Seisi Rumah Tari nampak sibuk. Seminggu lagi Liana, kakak Tari akan menikah. Tari sedang libur sekolah, ia sedang bersantai di sofa saat Liana menghampirinya.
Liana : Tari, kamu libur ya?
Tari : Iya, kak. Kenapa?
Liana : Tolongin kakak bisa, dong?
Tari : Tolongin apa, kak?
Liana : Kebetulan kurir yang biasa nolongin kakak lagi sakit. Kamu bisa nggak bantuin ambil souvernir di mall, anterin sisa pembayaran catering di Gading Resto, ambilkan baju untuk pagar ayu di Budhe Ayu dan cek kesiapan gedung pernikahan kakak?
Tari : Hah? Banyak banget, kak. Itu harus selesai dalam sehari?
Liana : Iya nih, Tar. Tolongin kakak ya, please?
Tari : Ya udah deh.
Tari sedang berpikir keras bagaimana ia dapat melakukan tugas yang diberikan kakaknya, sementara jarak dari keempat tersebut saling berjauhan. Bersamaan dengan itu, Mega dan Heru datang ke rumah Tari.
Mega : Tar, kita ke toko buku, yuk! Kata Heru lagi ada diskon besar-besaran, loh!
Heru : Iya, Tar. Kemarin kamu kan mau cari novel terbarunya Alberthiene Endah, kan?
Tari : Wah, teman-teman, kayaknya aku nggak bisa ikut kalian deh. Aku harus bantuin Kak Lianan untuk mempersiapkan pernikahannya. Nih, aku harus ke semua tempat ini.
Tari menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan daftar permintaan tolong kakaknya.
Mega : Tar, kamu yakin bisa ke semua tempat ini? Semuanya kan saling berjauhan. Apa perlu kita bantu?
Heru : Bener tuh si Mega! Gimana kalo kita bantuin kamu? Aku telepon Danang dan Joni deh biar mereka juga bantuin kita.
Heru menelepon Danang terlebih dahulu.
Heru : Halo, Dan. Kamu bisa bantuin Tari nggak? Dia lagi bantuin persiapan nikahan kakaknya. Nah, kamu bisa kan tolong ambilkan souvernir di Mall. Dekat rumahmu kan?
Danang : Oke, bisa aja. Bentar lagi, ya. Ini masih repot.
Disisi lain, Danang sedang asyik membaca berita tentang tempat permainan baru di mall dekat rumahnya. Ia ingin segera mencoba game tersebut.
Danang : Kalo bantuin Tari berarti aku nggak bisa coba game baru. Tapi udah terlanjur bilang oke. Gimana ya? Ah, bohongin aja lah!
Danang mengirim pesan kepada Heru bahwa ia harus membantu ibunya dan tidak bisa membantu Tari.
Heru : Danang SMS, nih. Dia bilang mendadak harus bantu ibunya. Jadi kita bagi tugas berempat aja sama Joni. Aku sama Mega ke mall ambil souvernir, Joni ambil baju pagar ayu ke Budhe Ayu dan Tari ke Gading Resto dan cek kesiapan gedung, ya?
Tari : Wah, terima kasih teman-teman. Tanpa kalian aku pasti nggak bisa melakukan ini semua.
Mega : Sama-sama, Tar. Kita sebagai teman harus saling membantu dong! Persahabatan kita
kan sudah terjalin sejak sepuluh tahun lalu. Heru dan Mega pergi ke mall untuk mengambil souvernir. Sesampainya di mall.
Mega : Her, coba kamu lihat anak yang pakai baju biru itu? Kok mirip Danang, ya?
Heru melihat kearah yang yang ditunjuk Mega. Seorang anak berbaju biru tampak asyik memainkan game di salah satu area permainan.
Heru : Loh, itu kan memang Danang. Yuk, kita samperin, Meg!
Mega dan Heru berjalan kearah Danang dan menepuk bahunya.
Heru : Hayo, katanya bantuin ibu? Kok malah mainan disini?
Mega : Iya parah kamu, Nang. Bisa main disini tapi bantuin Tari nggak mau. Dia kan sahabat kamu juga.
Danang memasang wajah kikuk dan menunduk bersalah.
Danang : Maaf deh, aku khilaf. Aku benar-benar ingin mencoba game ini, tetapi aku sudah terlanjur janji untuk membantu Tari. Akhirnya aku terpaksa bohong.
Mega : Kamu nggak tau betapa kerepotannya Tari, Nang.
Danang : Maaf....
Heru : Sudah, Nang. Jangan meminta maaf pada kami, tapi minta maaflah pada Tari. Mungkin dia sekarang masih di rumah, karena ketika hendak pergi, saudaranya dari luar kota datang dan ia harus menemuinya.
Danang : Aku ke rumah Tari sekarang, deh!
Mega : Eh, tunggu dulu! Bantuin kita bawa souvernir! Terus kita sama-sama ke rumah Tari.
Setelah selesai mengambil souvernir di mall. Danang, Heru dan Mega kembali ke rumah Tari dan
Joni sudah berada disana.
Tari : Loh, Danang? Katanya kamu bantu ibumu?
Joni : Lah iya, Nang? Kok cepet?
Heru : Alibinya dia aja, Tar. Aslinya asyik main game (Heru dan Mega tertawa)
Danang : Maaf ya, Tari. Tadi aku bohong sama kalian. Aku lebih mementingkan game dari pada bantu sahabatku sendiri.
Seisi Rumah Tari nampak sibuk. Seminggu lagi Liana, kakak Tari akan menikah. Tari sedang libur sekolah, ia sedang bersantai di sofa saat Liana menghampirinya.
Liana : Tari, kamu libur ya?
Tari : Iya, kak. Kenapa?
Liana : Tolongin kakak bisa, dong?
Tari : Tolongin apa, kak?
Liana : Kebetulan kurir yang biasa nolongin kakak lagi sakit. Kamu bisa nggak bantuin ambil souvernir di mall, anterin sisa pembayaran catering di Gading Resto, ambilkan baju untuk pagar ayu di Budhe Ayu dan cek kesiapan gedung pernikahan kakak?
Tari : Hah? Banyak banget, kak. Itu harus selesai dalam sehari?
Liana : Iya nih, Tar. Tolongin kakak ya, please?
Tari : Ya udah deh.
Tari sedang berpikir keras bagaimana ia dapat melakukan tugas yang diberikan kakaknya, sementara jarak dari keempat tersebut saling berjauhan. Bersamaan dengan itu, Mega dan Heru datang ke rumah Tari.
Mega : Tar, kita ke toko buku, yuk! Kata Heru lagi ada diskon besar-besaran, loh!
Heru : Iya, Tar. Kemarin kamu kan mau cari novel terbarunya Alberthiene Endah, kan?
Tari : Wah, teman-teman, kayaknya aku nggak bisa ikut kalian deh. Aku harus bantuin Kak Lianan untuk mempersiapkan pernikahannya. Nih, aku harus ke semua tempat ini.
Tari menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan daftar permintaan tolong kakaknya.
Mega : Tar, kamu yakin bisa ke semua tempat ini? Semuanya kan saling berjauhan. Apa perlu kita bantu?
Heru : Bener tuh si Mega! Gimana kalo kita bantuin kamu? Aku telepon Danang dan Joni deh biar mereka juga bantuin kita.
Heru menelepon Danang terlebih dahulu.
Heru : Halo, Dan. Kamu bisa bantuin Tari nggak? Dia lagi bantuin persiapan nikahan kakaknya. Nah, kamu bisa kan tolong ambilkan souvernir di Mall. Dekat rumahmu kan?
Danang : Oke, bisa aja. Bentar lagi, ya. Ini masih repot.
Disisi lain, Danang sedang asyik membaca berita tentang tempat permainan baru di mall dekat rumahnya. Ia ingin segera mencoba game tersebut.
Danang : Kalo bantuin Tari berarti aku nggak bisa coba game baru. Tapi udah terlanjur bilang oke. Gimana ya? Ah, bohongin aja lah!
Danang mengirim pesan kepada Heru bahwa ia harus membantu ibunya dan tidak bisa membantu Tari.
Heru : Danang SMS, nih. Dia bilang mendadak harus bantu ibunya. Jadi kita bagi tugas berempat aja sama Joni. Aku sama Mega ke mall ambil souvernir, Joni ambil baju pagar ayu ke Budhe Ayu dan Tari ke Gading Resto dan cek kesiapan gedung, ya?
Tari : Wah, terima kasih teman-teman. Tanpa kalian aku pasti nggak bisa melakukan ini semua.
Mega : Sama-sama, Tar. Kita sebagai teman harus saling membantu dong! Persahabatan kita
kan sudah terjalin sejak sepuluh tahun lalu.
Heru dan Mega pergi ke mall untuk mengambil souvernir. Sesampainya di mall.
Mega : Her, coba kamu lihat anak yang pakai baju biru itu? Kok mirip Danang, ya?
Heru melihat kearah yang yang ditunjuk Mega. Seorang anak berbaju biru tampak asyik memainkan game di salah satu area permainan.
Heru : Loh, itu kan memang Danang. Yuk, kita samperin, Meg!
Mega dan Heru berjalan kearah Danang dan menepuk bahunya.
Heru : Hayo, katanya bantuin ibu? Kok malah mainan disini?
Mega : Iya parah kamu, Nang. Bisa main disini tapi bantuin Tari nggak mau. Dia kan sahabat kamu juga.
Danang memasang wajah kikuk dan menunduk bersalah.
Danang : Maaf deh, aku khilaf. Aku benar-benar ingin mencoba game ini, tetapi aku sudah terlanjur janji untuk membantu Tari. Akhirnya aku terpaksa bohong.
Mega : Kamu nggak tau betapa kerepotannya Tari, Nang.
Danang : Maaf....
Heru : Sudah, Nang. Jangan meminta maaf pada kami, tapi minta maaflah pada Tari. Mungkin dia sekarang masih di rumah, karena ketika hendak pergi, saudaranya dari luar kota datang dan ia harus menemuinya.
Danang : Aku ke rumah Tari sekarang, deh!
Mega : Eh, tunggu dulu! Bantuin kita bawa souvernir! Terus kita sama-sama ke rumah Tari.
Setelah selesai mengambil souvernir di mall. Danang, Heru dan Mega kembali ke rumah Tari dan
Joni sudah berada disana.
Tari : Loh, Danang? Katanya kamu bantu ibumu?
Joni : Lah iya, Nang? Kok cepet?
Heru : Alibinya dia aja, Tar. Aslinya asyik main game (Heru dan Mega tertawa)
Danang : Maaf ya, Tari. Tadi aku bohong sama kalian. Aku lebih mementingkan game dari pada bantu sahabatku sendiri.
Tari : Udah nggak apa-apa, Nang.
Danang : Ada yang bisa aku bantu, Tar?
Tari : Ada, dong! Cek kelengkapan gedung, bisa?
Danang : Bisa kok! Buat Tari apa sih yang nggak?!
Danang, Heru, Joni dan Mega tertawa.
Read more: q