Di suatu siang yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Lisa dan Yeni yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Lisa. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun menjadi sangat hening.
Lalu, datanglah teman Lisa yang bernama Rosi di depan rumahnya. Akan tetapi, Lisa sendiri seakan tak memperhatikan kehadiran Rosi tersebut.
“Lisa, itu di depan pintu ada Rosi yang sudah menunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi Rosi menunggu kita.” Ujar Yeni yang sedang mengerjakan tugas di rumah Lisa.
“Bi, tolong bilang ke Rosi yang ada di depan rumah jika aku sedang pergi atau bilang lagi tidur gitu ya.” Pinta Lisa kepada orang yang dipanggilnya Bibi, orang yang bekerja sebagai ART di rumahnya.
“Baik non, akan Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Lisa, kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Rosi? Padahal kan Rosi pastinya sudah datang jauh-jauh untuk datang ke sini, kenapa malah kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik kok Lis.” Ujar Yeni yang mencoba menasehati Lisa.
“Kamu itu gak paham sama Rosi apa Yen, dari luarnya memang dia tampak seperti orang yang baik, ramah dan juga manis. Akan tetapi, masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang dengan semudah itu saja, Rosi itu sekadar tampak manis di luar, tetapi di dalamnya sangat pahit tahu.” Jawab Lisa dengan tatapan yang sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya Lis?” Balas Yeni yang masih merasa bingung dengan jawaban Lisa.
“Tahu gak sih kamu Yen, Rosi itu sering banget lho membicarakan keburukan orang lain. Bahkan, dia juga sering banget membicarakan keburukan temannya sendiri di belakangnya. Pokoknya bakal banyak banget deh kalo harus dijelasin.” Jawab Lisa dengan nada yang sinis.
“Rosi itu sangat berbeda dengan kamu, Yen. Meskipun kamu itu judes dan sering ceplas-ceplos kalau sedang ngobrol sama aku, tetapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus, Yen. Menurutku, kamu bukan tiper sahabat yang baik di luarnya saja, tetapi di dalamnya busuk. Dalam hubungan pertemanan, aku tak memerlukan penampilan luar dari seseorang, Yen” Jelas Lisa panjang lebar kepada Yeni.
Pada suatu hari hiduplah seorang anak bernama Rima. Rima adalah seorang anak yang rajin di sekolahnya. Rima juga sangat suka membaca, dan belajar. Ia sangat suka untuk pergi ke perpustakaan sekolah. Ia sampai bisa berada di perpustakaan sampai sore hari untuk membaca buku kesukaannya. Ia tidak bisa meminjam buku karena, kartu pelajar miliknya menghilang tak tahu kemana.
Seperti biasa, Rima pergi ke perpustakaan seperti biasanya. Namun, tidak seperti biasanya, perpustakawan yang biasanya ada di perpustakaan menghilang entah kemana. Namun, Rima tidak begitu perduli akan hal tersebut. Saat mencari buku yang ia sukai, Rima menemukan buku yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Buku tersebut tampak cukup tua, dan aneh. Rima tanpa basa-basi langsung membuka buku tersebut. Seketika, ia tertelan ke dalam buku tersebut.
Setelah itu, ia jatuh ke sebuah tempat yang tak dikenalinya.
"Tempat apa ini" ucap Rima kebingungan."
Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil nama Rima. Rima yang kebingungan pun langsung menengok. Ternyata, suara tersebut berasal dari temannya Mira. Rima yang awalnya ketakutan pun kembali tenang. Mereka berdua tampak kebingungan.
"Bagaimana kamu bisa sampai ada di sini Mira." Tanya Rima kebingungan.
"Aku juga tidak tahu Rima." balas Mira ketakutan.
"Oo, baiklah kalau begitu. Sepertinya kita juga harus mencari jalan keluar" ucap Rima.
Mereka pun menemukan sebuah pintu dan ada tulisan di samping pintu tersebut yang menyatakan "Setiap orang yang masuk ke sini, tidak boleh keluar kecuali mereka ikut bermain denganku." Rima dan Mira pun kebingungan membaca tulisan tersebut.
"Mira, lebih baik kita langsung masuk ke pintu ini saja yuk" Ucap Rima kepada Mira.
"Ide bagus" balas Mira.
Mereka pun melewati pintu tersebut dan melihat sebuah pintu kembali dan memasukinya. Mereka melakukan hal tersebut sampai pintu yang ke-28. Di pintu yang ke-28 mereka melihat bahwa mereka sedang dikejar oleh suatu sosok hitam bermata satu.
" Lariiiiiii" Teriak Rima dan Mira.
Mereka berlari dan berlari sambil melewati banyak rintangan yang mematikan. Akhirnya, mereka sampai di pintu ke-34 dan di pintu tersebut ada sebuah palang yang dapat memblokir pintu tersebut. Mereka pun segera menutup pintu tersebut dengan palang yang ada. Setelah memblokir pintu tersebut, Mira dan Rima pun bisa bernafas dengan tenang kembali.
Mereka melewati pintu-pintu sambil mengobrol. Sampai di pintu ke-50 mereka berdua melihat pintu yang berbeda dari yang lainnya. Pintu tersebut besar, elegan, dan sangat mewah. Mereka tahu bahwa pasti ada yang berbeda dari ruangan di dalam pintu tersebut. Mereka memasuki ruangan tersebut dengan perlahan. Ketika mereka membuka pintu tersebut mereka melihat sebuah sosok tinggi yang tidak memiliki mata. Makhluk tersebut hanya menggunakan telinga sebagai penuntunnya. Saat mereka ingin membuka pintu ke-51 mereka melihat bahwa pintu tersebut terkunci dengan sebuah gembok yang besar. Mereka pun mencari kunci dari gembok tersebut sambil menghindari serangan dari makhluk yang sedang mengincar mereka. Mereka pun berhasil melewati ruangan tersebut dengan aman.
Mereka berjalan, berjalan, mengobrol , dan berjalan sampai ke pintu yang ke-100. Mereka melihat sosok yang mereka temui di ruangan ke-50 sebelumnya. Mereka dengan panik pun langsung bersembunyi di dalam lemari pakaian. Mereka harus tetap tenang supaya jejak mereka tidak diketahui oleh makhluk tersebut. Setelah dirasa sudah cukup aman, mereka pun keluar dengan lega. Mereka menaiki tangga dan menemukan sebuah portal. Tanpa pikir panjang, mereka langsung melompat bersama. Portal tersebut membawa mereka ke tempat awal mereka berada.
Mereka pun pulang dan bertemu keesokan harinya. Tanpa mereka sadari pertemanan mereka semakin bertumbuh. Mereka juga memutuskan untuk tidak membicarakan hal yang telah mereka lewati bersama.
Verified answer
Jawaban:
Penjelasan:
Baik Luar Dalam
Di suatu siang yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Lisa dan Yeni yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Lisa. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun menjadi sangat hening.
Lalu, datanglah teman Lisa yang bernama Rosi di depan rumahnya. Akan tetapi, Lisa sendiri seakan tak memperhatikan kehadiran Rosi tersebut.
“Lisa, itu di depan pintu ada Rosi yang sudah menunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi Rosi menunggu kita.” Ujar Yeni yang sedang mengerjakan tugas di rumah Lisa.
“Bi, tolong bilang ke Rosi yang ada di depan rumah jika aku sedang pergi atau bilang lagi tidur gitu ya.” Pinta Lisa kepada orang yang dipanggilnya Bibi, orang yang bekerja sebagai ART di rumahnya.
“Baik non, akan Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Lisa, kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Rosi? Padahal kan Rosi pastinya sudah datang jauh-jauh untuk datang ke sini, kenapa malah kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik kok Lis.” Ujar Yeni yang mencoba menasehati Lisa.
“Kamu itu gak paham sama Rosi apa Yen, dari luarnya memang dia tampak seperti orang yang baik, ramah dan juga manis. Akan tetapi, masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang dengan semudah itu saja, Rosi itu sekadar tampak manis di luar, tetapi di dalamnya sangat pahit tahu.” Jawab Lisa dengan tatapan yang sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya Lis?” Balas Yeni yang masih merasa bingung dengan jawaban Lisa.
“Tahu gak sih kamu Yen, Rosi itu sering banget lho membicarakan keburukan orang lain. Bahkan, dia juga sering banget membicarakan keburukan temannya sendiri di belakangnya. Pokoknya bakal banyak banget deh kalo harus dijelasin.” Jawab Lisa dengan nada yang sinis.
“Rosi itu sangat berbeda dengan kamu, Yen. Meskipun kamu itu judes dan sering ceplas-ceplos kalau sedang ngobrol sama aku, tetapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus, Yen. Menurutku, kamu bukan tiper sahabat yang baik di luarnya saja, tetapi di dalamnya busuk. Dalam hubungan pertemanan, aku tak memerlukan penampilan luar dari seseorang, Yen” Jelas Lisa panjang lebar kepada Yeni.
Jawaban:
Rima dan Mira di Dunia Lain
Pada suatu hari hiduplah seorang anak bernama Rima. Rima adalah seorang anak yang rajin di sekolahnya. Rima juga sangat suka membaca, dan belajar. Ia sangat suka untuk pergi ke perpustakaan sekolah. Ia sampai bisa berada di perpustakaan sampai sore hari untuk membaca buku kesukaannya. Ia tidak bisa meminjam buku karena, kartu pelajar miliknya menghilang tak tahu kemana.
Seperti biasa, Rima pergi ke perpustakaan seperti biasanya. Namun, tidak seperti biasanya, perpustakawan yang biasanya ada di perpustakaan menghilang entah kemana. Namun, Rima tidak begitu perduli akan hal tersebut. Saat mencari buku yang ia sukai, Rima menemukan buku yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Buku tersebut tampak cukup tua, dan aneh. Rima tanpa basa-basi langsung membuka buku tersebut. Seketika, ia tertelan ke dalam buku tersebut.
Setelah itu, ia jatuh ke sebuah tempat yang tak dikenalinya.
"Tempat apa ini" ucap Rima kebingungan."
Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil nama Rima. Rima yang kebingungan pun langsung menengok. Ternyata, suara tersebut berasal dari temannya Mira. Rima yang awalnya ketakutan pun kembali tenang. Mereka berdua tampak kebingungan.
"Bagaimana kamu bisa sampai ada di sini Mira." Tanya Rima kebingungan.
"Aku juga tidak tahu Rima." balas Mira ketakutan.
"Oo, baiklah kalau begitu. Sepertinya kita juga harus mencari jalan keluar" ucap Rima.
Mereka pun menemukan sebuah pintu dan ada tulisan di samping pintu tersebut yang menyatakan "Setiap orang yang masuk ke sini, tidak boleh keluar kecuali mereka ikut bermain denganku." Rima dan Mira pun kebingungan membaca tulisan tersebut.
"Mira, lebih baik kita langsung masuk ke pintu ini saja yuk" Ucap Rima kepada Mira.
"Ide bagus" balas Mira.
Mereka pun melewati pintu tersebut dan melihat sebuah pintu kembali dan memasukinya. Mereka melakukan hal tersebut sampai pintu yang ke-28. Di pintu yang ke-28 mereka melihat bahwa mereka sedang dikejar oleh suatu sosok hitam bermata satu.
" Lariiiiiii" Teriak Rima dan Mira.
Mereka berlari dan berlari sambil melewati banyak rintangan yang mematikan. Akhirnya, mereka sampai di pintu ke-34 dan di pintu tersebut ada sebuah palang yang dapat memblokir pintu tersebut. Mereka pun segera menutup pintu tersebut dengan palang yang ada. Setelah memblokir pintu tersebut, Mira dan Rima pun bisa bernafas dengan tenang kembali.
Mereka melewati pintu-pintu sambil mengobrol. Sampai di pintu ke-50 mereka berdua melihat pintu yang berbeda dari yang lainnya. Pintu tersebut besar, elegan, dan sangat mewah. Mereka tahu bahwa pasti ada yang berbeda dari ruangan di dalam pintu tersebut. Mereka memasuki ruangan tersebut dengan perlahan. Ketika mereka membuka pintu tersebut mereka melihat sebuah sosok tinggi yang tidak memiliki mata. Makhluk tersebut hanya menggunakan telinga sebagai penuntunnya. Saat mereka ingin membuka pintu ke-51 mereka melihat bahwa pintu tersebut terkunci dengan sebuah gembok yang besar. Mereka pun mencari kunci dari gembok tersebut sambil menghindari serangan dari makhluk yang sedang mengincar mereka. Mereka pun berhasil melewati ruangan tersebut dengan aman.
Mereka berjalan, berjalan, mengobrol , dan berjalan sampai ke pintu yang ke-100. Mereka melihat sosok yang mereka temui di ruangan ke-50 sebelumnya. Mereka dengan panik pun langsung bersembunyi di dalam lemari pakaian. Mereka harus tetap tenang supaya jejak mereka tidak diketahui oleh makhluk tersebut. Setelah dirasa sudah cukup aman, mereka pun keluar dengan lega. Mereka menaiki tangga dan menemukan sebuah portal. Tanpa pikir panjang, mereka langsung melompat bersama. Portal tersebut membawa mereka ke tempat awal mereka berada.
Mereka pun pulang dan bertemu keesokan harinya. Tanpa mereka sadari pertemanan mereka semakin bertumbuh. Mereka juga memutuskan untuk tidak membicarakan hal yang telah mereka lewati bersama.
TAMAT
Penjelasan:
Udah, kasih yg jenius ygy