Ami, kamu kenapa? kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? kamu ada masalah apa?
Ami:
Nggak kok, aku nggak ada apa-apa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat.
Mimi:
Masalahnya, muka kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang kebingungan.
Ami pun berusaha mengelak.
Ami:
Ah kamu bisa aja sih! aku nggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuman nggak cukup tidur aja.
Mimi pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda:
lagi pada ngapain disini? Oww... kamu kenapa, Ami? kok kamu kelihatan pucat amat?
Mimi:
Nah, benar kan, kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomgong aja, ada apa sebenarnya?
Linda:
Iya Ami, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti akan berusaha untuk membantu.
Ami tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua temannuya itu.
Ami:
Udahlah, aku nggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Jovan dan Dion.
Mimi:
Hi, guys.. kalian pada darimana?
Jovan:
Emm.. kami abis main daru rumah tante aku.
Dion:
Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar kerumah tante si Jovan.
Linda:
Oh.. emang kalian pada ngapain disana?
Jovan:
Nggak papa, cuman silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana.
Linda:
Oh.. gitu, baguslah!
Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan sesuatu kepada Ami yang dilihatnya tidak seperti biasanya.
Jovan:
Eh.. Ami, kamu kenapa?
Ami:
Aku kenapa emang?
Dion:
Yah.. kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi!
Linda:
Nggak tahu si Ami nih.. aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia nggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi gimana gitu kalau ada seorang sahabat yang nggak terbuka gini.
Mendengar ucapan Linda, Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang dihadapinya.
Ami:
Sebenarnya aku nggak mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku nggak punya pilihan.
Mimi:
Iya, nggap apa-apa, kamu ngomong aja!
Ami:
Aku akan berhenti sekolah.
Jovan:
Ha... berhenti sekolah? maksud kamu apaan?
Dion:
Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?
Ami:
Aku nggak bisa menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung pada ibuku.
Keempat sahabat Ami pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan kemudian memberikan usulan untuk Ami
Jovan:
Ok Ami, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan part time.
Dion:
Iya, tante kamu kan punya supermarket.
Linda:
Kyaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu mau kan, Ami?
Ami menerima penawaran Jovan.
Ami:
Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Jovan:
Sip! kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen kesana kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar.
Teman-teman Ami akhirnya dengan semeringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar sekolah
Mimi:
Ami, kamu kenapa? kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? kamu ada masalah apa?
Ami:
Nggak kok, aku nggak ada apa-apa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat.
Mimi:
Masalahnya, muka kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang kebingungan.
Ami pun berusaha mengelak.
Ami:
Ah kamu bisa aja sih! aku nggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuman nggak cukup tidur aja.
Mimi pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda:
lagi pada ngapain disini? Oww... kamu kenapa, Ami? kok kamu kelihatan pucat amat?
Mimi:
Nah, benar kan, kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomgong aja, ada apa sebenarnya?
Linda:
Iya Ami, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti akan berusaha untuk membantu.
Ami tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua temannuya itu.
Ami:
Udahlah, aku nggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Jovan dan Dion.
Mimi:
Hi, guys.. kalian pada darimana?
Jovan:
Emm.. kami abis main daru rumah tante aku.
Dion:
Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar kerumah tante si Jovan.
Linda:
Oh.. emang kalian pada ngapain disana?
Jovan:
Nggak papa, cuman silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana.
Linda:
Oh.. gitu, baguslah!
Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan sesuatu kepada Ami yang dilihatnya tidak seperti biasanya.
Jovan:
Eh.. Ami, kamu kenapa?
Ami:
Aku kenapa emang?
Dion:
Yah.. kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi!
Linda:
Nggak tahu si Ami nih.. aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia nggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi gimana gitu kalau ada seorang sahabat yang nggak terbuka gini.
Mendengar ucapan Linda, Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang dihadapinya.
Ami:
Sebenarnya aku nggak mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku nggak punya pilihan.
Mimi:
Iya, nggap apa-apa, kamu ngomong aja!
Ami:
Aku akan berhenti sekolah.
Jovan:
Ha... berhenti sekolah? maksud kamu apaan?
Dion:
Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?
Ami:
Aku nggak bisa menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung pada ibuku.
Keempat sahabat Ami pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan kemudian memberikan usulan untuk Ami
Jovan:
Ok Ami, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan part time.
Dion:
Iya, tante kamu kan punya supermarket.
Linda:
Kyaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu mau kan, Ami?
Ami menerima penawaran Jovan.
Ami:
Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Jovan:
Sip! kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen kesana kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar.
Teman-teman Ami akhirnya dengan semeringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar sekolah
Semoga Nilai yg memuaskan
No.Copy!