Di suatu sore, Adam berjalan - jalan di kebun milik Pamannya. Tiba-tiba, ia takjub melihat sebuah pohon mangga yang tinggi sekali. Ia berpikir, bahwa ia ingin sekali memiliki sebuah pohon mangga yang ingin ditanamnya di pekarangan belakang rumahnya. Setelah melihat - lihat, ia pun menemui pamannya yang sedang menyiapkan Polibag. Adam kemudian bertanya " Paman, bagaimana sih cara mendapatkan bibit pohon mangga ". Pamannya menjawab " Pergilah ke toko bunga, pasti kamu akan menemukan apa yang kamu cari itu ". Dengan ceria, Adam segera meluncurkan sepedanya menuju toko bunga. Namun ia teringat bahwa dirinya tidak memiliki cukup uang untuk membeli sekantung bibit pohon mangga. Akhirnya ia pulang dan mengambil beberapa lembar uang.
Setelah tiba di toko bunga, Adam segera menemui seorang pelayan toko. " Maaf mas, apa ada bibit pohon mangga ? " Tanya Adam. " Oh,ada. Ini tepat di sebelah kanan mu " kata pelayan itu. Adam pun segera mengambil sekantung bibit tersebut. " Berapa harganya ? " tanya Adam. " Rp.15000 ". jawab si pelayan. Setelah membayar, Adam segera pulang ke rumah pamannya.
Keesokan hari nya, Adam segera menyiapkan sebuah gundukan tanah dan sekantung bibit mangga tersebut. Namun, ia tidak tahu prosedur menanam pohon mangga yang tepat. Akhirnya, ia segera menelepon pamannya untuk datang ke rumah mengajari Adam menanam pohon. Tetapi, pamannya sedang pergi ke luar kota. Kemudian, ia mengubungi ayahnya yang bekerja. Tetapi, ayahnya tidak bersedia menemui Adam, karena ayahnya sedang ada tugas penting. Akhirnya Adam hanya duduk termenung di pinggiran gundukan tanah tersebut.
Tak berselang lama, datanglah Pakdhe Jono. Ia bingung melihat Adam duduk melamun di tanah sendirian dan kemudian menghampirinya. Adam kaget begitu melihat pakdhenya datang secara tiba-tiba.
Setelah mendengarkan kalimat yang disampaikan Adam, barulah Pakdhenya mengerti masalah yang dihadapi Adam. Kemudian pakdhenya membimbing Adam menanam pohon Mangga itu. Adam mengikutinya dengan antusias. Setelah sekian lama, Adam dan Pakdhenya puas dengan hasil yang mereka kerjakan bersama - sama.
Setelah 4 bulan berlalu, pohon mangga milik Adam kini bertambah besar. Adam pun sangat puas dengan hasil yang dikerjakannya bersama Pakdhenya. Ia pun segera menelepon Pakdhe nya untuk mengucapkan rasa terima kasih nya.
Di suatu sore, Adam berjalan - jalan di kebun milik Pamannya. Tiba-tiba, ia takjub melihat sebuah pohon mangga yang tinggi sekali. Ia berpikir, bahwa ia ingin sekali memiliki sebuah pohon mangga yang ingin ditanamnya di pekarangan belakang rumahnya. Setelah melihat - lihat, ia pun menemui pamannya yang sedang menyiapkan Polibag. Adam kemudian bertanya " Paman, bagaimana sih cara mendapatkan bibit pohon mangga ". Pamannya menjawab " Pergilah ke toko bunga, pasti kamu akan menemukan apa yang kamu cari itu ". Dengan ceria, Adam segera meluncurkan sepedanya menuju toko bunga. Namun ia teringat bahwa dirinya tidak memiliki cukup uang untuk membeli sekantung bibit pohon mangga. Akhirnya ia pulang dan mengambil beberapa lembar uang.
Setelah tiba di toko bunga, Adam segera menemui seorang pelayan toko. " Maaf mas, apa ada bibit pohon mangga ? " Tanya Adam. " Oh,ada. Ini tepat di sebelah kanan mu " kata pelayan itu. Adam pun segera mengambil sekantung bibit tersebut. " Berapa harganya ? " tanya Adam. " Rp.15000 ". jawab si pelayan. Setelah membayar, Adam segera pulang ke rumah pamannya.
Keesokan hari nya, Adam segera menyiapkan sebuah gundukan tanah dan sekantung bibit mangga tersebut. Namun, ia tidak tahu prosedur menanam pohon mangga yang tepat. Akhirnya, ia segera menelepon pamannya untuk datang ke rumah mengajari Adam menanam pohon. Tetapi, pamannya sedang pergi ke luar kota. Kemudian, ia mengubungi ayahnya yang bekerja. Tetapi, ayahnya tidak bersedia menemui Adam, karena ayahnya sedang ada tugas penting. Akhirnya Adam hanya duduk termenung di pinggiran gundukan tanah tersebut.
Tak berselang lama, datanglah Pakdhe Jono. Ia bingung melihat Adam duduk melamun di tanah sendirian dan kemudian menghampirinya. Adam kaget begitu melihat pakdhenya datang secara tiba-tiba.
Setelah mendengarkan kalimat yang disampaikan Adam, barulah Pakdhenya mengerti masalah yang dihadapi Adam. Kemudian pakdhenya membimbing Adam menanam pohon Mangga itu. Adam mengikutinya dengan antusias. Setelah sekian lama, Adam dan Pakdhenya puas dengan hasil yang mereka kerjakan bersama - sama.
Setelah 4 bulan berlalu, pohon mangga milik Adam kini bertambah besar. Adam pun sangat puas dengan hasil yang dikerjakannya bersama Pakdhenya. Ia pun segera menelepon Pakdhe nya untuk mengucapkan rasa terima kasih nya.
TAMAT