Sriwijaya merupakan 3 kerajaan terbesar di wilayah Sumatra. Dua kerajaan yang lain adalah kerajaan Tulang Bawang dan kerajaan Melayu.
Kerajaan Srwijaya melewati dua masa dalam perkembangannya, yaitu:
1. Pada awal pertumbuhannya sebagian penduduknya hidup bertani dan berpusat
di muara sungai Kampar.
2. Pada masa pertumbuhannya Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan Maritim
dan Sriwijaya mampu menguasai tempat perdagangan baik nasional ataupun
Internasional. Juga menguasai jalur perdagangan antara lain pelayaran ke India
LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA
Dari prasasti dan peninggalan yang ditemukan dapat dirimpulkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya selalu berpindah-pindah. Mula-mula di Minangatmwan, sekitar Muara Takus di Riau lalu pindah ke Jambi kemudian ke Palembang.
KEJAYAAN SRWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8. Raja yang terbesar pada masa Sriwijaya adalah Balaputradewa. Sejak pemerintahan Darmasetu Sriwijaya membangun kerajaan menjadi besar. Dengan armada lautnya yang kuat Sriwijaya menguasai jalur perdagangan. Hal ini dikarenakan:
1. Leteknya strategis
2. Sriwijaya menguasai selat Malaka, Sunda, semenanjung Malaka dan tanah
genting sebagai pusat perdagangan.
4. Melimpahnya hasil bumi Sriwijaya ( rempah-rempah dan emas )
Kejayaan Srwijaya terlihat pada bidang:
1. Agama, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha Mahayana di kawasan
Asia Tenggara.
2. Ekonomi, Sriwijaya menguasai lalu lintas laut, antara lain pelayaran ke India
dan menguasai beberapa bandar di Malaya
3. Politik, Sriwijaya buka hanya kerajaan senusa artinya hanya menguasai satu
pulau melainkan negara antar nusa yang artinya menguasai beberapa pulau.
RAJA-RAJA SRIWIJAYA
Dari prasasti Nalanda ( India ) disebutkan bahawa raja Balaputradewa adalah cucu dari raja Sriwirawairimathana dari keluarga Sailendra. Ayahnya bernama Samaratungga yang kawin dengan Dewi Tara putri dari raja Darmasetu. Samaratungga memerintah tahun 824 M. Karena Balaputradewa perang dengan Rakai Pikatan memperebutkan tahta menggantikan Samaratungga dan dimenangkan oleh Rakai Pikatan lalu Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya lalu diangkat menjadi raja. Raja terakhir Sriwijaya adalah Marawijaya Tunggawarman.
MASA KERUNTUHAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Pada saat Sriwijaya diperintah oleh Marawijaya Tunggawarman putra dari Sri Sudamaniwarmadewa telah menjalin kerjasama dengan Kerajaan Colamandala India selatan, hubungan kerjasama itu memburuk dikarenakan karena raja Coalmandala yang iri melihat perkembangan Sriwijaya yang sangat pesat. Sriwijaya diserang oleh raja Rajendracola ( Colamandala ) pada tahun 1023 Raja Sriwijaya dapat ditahan. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor, Tanahkra, Tahang dll
2. Mundurnya perekonomian Sriwijaya karena bandar-bandar penting sudah
melepaskan diri
3. Berulang kali diserang oleh kerajaan Thailand yang mengarahkan kekuasaanya
ke arah selatan. Dan pengaruh kerajaan Singasari yang hubungan dengan
Kerajaan Melayu.
BUKTI-BUKTI ADANYA KERAJAAN SRIWIJAYA
a. Prasasti
1. Prasasti kedukan bukit ( 683 M )
Prasasti ini ditemukan di kedukan bukit di tepi sungai tatang dekat Palembang. Isinya menceritakan bahwa pada tahun 683 M ada seorang yang bernama Dapunta Hiyam mengadakan perjanjian suci dengan membawa 20.000 tentara, berangkat dari Minanggatamwan denagn naik perahu sedangkan tentara sebanyak 1312 lewat jalan darat. Datang di Melayu dan akhirnya kota Sriwijaya.
2. Prasasti Talang Tuo ( 684 M )
Prasasti ini ditemukan di Talang Tuo dekat Palembang. Isinya menyebutkan bahwa atas perintah Dapunta Hiyam telah dibuat taman yang disebut Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk. Disamping itu juga ada doa-doa yang bersifat Budha Mahayana.
3. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti ini ditemukan di Lampung selatan. Isinya menebutkan bahwa daerah Lampung selatan saat ini sudah di duduki Sriwijaya.
4. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini di temukan di Bangka. Isinya yaitu tentang permohonan kepada dewa agar menjaga keamanan dan keselamatan bagi kerajaan Sriwijaya. Dalam parasasti ini juga di jelaskan bahwa Sriwijaya berusaha keras memperluas kekuasaanya.
5. Prasasti Rajendracolah
Prasasti ini menceritakan masa keruntuhan Sriwijaya. Prasasti ini ada di India bagian selatan.
6. Prasasti Karang Berahi
Prasasti ini ditemukan di Jambi. Isinya hampir sama dengan Prasasti Kota Kapur.
b. Berita-berita
1. Berita Cina
Isinya bahwa pada tahun 671 M I-Tsing telah singgah di Sriwijaya dalam perjalanan ke India. Kemudian pada tahun 685 M ia datang lagi ke Sriwijaya untuk menterjemahkan kitab agama Budha. Jadi pada abad ke-7 M Sriwijaya telah berkembang menjadi pusat kegiatan agama Budha di Asia Tenggara.
2.Berita Chau-Yu-Kua
Isinya tentang masa keruntuhan Sriwijaya pada abad ke-12.
Sriwijaya merupakan 3 kerajaan terbesar di wilayah Sumatra. Dua kerajaan yang lain adalah kerajaan Tulang Bawang dan kerajaan Melayu.
Kerajaan Srwijaya melewati dua masa dalam perkembangannya, yaitu:
1. Pada awal pertumbuhannya sebagian penduduknya hidup bertani dan berpusat
di muara sungai Kampar.
2. Pada masa pertumbuhannya Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan Maritim
dan Sriwijaya mampu menguasai tempat perdagangan baik nasional ataupun
Internasional. Juga menguasai jalur perdagangan antara lain pelayaran ke India
LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA
Dari prasasti dan peninggalan yang ditemukan dapat dirimpulkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya selalu berpindah-pindah. Mula-mula di Minangatmwan, sekitar Muara Takus di Riau lalu pindah ke Jambi kemudian ke Palembang.
KEJAYAAN SRWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8. Raja yang terbesar pada masa Sriwijaya adalah Balaputradewa. Sejak pemerintahan Darmasetu Sriwijaya membangun kerajaan menjadi besar. Dengan armada lautnya yang kuat Sriwijaya menguasai jalur perdagangan. Hal ini dikarenakan:
1. Leteknya strategis
2. Sriwijaya menguasai selat Malaka, Sunda, semenanjung Malaka dan tanah
genting sebagai pusat perdagangan.
4. Melimpahnya hasil bumi Sriwijaya ( rempah-rempah dan emas )
Kejayaan Srwijaya terlihat pada bidang:
1. Agama, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha Mahayana di kawasan
Asia Tenggara.
2. Ekonomi, Sriwijaya menguasai lalu lintas laut, antara lain pelayaran ke India
dan menguasai beberapa bandar di Malaya
3. Politik, Sriwijaya buka hanya kerajaan senusa artinya hanya menguasai satu
pulau melainkan negara antar nusa yang artinya menguasai beberapa pulau.
RAJA-RAJA SRIWIJAYA
Dari prasasti Nalanda ( India ) disebutkan bahawa raja Balaputradewa adalah cucu dari raja Sriwirawairimathana dari keluarga Sailendra. Ayahnya bernama Samaratungga yang kawin dengan Dewi Tara putri dari raja Darmasetu. Samaratungga memerintah tahun 824 M. Karena Balaputradewa perang dengan Rakai Pikatan memperebutkan tahta menggantikan Samaratungga dan dimenangkan oleh Rakai Pikatan lalu Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya lalu diangkat menjadi raja. Raja terakhir Sriwijaya adalah Marawijaya Tunggawarman.
MASA KERUNTUHAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Pada saat Sriwijaya diperintah oleh Marawijaya Tunggawarman putra dari Sri Sudamaniwarmadewa telah menjalin kerjasama dengan Kerajaan Colamandala India selatan, hubungan kerjasama itu memburuk dikarenakan karena raja Coalmandala yang iri melihat perkembangan Sriwijaya yang sangat pesat. Sriwijaya diserang oleh raja Rajendracola ( Colamandala ) pada tahun 1023 Raja Sriwijaya dapat ditahan. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor, Tanahkra, Tahang dll
2. Mundurnya perekonomian Sriwijaya karena bandar-bandar penting sudah
melepaskan diri
3. Berulang kali diserang oleh kerajaan Thailand yang mengarahkan kekuasaanya
ke arah selatan. Dan pengaruh kerajaan Singasari yang hubungan dengan
Kerajaan Melayu.
BUKTI-BUKTI ADANYA KERAJAAN SRIWIJAYA
a. Prasasti
1. Prasasti kedukan bukit ( 683 M )
Prasasti ini ditemukan di kedukan bukit di tepi sungai tatang dekat Palembang. Isinya menceritakan bahwa pada tahun 683 M ada seorang yang bernama Dapunta Hiyam mengadakan perjanjian suci dengan membawa 20.000 tentara, berangkat dari Minanggatamwan denagn naik perahu sedangkan tentara sebanyak 1312 lewat jalan darat. Datang di Melayu dan akhirnya kota Sriwijaya.
2. Prasasti Talang Tuo ( 684 M )
Prasasti ini ditemukan di Talang Tuo dekat Palembang. Isinya menyebutkan bahwa atas perintah Dapunta Hiyam telah dibuat taman yang disebut Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk. Disamping itu juga ada doa-doa yang bersifat Budha Mahayana.
3. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti ini ditemukan di Lampung selatan. Isinya menebutkan bahwa daerah Lampung selatan saat ini sudah di duduki Sriwijaya.
4. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini di temukan di Bangka. Isinya yaitu tentang permohonan kepada dewa agar menjaga keamanan dan keselamatan bagi kerajaan Sriwijaya. Dalam parasasti ini juga di jelaskan bahwa Sriwijaya berusaha keras memperluas kekuasaanya.
5. Prasasti Rajendracolah
Prasasti ini menceritakan masa keruntuhan Sriwijaya. Prasasti ini ada di India bagian selatan.
6. Prasasti Karang Berahi
Prasasti ini ditemukan di Jambi. Isinya hampir sama dengan Prasasti Kota Kapur.
b. Berita-berita
1. Berita Cina
Isinya bahwa pada tahun 671 M I-Tsing telah singgah di Sriwijaya dalam perjalanan ke India. Kemudian pada tahun 685 M ia datang lagi ke Sriwijaya untuk menterjemahkan kitab agama Budha. Jadi pada abad ke-7 M Sriwijaya telah berkembang menjadi pusat kegiatan agama Budha di Asia Tenggara.
2.Berita Chau-Yu-Kua
Isinya tentang masa keruntuhan Sriwijaya pada abad ke-12.
maaf ya kalau salah