Awan itu bergerak layaknya kapal yang sedang berlayar. Mungkin awan itu tak punya tujuan, Hanya lurus seperti air mengalir, yang tak akan pernah kembali. Di sini, di rumah sederhana ini, aku bisa memandang awan itu dari balik jendela. Mataku memandang tanpa berkata apa-apa, sebab tak satupun keindahan yang kulihat di sana. Waktu berjalan begitu cepat, secepat aku berkedip, awan itu tak terlihat lagi. Namun sekarang mataku bisa melihat keindahan itu. Langit biru terang terhampar luas seperti lautan, yang membagi antara surga dan bumi. Mungkin awan-awan bisa kembali menutupnya, tapi aku akan menunggu sampai langit itu akan muncul dari sela-selanya.
Penjelasan:
itu sudah seratus aku bikin hampir 10 menit jadi kalo salah maaf
Jawaban:
Awan itu bergerak layaknya kapal yang sedang berlayar. Mungkin awan itu tak punya tujuan, Hanya lurus seperti air mengalir, yang tak akan pernah kembali. Di sini, di rumah sederhana ini, aku bisa memandang awan itu dari balik jendela. Mataku memandang tanpa berkata apa-apa, sebab tak satupun keindahan yang kulihat di sana. Waktu berjalan begitu cepat, secepat aku berkedip, awan itu tak terlihat lagi. Namun sekarang mataku bisa melihat keindahan itu. Langit biru terang terhampar luas seperti lautan, yang membagi antara surga dan bumi. Mungkin awan-awan bisa kembali menutupnya, tapi aku akan menunggu sampai langit itu akan muncul dari sela-selanya.
Penjelasan:
itu sudah seratus aku bikin hampir 10 menit jadi kalo salah maaf