August 2018 1 24 Report
Tolong carikan konjungsi, kohesi, dan kalimat simpleks dari ini






HUJAN ES

Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari
bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah memalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan diatas
freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun kearas yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator. Proses lain
yang dapat menyebabkan hujan adalah riming,
dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.



Hujan es disertai putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan, dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).




Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudra, lautan, sungai, dan danau. Jangan lupa tubuh kita ini juga mengandung banyak air. Air yang ada di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.





Kemudian uap uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Awan yang mengandung uap air tertiup angin ke tempat yang dingin, mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya kemudian jatuh sebagai hujan. Saat telah mengembun itu, sudah menjadi air lalu tertiup oleh angin thermis yang naik ke ketinggian dengan temperatur di bawah freezing point, embun tersebut lalu akan membeku menjadi es dan akan jatuh ke bawah. Karena ikatan antar molekul es selaku benda padat jauh lebih kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut lalu jatuh dalam bentuk yang tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah fenomena terjadinya hujan es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin atau sub tropis.





Oleh sebab itu hujan es jarang terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia, sebab angin thermis yang bertiup naik vertikal adanya terutama di daerah tropis dan sub tropis (Filiphina). Ini dikarenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari itu jarang bahkan jarang sekali di tempat kita mengalami hujan es ini.





makasih^^






More Questions From This User See All

Tolong carikan konjungsi, kohesi, dan kalimat simpleks dari ini HUJAN ESHujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah memalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan diatas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun kearas yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator. Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan, dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudra, lautan, sungai, dan danau. Jangan lupa tubuh kita ini juga mengandung banyak air. Air yang ada di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.Kemudian uap uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Awan yang mengandung uap air tertiup angin ke tempat yang dingin, mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya kemudian jatuh sebagai hujan. Saat telah mengembun itu, sudah menjadi air lalu tertiup oleh angin thermis yang naik ke ketinggian dengan temperatur di bawah freezing point, embun tersebut lalu akan membeku menjadi es dan akan jatuh ke bawah. Karena ikatan antar molekul es selaku benda padat jauh lebih kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut lalu jatuh dalam bentuk yang tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah fenomena terjadinya hujan es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin atau sub tropis.Oleh sebab itu hujan es jarang terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia, sebab angin thermis yang bertiup naik vertikal adanya terutama di daerah tropis dan sub tropis (Filiphina). Ini dikarenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari itu jarang bahkan jarang sekali di tempat kita mengalami hujan es ini.makasih^^
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.