Rumah Rara dan Rani cukup dekat dengan sekolah mereka. Mereka jalan kaki untuk menuju ke sekolah. Suatu hari saat mereka pulang sekolah, mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
Rara: Banyak sekali sampah berserakan. Padahal ada tong sampah, tapi pada buang seenaknya saja. Memangnya mereka tidak tahu kalau sampah itu salah satu penyebab banjir.
Rani: Ah kamu, seperti orang yang baru sehari tinggal di Indonesia. Memang dari dulu juga banyak orang kita yang buang sampah sembarangan.
Rara: Iya juga sih. Tapi, masa mau terus-menerus seperti ini? Masa tidak mau diperbaiki? Selain banjir, sampah juga tidak baik untuk kesehatan. Seharusnya pemerintah lebih peduli.
Rani: Pemerintah bukannya tidak peduli. Kita kan tahu kalau di negeri kita banyak masalah yang perlu selesaikan. Belum lagi sampah-sampah yang berkeliaran di acara berita di TV.
Rara: Maksud kamu?
Rani: Itu para koruptor. Mereka itu sampah masyarakat. Kamu tahu kan sampah? Kalau tidak didaur ulang ya dimusnahkan.
Rara: Aku setuju sama kamu. Koruptor itu memang sampah yang sangat merugikan dan menyakiti rakyat Indonesia. Kalau sampah masih mending bisa didaur ulang. Kalau koruptor itu lebih buruk dari sampah.
Rani: Aku benar-benar heran. Kalau menyangkut masalah koruptor, masyarakat langsung peduli. Tapi, kalau masalah sampah, banyak orang yang masih tidak peduli. Padahal kan sama-sama tidak baik untuk kesehatan. Sampah dapat membahayakan kesehatan tubuh, kalau koruptor dapat membahayakan kesehatan kas negara.
Rara: Padahal kan masalahnya kan bukan cuma koruptor saja ya?
Rani: Iya. Tapi, koruptor juga penting untuk diberantas. Maksud aku korupsinya.
Rara: Kalau koruptornya bagaimana?
Rani: Buanglah koruptor pada tempatnya.
Rara: Hahaha….
Rani: Tidak terasa aku sudah mau sampai rumah. Aku duluan ya. Sampai jumpa!
Rara: Sampai jumpa! Jangan lupa PR-nya dikerjakan?
Rumah Rara dan Rani cukup dekat dengan sekolah mereka. Mereka jalan kaki untuk menuju ke sekolah. Suatu hari saat mereka pulang sekolah, mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
Rara: Banyak sekali sampah berserakan. Padahal ada tong sampah, tapi pada buang seenaknya saja. Memangnya mereka tidak tahu kalau sampah itu salah satu penyebab banjir.
Rani: Ah kamu, seperti orang yang baru sehari tinggal di Indonesia. Memang dari dulu juga banyak orang kita yang buang sampah sembarangan.
Rara: Iya juga sih. Tapi, masa mau terus-menerus seperti ini? Masa tidak mau diperbaiki? Selain banjir, sampah juga tidak baik untuk kesehatan. Seharusnya pemerintah lebih peduli.
Rani: Pemerintah bukannya tidak peduli. Kita kan tahu kalau di negeri kita banyak masalah yang perlu selesaikan. Belum lagi sampah-sampah yang berkeliaran di acara berita di TV.
Rara: Maksud kamu?
Rani: Itu para koruptor. Mereka itu sampah masyarakat. Kamu tahu kan sampah? Kalau tidak didaur ulang ya dimusnahkan.
Rara: Aku setuju sama kamu. Koruptor itu memang sampah yang sangat merugikan dan menyakiti rakyat Indonesia. Kalau sampah masih mending bisa didaur ulang. Kalau koruptor itu lebih buruk dari sampah.
Rani: Aku benar-benar heran. Kalau menyangkut masalah koruptor, masyarakat langsung peduli. Tapi, kalau masalah sampah, banyak orang yang masih tidak peduli. Padahal kan sama-sama tidak baik untuk kesehatan. Sampah dapat membahayakan kesehatan tubuh, kalau koruptor dapat membahayakan kesehatan kas negara.
Rara: Padahal kan masalahnya kan bukan cuma koruptor saja ya?
Rani: Iya. Tapi, koruptor juga penting untuk diberantas. Maksud aku korupsinya.
Rara: Kalau koruptornya bagaimana?
Rani: Buanglah koruptor pada tempatnya.
Rara: Hahaha….
Rani: Tidak terasa aku sudah mau sampai rumah. Aku duluan ya. Sampai jumpa!
Rara: Sampai jumpa! Jangan lupa PR-nya dikerjakan?
Rani: Iya.