Pengawal 2 : Maaf tuanku , tuan besar memanggil tuan- tuan berdua untuk menemui
Tuan besar .
Der & Muz : Baiklah .
Tak berapa lama kemudian Muzakir dan Dermawan pun menemui ayahnya .
Dermawan : Ada gerangan apa Ayah memanggil kami berdua ?
Ayah : Wahai anak- anakku , jika kelak Ayah tiada lagi di dunia ini Ayah ingin
Kalian menjadi saudara yang akur .
Dermawan : Ayah tidak boleh berkata seperti itu !
Ayah : Sebelum Ayah meninggal ayah akan meninggalkan wasiat kepada kalian
Tetapi wasiat itu boleh dibuka saat ayah sudah tiada .
Beberapa saat kemudian Ayah menulis wasiat dan menitipkan kepada 2 orang pengawal tersebut .
Ayah : Pengawal , tolong berikan wasiat ini kepada anak- anakku setelah aku
Tiada .
Pengawal 1, 2: Baik Tuanku !
Muzakir yang mendengar pembicaraan Ayah dan pengawal . Berniat ingin mengambil wasiat tersebut dari pengawal .
Muzakir : Hai pengawal , berikan wasiat itu kepadaku .
Laras : Tidak Tuan , wasiat ini boleh diberikan jika Tuan besar telah tiada .
Muzakir : Berikan ! Kalau tidak kau akan menyesal !!
Muzakir dan pengawal saling bersikeras , pengawal tidak memberi dan Muzakir memaksa . Tiba- tiba Ayah pun memanggil semua anggota kerajaan .
Muzakir : Ada gerangan apa Ayah memanggil kami semua ?
Ayah : Wahai anak- anakku Ayah ra …
Dermawan : Ayahhhh !!!
Ayah pun meninggal dunia, seluruh anggota kerajaan berduka cita . Dan inilah saatnya pengawal membaca isi wasiat tersebut .
Pengawal 1 : Isi wasiat tersebut adalah …
Muzakir : Adalah apa ?
Pengawal 2 : Rumah ini akan menjadi milik tuan muda Dermawan .
Dermawan : Apa ? Benarkah itu ?
Muzakir : Tidak mungkin , aku anak pertama, dan dia anak kedua . kenapa dia bisa
Mendapatkan rumah ini ? Jadi aku dapat apa ?
Pengawal 2 : Anda mendapatkan sebagian dari harta tuan besar !
Tinggalah Dermawan di rumah itu, sementara Muzakir tinggal di rumah sederhana diluar tempat tinggalnya itu selama ini . Tapi apa hendak dikata, Muzakir merebut rumah itu serta harta- hartanya . Dermawan pun tinggal di rumah sederhana itu .
Pada suatu hari, saat ia mencari kayu bakar, ia bertemu dengan burung yang terjerat oleh jaring.
Dermawan : Wahai burung kecil , kasihan sekali kamu. Baiklah aku akan membantumu
Untuk lepas dari jaring ini . Oh !! Sayapmu berdarah , aku akan
Membantumu .
Dermawan pun menyembuhkan sayap sang burung. Tiba- tiba burung itu berbicara .
Burung : Terimakasih , Dermawan !
Dermawan : Apa ? kau bisa bicara ?
Burung : Ya Dermawan , karena kau telah menolongku aku akan memberikan ini !
Dermawan : Apa ini ? Biji , biji apa ini ?
Burung : Ini biji semangka , tanamlah ini dirumahmu dan kau akan melihat
Keajaibannya
Dermawan pun bergegas pulang , dan menanam biji itu dibelakang rumahnya .Tiba- tiba menjalar daun, dan keluar semangka. Tapi bukan semangka biasa melainkan semangka emas . Ia pun langsung menjual semangka itu . warga pun dibagi- bagikan uang dari menjual semangka itu !
Ternyata Muzakir tahu tentang itu , dan menyuruh pengawal untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Dermawan
Pengawal 1 : Ia tuanku .
Ayah : Tolong panggilkan kedua anakku !!
Laras : Baik Tuanku .
Pengawal pun memanggil Dermawan dan Muzakir .
Pengawal 2 : Maaf tuanku , tuan besar memanggil tuan- tuan berdua untuk menemui
Tuan besar .
Der & Muz : Baiklah .
Tak berapa lama kemudian Muzakir dan Dermawan pun menemui ayahnya .
Dermawan : Ada gerangan apa Ayah memanggil kami berdua ?
Ayah : Wahai anak- anakku , jika kelak Ayah tiada lagi di dunia ini Ayah ingin
Kalian menjadi saudara yang akur .
Dermawan : Ayah tidak boleh berkata seperti itu !
Ayah : Sebelum Ayah meninggal ayah akan meninggalkan wasiat kepada kalian
Tetapi wasiat itu boleh dibuka saat ayah sudah tiada .
Beberapa saat kemudian Ayah menulis wasiat dan menitipkan kepada 2 orang pengawal tersebut .
Ayah : Pengawal , tolong berikan wasiat ini kepada anak- anakku setelah aku
Tiada .
Pengawal 1, 2: Baik Tuanku !
Muzakir yang mendengar pembicaraan Ayah dan pengawal . Berniat ingin mengambil wasiat tersebut dari pengawal .
Muzakir : Hai pengawal , berikan wasiat itu kepadaku .
Laras : Tidak Tuan , wasiat ini boleh diberikan jika Tuan besar telah tiada .
Muzakir : Berikan ! Kalau tidak kau akan menyesal !!
Muzakir dan pengawal saling bersikeras , pengawal tidak memberi dan Muzakir memaksa . Tiba- tiba Ayah pun memanggil semua anggota kerajaan .
Muzakir : Ada gerangan apa Ayah memanggil kami semua ?
Ayah : Wahai anak- anakku Ayah ra …
Dermawan : Ayahhhh !!!
Ayah pun meninggal dunia, seluruh anggota kerajaan berduka cita . Dan inilah saatnya pengawal membaca isi wasiat tersebut .
Pengawal 1 : Isi wasiat tersebut adalah …
Muzakir : Adalah apa ?
Pengawal 2 : Rumah ini akan menjadi milik tuan muda Dermawan .
Dermawan : Apa ? Benarkah itu ?
Muzakir : Tidak mungkin , aku anak pertama, dan dia anak kedua . kenapa dia bisa
Mendapatkan rumah ini ? Jadi aku dapat apa ?
Pengawal 2 : Anda mendapatkan sebagian dari harta tuan besar !
Tinggalah Dermawan di rumah itu, sementara Muzakir tinggal di rumah sederhana diluar tempat tinggalnya itu selama ini . Tapi apa hendak dikata, Muzakir merebut rumah itu serta harta- hartanya . Dermawan pun tinggal di rumah sederhana itu .
Pada suatu hari, saat ia mencari kayu bakar, ia bertemu dengan burung yang terjerat oleh jaring.
Dermawan : Wahai burung kecil , kasihan sekali kamu. Baiklah aku akan membantumu
Untuk lepas dari jaring ini . Oh !! Sayapmu berdarah , aku akan
Membantumu .
Dermawan pun menyembuhkan sayap sang burung. Tiba- tiba burung itu berbicara .
Burung : Terimakasih , Dermawan !
Dermawan : Apa ? kau bisa bicara ?
Burung : Ya Dermawan , karena kau telah menolongku aku akan memberikan ini !
Dermawan : Apa ini ? Biji , biji apa ini ?
Burung : Ini biji semangka , tanamlah ini dirumahmu dan kau akan melihat
Keajaibannya
Dermawan pun bergegas pulang , dan menanam biji itu dibelakang rumahnya .Tiba- tiba menjalar daun, dan keluar semangka. Tapi bukan semangka biasa melainkan semangka emas . Ia pun langsung menjual semangka itu . warga pun dibagi- bagikan uang dari menjual semangka itu !
Ternyata Muzakir tahu tentang itu , dan menyuruh pengawal untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Dermawan
Muzakir : Cobalah kau tangkap burung !
Pengawal 1 : Tapi Tuan bagaimana caranya ?
Muzakir : Kau .. ( menunjuk ke pengawal 2 ) pasang perangkap ,