara yang akhirnya membentuk Negara Indonesia. Peta wilayah Hindia Belanda
Peta wilayah pendudukan Jepang
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan seluruh wilayah bekas Hindia Belanda menjadi Negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.