Home Majalah Edisi 091 s.d. 100 Asy Syariah Edisi 096
Al-Qayyum
Oleh admin 19/05/2015
Al-Qayyum
Al Qayyum
1
DIBAGIKAN
Al Qayyum
Al-Qayyum adalah salah satu dari al-Asma’ul Husna. Bahkan nama ini adalah salah satu Asma’ul Husna yang teragung dari nama-nama-Nya, yaitu ketika nama ini bergabung dengan nama Allah al-Hayyu. As-Sa’di rahimahullah menerangkan, “Sebagian ulama peneliti menerangkan bahwa sesungguhnya keduanya adalah al-ismul a’zham yang bila Allah ‘azza wa jalla diseru dengan menyebutnya Dia akan mengijabahi, bila dimohon dengan menyebut nama itu, maka Ia akan memberi.”
Allah ‘azza wa jalla telah menyebut nama-Nya ini dalam tiga ayat dalam al-Qur’an, ketiganya bergandengan dengan nama Allah al-Hayyu. Nama tersebut juga ada dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana akan kami sebutkan.
Asy-Syaikh al-Harras menjelaskan bahwa di antara al-Asma’ul Husna itu adalah al-Qayyum, itu adalah bentuk mubalaghah dari kata Qa’im (bentuk kata yang memberi arti yang lebih dalam sifat tersebut). Al-Qayyum memiliki dua makna:
Pertama, Dia yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan seluruh makhluk, sehingga tidak butuh sesuatu pun, baik dalam hal adanya maupun dalam hal eksistensinya. Demikian pula dalam sifat kesempurnaan-Nya dan perbuatan yang muncul dari-Nya. Karena ketidakbutuhan-Nya bersifat dzati (terkait langsung dengan Dzat Allah ‘azza wa jalla) sebagaimana kami telah terangkan, maka Dia tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh.
Kedua, Dialah yang selalu mengatur mahluk-Nya. Seluruh yang ada di alam ini membutuhkan-Nya, dengan rasa butuh yang dzati (terkait langsung dengan dzat makhluk tersebut), tidak mungkin tidak, walau sesaat saja.
Maka dari itu, makhluk butuh kepada-Nya dalam hal keberadaannya, Allah ‘azza wa jalla lah yang memberikan kepadanya sebab-sebab eksistensinya tidak ada sesuatu pun dalam alam ini seluruhnya kecuali dalam bantuan-Nya.
Dengan demikian, Dia selalu mengatur dan memerhatikan urusan makhluk-Nya, tidak mungkin Dia lalai sesaat pun dari mengawasi mereka, kalau tidak demikian maka akan kacau aturan alam dan akan hancur tonggak-tonggaknya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
Katakanlah, “Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?” Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Rabb mereka. (al-Anbiya:42)
kemudian berfirman,
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Fathir: 41)
Jadi sifat Allah ‘azza wa jalla yang satu ini, di antara sifat-sifat-Nya yang lain yaitu sebagai al-Qayyum, memiliki urusan yang besar sebagaimana besar-Nya Pemilik sifat ini, yang sifat ini dengan maknanya yang pertama mengandung kesempurnaan ketidakbutuhan-Nya dan kebesaran-Nya. Dengan makna yang kedua, mengandung seluruh sifat kesempurnaan dalam perbuatan-Nya yang tidak ada kesempurnaan bagi-Nya kecuali dengan sifat Al-Qayyum.
Di antara asma-Nya yang Mahaindah juga adalah al-Hayyu, Yang Mahahidup, dan nama al-Hayyu telah beriringan dengan nama-Nya al-Qayyum di tiga tempat dalam al-Qur’an:
Ayat kursi dalam surat al-Baqarah ayat 255,
“Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”
Awal surat Ali Imran ayat 1-2,
“Alif lam mim. Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia. Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.”
Surat Thaha ayat 111,
“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Rabb yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.”
Al qayyum
Majalah Asy Syariah
Home Majalah Edisi 091 s.d. 100 Asy Syariah Edisi 096
Al-Qayyum
Oleh admin 19/05/2015
Al-Qayyum
Al Qayyum
1
DIBAGIKAN
Al Qayyum
Al-Qayyum adalah salah satu dari al-Asma’ul Husna. Bahkan nama ini adalah salah satu Asma’ul Husna yang teragung dari nama-nama-Nya, yaitu ketika nama ini bergabung dengan nama Allah al-Hayyu. As-Sa’di rahimahullah menerangkan, “Sebagian ulama peneliti menerangkan bahwa sesungguhnya keduanya adalah al-ismul a’zham yang bila Allah ‘azza wa jalla diseru dengan menyebutnya Dia akan mengijabahi, bila dimohon dengan menyebut nama itu, maka Ia akan memberi.”
Allah ‘azza wa jalla telah menyebut nama-Nya ini dalam tiga ayat dalam al-Qur’an, ketiganya bergandengan dengan nama Allah al-Hayyu. Nama tersebut juga ada dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana akan kami sebutkan.
Asy-Syaikh al-Harras menjelaskan bahwa di antara al-Asma’ul Husna itu adalah al-Qayyum, itu adalah bentuk mubalaghah dari kata Qa’im (bentuk kata yang memberi arti yang lebih dalam sifat tersebut). Al-Qayyum memiliki dua makna:
Pertama, Dia yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan seluruh makhluk, sehingga tidak butuh sesuatu pun, baik dalam hal adanya maupun dalam hal eksistensinya. Demikian pula dalam sifat kesempurnaan-Nya dan perbuatan yang muncul dari-Nya. Karena ketidakbutuhan-Nya bersifat dzati (terkait langsung dengan Dzat Allah ‘azza wa jalla) sebagaimana kami telah terangkan, maka Dia tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh.
Kedua, Dialah yang selalu mengatur mahluk-Nya. Seluruh yang ada di alam ini membutuhkan-Nya, dengan rasa butuh yang dzati (terkait langsung dengan dzat makhluk tersebut), tidak mungkin tidak, walau sesaat saja.
Maka dari itu, makhluk butuh kepada-Nya dalam hal keberadaannya, Allah ‘azza wa jalla lah yang memberikan kepadanya sebab-sebab eksistensinya tidak ada sesuatu pun dalam alam ini seluruhnya kecuali dalam bantuan-Nya.
Dengan demikian, Dia selalu mengatur dan memerhatikan urusan makhluk-Nya, tidak mungkin Dia lalai sesaat pun dari mengawasi mereka, kalau tidak demikian maka akan kacau aturan alam dan akan hancur tonggak-tonggaknya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
Katakanlah, “Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?” Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Rabb mereka. (al-Anbiya:42)
kemudian berfirman,
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Fathir: 41)
Jadi sifat Allah ‘azza wa jalla yang satu ini, di antara sifat-sifat-Nya yang lain yaitu sebagai al-Qayyum, memiliki urusan yang besar sebagaimana besar-Nya Pemilik sifat ini, yang sifat ini dengan maknanya yang pertama mengandung kesempurnaan ketidakbutuhan-Nya dan kebesaran-Nya. Dengan makna yang kedua, mengandung seluruh sifat kesempurnaan dalam perbuatan-Nya yang tidak ada kesempurnaan bagi-Nya kecuali dengan sifat Al-Qayyum.
Di antara asma-Nya yang Mahaindah juga adalah al-Hayyu, Yang Mahahidup, dan nama al-Hayyu telah beriringan dengan nama-Nya al-Qayyum di tiga tempat dalam al-Qur’an:
Ayat kursi dalam surat al-Baqarah ayat 255,
“Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”
Awal surat Ali Imran ayat 1-2,
“Alif lam mim. Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia. Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.”
Surat Thaha ayat 111,
“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Rabb yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.”
Al Qayyum : Q.S. Ali-Imran Ayat 2
Al Hayyu : Q.S. Al-Furqan Ayat 58