altithoaprilian
1. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. 2. Ir. Soekarno (Indonesia), Joseph Bros Tito (Yugoslavia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Kwame Nkrumah (Ghana). 4. Karena adanya gerakan untuk menggabungkan semua wilayah melayu untuk menjadi Negara Malaysia, hal itu dipelopori oleh Inggris, yang menyebabkan Presiden Soekarno menolak dan ingin menggagalkan karena itu cara melangsungkan kekuasaan kolonialisme dan imperialisme. 5. Indonesia keluar dari PBB 7 Januari 1965. Karena malaysia diterima sbg anggota PBB, sedangkan saat itu indonesia sedang konfrontasi dengan malaysia.
Pemerintah Soekarno menganggap PBB telah menjadi boneka Imperaliasme dan neo-kolonialisme Amerika dan sekutunya. Anggapan ini terjadi setelah Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Presiden Soekarno melihat PBB hanya menjadi boneka. Banyak negara anggota hanya diam dan pasrah.
Bung Karno berkata, "PBB dalam susunannya yang sekarang tidak mungkin dipertahankan lagi. Dengan menguntungkan Taiwan dan merugikan RRC (waktu itu Cina diwakili oleh Taiwan), menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab, PBB nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa,”
2. Ir. Soekarno (Indonesia), Joseph Bros Tito (Yugoslavia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Kwame Nkrumah (Ghana).
4. Karena adanya gerakan untuk menggabungkan semua wilayah melayu untuk menjadi Negara Malaysia, hal itu dipelopori oleh Inggris, yang menyebabkan Presiden Soekarno menolak dan ingin menggagalkan karena itu cara melangsungkan kekuasaan kolonialisme dan imperialisme.
5.
Indonesia keluar dari PBB 7 Januari 1965. Karena malaysia diterima sbg anggota PBB, sedangkan saat itu indonesia sedang konfrontasi dengan malaysia.
Pemerintah Soekarno menganggap PBB telah menjadi boneka Imperaliasme dan neo-kolonialisme Amerika dan sekutunya. Anggapan ini terjadi setelah Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Presiden Soekarno melihat PBB hanya menjadi boneka. Banyak negara anggota hanya diam dan pasrah.
Bung Karno berkata, "PBB dalam susunannya yang sekarang tidak mungkin dipertahankan lagi. Dengan menguntungkan Taiwan dan merugikan RRC (waktu itu Cina diwakili oleh Taiwan), menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab, PBB nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa,”
Semoga membantu..