Di sebuah sekolah menengah yang tenang dan indah, hidup seorang siswi bernama Maya. Maya adalah gadis yang cerdas, baik hati, dan penuh semangat. Namun, di balik senyumnya yang cerah, terdapat perasaan yang terpendam. Sejak awal tahun ajaran baru, Maya telah menjadi sasaran perundungan oleh sekelompok siswa yang lebih tua.
Semula, perundungan itu hanya sebatas ejekan kecil dan cemoohan, tetapi seiring berjalannya waktu, sikap buruk mereka semakin menjadi-jadi. Mereka memanggilnya dengan julukan yang merendahkan, merobek buku-bukunya, dan menjauhkan teman-temannya darinya. Maya merasa sendirian dan terisolasi. Ia takut memberitahukan masalahnya pada orang tua atau guru karena khawatir hal itu akan memperburuk situasi atau membuatnya tampak lemah.
Setiap hari, Maya harus berhadapan dengan rasa takut dan kesedihan. Ia berusaha menyembunyikan air mata di balik senyumnya, tetapi beban perundungan itu terasa semakin berat. Sampai suatu hari, seorang siswi baru bernama Rara pindah ke sekolah mereka. Rara adalah gadis yang penuh empati dan berani.
Rara melihat betapa kesedihan dan rasa takut terpancar dari wajah Maya. Ia mendekati Maya dan bertanya apa yang terjadi. Awalnya, Maya enggan bercerita, tetapi setelah merasakan kehangatan dan perhatian dari Rara, ia pun membagikan permasalahannya. Rara mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghibur Maya dengan perkataan yang menguatkan.
Dengan dukungan Rara, Maya merasa lebih berani menghadapi perundungan itu. Rara juga berbicara dengan guru dan kepala sekolah untuk melaporkan perilaku perundungan yang terjadi. Akhirnya, perundungan itu terungkap dan pihak sekolah mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.
Ternyata, pelaku perundungan merasa menyesal atas perilaku mereka dan berjanji untuk berubah. Mereka menyadari bahwa perundungan hanya akan menyakiti orang lain dan tidak pernah membawa kebahagiaan. Maya juga belajar untuk tidak takut lagi dan bersikap lebih percaya diri.
Verified answer
Jawaban:
**Judul: Bunga yang Terpendam**
Di sebuah sekolah menengah yang tenang dan indah, hidup seorang siswi bernama Maya. Maya adalah gadis yang cerdas, baik hati, dan penuh semangat. Namun, di balik senyumnya yang cerah, terdapat perasaan yang terpendam. Sejak awal tahun ajaran baru, Maya telah menjadi sasaran perundungan oleh sekelompok siswa yang lebih tua.
Semula, perundungan itu hanya sebatas ejekan kecil dan cemoohan, tetapi seiring berjalannya waktu, sikap buruk mereka semakin menjadi-jadi. Mereka memanggilnya dengan julukan yang merendahkan, merobek buku-bukunya, dan menjauhkan teman-temannya darinya. Maya merasa sendirian dan terisolasi. Ia takut memberitahukan masalahnya pada orang tua atau guru karena khawatir hal itu akan memperburuk situasi atau membuatnya tampak lemah.
Setiap hari, Maya harus berhadapan dengan rasa takut dan kesedihan. Ia berusaha menyembunyikan air mata di balik senyumnya, tetapi beban perundungan itu terasa semakin berat. Sampai suatu hari, seorang siswi baru bernama Rara pindah ke sekolah mereka. Rara adalah gadis yang penuh empati dan berani.
Rara melihat betapa kesedihan dan rasa takut terpancar dari wajah Maya. Ia mendekati Maya dan bertanya apa yang terjadi. Awalnya, Maya enggan bercerita, tetapi setelah merasakan kehangatan dan perhatian dari Rara, ia pun membagikan permasalahannya. Rara mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghibur Maya dengan perkataan yang menguatkan.
Dengan dukungan Rara, Maya merasa lebih berani menghadapi perundungan itu. Rara juga berbicara dengan guru dan kepala sekolah untuk melaporkan perilaku perundungan yang terjadi. Akhirnya, perundungan itu terungkap dan pihak sekolah mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.
Ternyata, pelaku perundungan merasa menyesal atas perilaku mereka dan berjanji untuk berubah. Mereka menyadari bahwa perundungan hanya akan menyakiti orang lain dan tidak pernah membawa kebahagiaan. Maya juga belajar untuk tidak takut lagi dan bersikap lebih percaya diri.