Ibu saya pernah berjanji, akan mengajak saya ke Bali bila saya bisa masuk ke SMP negeri. Tetapi saya tidak pernah memaksa ibu saya untuk menepati janjinya karena saya tahu, ibu saya harus membanting tulang sendiri untuk memenuhi kebutuhan kami.
Hingga akhirnya sekolah saya mengadakan study tour ke Bali. Ibu saya sangat senang dan berkata bahwa ibu saya akan menyusul saya dan mengajak saya ke Lombok usai study tour.
Dan seperti janji ibu saya, Ia menjemput saya di penginapan di Kuta dan menginap semalam di rumah teman ibu saya semalam. Pagi-pagi sekali kami sudah menuju Pelabuhan Padangbai. Perlu perjalanan 4 jam menaiki ferry biasa. Kami menikmati pemandangan laut yang sangat luar biasa, karena pengalaman saya yang pertama kali menaiki kapal laut.
Sesampainya di Pelabuhan Lembar, kami naik angkutan umum menuju Senggigi. Ibu saya telah menyewa kamar hotel tepat di pinggir pantai. Kami menikmati matahari terbenam di Pantai Senggigi.
Keesokan harinya, kami pergi menuju ke Kampung Sade. Melihat-lihat rumah adat yang sangat unik dan tenunan rangrang yang dibuat sendiri oleh penduduk asli suku Sasak. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta. Ternyata di Lombok ada pula Pantai Kuta. Sungguh berbeda dengan Pantai Kuta di Bali. Pantai ini sangat sepi dan bersih. Pasirnya sangat bersih dan ombaknya sangat landai. Saya dan Ibu menyusuri pantai yang indah ini dari ujung ke ujung.
Sorenya ketika perjalanan pulang, kami mampir ke rumah makan khas Lombok. Ibu saya memesan Plecing Kangkung dan Ayam Taliwang. Sungguh pedasnya luar biasa. Tapi kami menikmatinya karena makanan tersebut sangat enak.
Pagi-pagi kami bersiap-siap untuk kembali ke Jogjakarta dengan bis. Karena uang ibu saya sudah habis, kami terpaksa mengacungkan ibu jari agar bisa menumpang bis hingga Surabaya. Dan perjalanan ini menghabiskan waktu 22 jam. Saya bersyukur memiliki ibu seperti ibu saya, meski kami hidup dalam kekurangan, beliau telah mengajarkan banyak cara untuk menikmati hidup.
Ibu saya pernah berjanji, akan mengajak saya ke Bali bila saya bisa masuk ke SMP negeri. Tetapi saya tidak pernah memaksa ibu saya untuk menepati janjinya karena saya tahu, ibu saya harus membanting tulang sendiri untuk memenuhi kebutuhan kami.
Hingga akhirnya sekolah saya mengadakan study tour ke Bali. Ibu saya sangat senang dan berkata bahwa ibu saya akan menyusul saya dan mengajak saya ke Lombok usai study tour.
Dan seperti janji ibu saya, Ia menjemput saya di penginapan di Kuta dan menginap semalam di rumah teman ibu saya semalam. Pagi-pagi sekali kami sudah menuju Pelabuhan Padangbai. Perlu perjalanan 4 jam menaiki ferry biasa. Kami menikmati pemandangan laut yang sangat luar biasa, karena pengalaman saya yang pertama kali menaiki kapal laut.
Sesampainya di Pelabuhan Lembar, kami naik angkutan umum menuju Senggigi. Ibu saya telah menyewa kamar hotel tepat di pinggir pantai. Kami menikmati matahari terbenam di Pantai Senggigi.
Keesokan harinya, kami pergi menuju ke Kampung Sade. Melihat-lihat rumah adat yang sangat unik dan tenunan rangrang yang dibuat sendiri oleh penduduk asli suku Sasak. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta. Ternyata di Lombok ada pula Pantai Kuta. Sungguh berbeda dengan Pantai Kuta di Bali. Pantai ini sangat sepi dan bersih. Pasirnya sangat bersih dan ombaknya sangat landai. Saya dan Ibu menyusuri pantai yang indah ini dari ujung ke ujung.
Sorenya ketika perjalanan pulang, kami mampir ke rumah makan khas Lombok. Ibu saya memesan Plecing Kangkung dan Ayam Taliwang. Sungguh pedasnya luar biasa. Tapi kami menikmatinya karena makanan tersebut sangat enak.
Pagi-pagi kami bersiap-siap untuk kembali ke Jogjakarta dengan bis. Karena uang ibu saya sudah habis, kami terpaksa mengacungkan ibu jari agar bisa menumpang bis hingga Surabaya. Dan perjalanan ini menghabiskan waktu 22 jam. Saya bersyukur memiliki ibu seperti ibu saya, meski kami hidup dalam kekurangan, beliau telah mengajarkan banyak cara untuk menikmati hidup.