Teks eksmplum adalah jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi.Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tatapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Contoh
Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Peristiwa ini sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia dan rutin menyapa beberapa daerah setiap tahunnya. Selain memang karena Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, tak jarang banjir disebabkan oleh kelalaian dan kecerobohan manusia seperti yang dialami penduduk kampung Anggrek berikut ini.
Kampung Anggrek adalah sebuah kampung kecil di kaki Gunung Rajawali. Letaknya yang strategis membuat kampung ini memiliki tanah yang subur dan keindahan alam yang luar biasa. Tak heran kampung Anggrek menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat di kota-kota sekitarnya. Selain itu, letaknya yang berada persis di sebelah waduk Sukatani membuat kampung Anggrek tidak pernah kekurangan sumber air. Waduk Sukatani adalah waduk yang dibangun pemerintah sepuluh tahun yang lalu untuk mengelola aliran sungai Senja yang debit airnya cukup tinggi.
Suatu pagi, Pak Rudi, yang bertugas mengontrol pintu waduk, pergi memeriksa waduk seperti biasa. Waktu masih pukul 5 pagi dan hari masih lumayan gelap. Setelah selesai melakukan pemeriksaan keliling, Pak Rudi membuka pintu kecil waduk untuk mengairi sawah warga. Biasanya Pak Rudi membiarkan pintu ini terbuka selama kurang lebih satu jam sebelum menutupnya kembali. Tiba-tiba, Pak Rudi teringat bahwa hari ini pertandingan tinju favoritnya akan disiarkan secara langsung, pukul setengah tujuh malam waktu Amerigo, yang berarti setengah tujuh pagi waktu setempat. Bergegas pak Rudi berlari ke rumahnya tanpa menghiraukan pintu waduk yang masih terbuka. Dua jam kemudian menjelang akhir pertandingan, hati Pak Rudi bahagia karena jagoannya hampir menang; pintu rumahnya digedor. "Pak Rudi!!Pak Rudi!" Pak Rudi membuka pintu dan melihat wajah beberapa orang warga yang panik bercampur marah. "Tolong ikut kami sebentar Pak", kata mereka. "Sawah...", belum selesai mereka menjelaskan, Pak Rudi teringat kalau dia belum menutup pintu waduk. Tanpa menghiraukan kerumunan warga, Pak Rudi belari menuju hamparan sawah warga dan bukan hamparan hijau padi yang dilihatnya, melainkan genangan air cokelat menutupi seluruh lahan.
Banjir dalam cerita ini tidak seperti banjir besar yang sering kita lihat di televisi melanda ibukota. Namun, banjir tetaplah banjir. Genangan air yang menutup lahan pertanian juga dapat dikategorikan sebagai banjir, dan kerugian yang diakibatkannya belum tentu lebih sedikit daripada banjir di kota. Curah hujan berlebih dan tata kota yang kurang baik bukan hanya penyebab banjir. Kadang kelalaian manusia bisa mengakibatkan hal yang sebenarnya bisa dicegah, bebeda dengan kondisi cuaca yang berada di luar kendali manusia.
Jika kita diberi amanat yang besar dan menyangkut hidup orang banyak, maka sebaiknya kita menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Jangan sampai karena keinginan pribadi, kepentingan umum yang menjadi korban. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Teks eksmplum adalah jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi.Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tatapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Contoh
Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Peristiwa ini sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia dan rutin menyapa beberapa daerah setiap tahunnya. Selain memang karena Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, tak jarang banjir disebabkan oleh kelalaian dan kecerobohan manusia seperti yang dialami penduduk kampung Anggrek berikut ini.
Kampung Anggrek adalah sebuah kampung kecil di kaki Gunung Rajawali. Letaknya yang strategis membuat kampung ini memiliki tanah yang subur dan keindahan alam yang luar biasa. Tak heran kampung Anggrek menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat di kota-kota sekitarnya. Selain itu, letaknya yang berada persis di sebelah waduk Sukatani membuat kampung Anggrek tidak pernah kekurangan sumber air. Waduk Sukatani adalah waduk yang dibangun pemerintah sepuluh tahun yang lalu untuk mengelola aliran sungai Senja yang debit airnya cukup tinggi.
Suatu pagi, Pak Rudi, yang bertugas mengontrol pintu waduk, pergi memeriksa waduk seperti biasa. Waktu masih pukul 5 pagi dan hari masih lumayan gelap. Setelah selesai melakukan pemeriksaan keliling, Pak Rudi membuka pintu kecil waduk untuk mengairi sawah warga. Biasanya Pak Rudi membiarkan pintu ini terbuka selama kurang lebih satu jam sebelum menutupnya kembali. Tiba-tiba, Pak Rudi teringat bahwa hari ini pertandingan tinju favoritnya akan disiarkan secara langsung, pukul setengah tujuh malam waktu Amerigo, yang berarti setengah tujuh pagi waktu setempat. Bergegas pak Rudi berlari ke rumahnya tanpa menghiraukan pintu waduk yang masih terbuka. Dua jam kemudian menjelang akhir pertandingan, hati Pak Rudi bahagia karena jagoannya hampir menang; pintu rumahnya digedor. "Pak Rudi!!Pak Rudi!" Pak Rudi membuka pintu dan melihat wajah beberapa orang warga yang panik bercampur marah. "Tolong ikut kami sebentar Pak", kata mereka. "Sawah...", belum selesai mereka menjelaskan, Pak Rudi teringat kalau dia belum menutup pintu waduk. Tanpa menghiraukan kerumunan warga, Pak Rudi belari menuju hamparan sawah warga dan bukan hamparan hijau padi yang dilihatnya, melainkan genangan air cokelat menutupi seluruh lahan.
Banjir dalam cerita ini tidak seperti banjir besar yang sering kita lihat di televisi melanda ibukota. Namun, banjir tetaplah banjir. Genangan air yang menutup lahan pertanian juga dapat dikategorikan sebagai banjir, dan kerugian yang diakibatkannya belum tentu lebih sedikit daripada banjir di kota. Curah hujan berlebih dan tata kota yang kurang baik bukan hanya penyebab banjir. Kadang kelalaian manusia bisa mengakibatkan hal yang sebenarnya bisa dicegah, bebeda dengan kondisi cuaca yang berada di luar kendali manusia.
Jika kita diberi amanat yang besar dan menyangkut hidup orang banyak, maka sebaiknya kita menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Jangan sampai karena keinginan pribadi, kepentingan umum yang menjadi korban. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga.