ekowsb12
Yang mulia U Thein Sein, Presiden Myanmar, Ketua ASEAN. Yang Mulia Para Kepala Negara dan Pemerintahan Negara Anggota ASEAN. Yang saya hormati Sekretaris Jenderal Le Luong Minh.
Yang Mulia, Izinkan saya menyampaikan terima kasih kepada presiden U Thein Sein dan rakyat Myanmar atas sambutan hangatnya kepada saya dan delegasi Indonesia.
Dalam KTT ASEAN ke 25 ini, yang merupakan KTT ASEAN pertama buat saya, saya ingin menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia untuk memajukan kerjasama ASEAN. Bagi Indonesia, ASEAN adalah wadah membangun kerjasama yang bermanfaat bagi rakyat kita, bagi pembangunan di negara-negara kita, bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan kita. Inilah cita-cita yang termuat dalam piagam ASEAN.
Saudara ketua, Indonesia tetap berkoitmen untuk mewujudkan masyarakat ASEAN 2015, dengan tiga pilarnya. Untuk mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN, diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN. Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% di tahun-tahun mendatang.
Indonesia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pasar semata. Indonesia harus juga menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global (regional and global production chain). Untuk itu, ASEAN harus bekerjasama mengatasi tiga hal utama.
Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, antara ASEAN dengan negara-negara mitra, melalui percepatan implementasi Masterplan on ASEAN Connectivity.
Kedua, meningkatkan kerjasama investasi, industri dan manufaktur yang lebih erat diantara negara-negara ASEAN. Indonesia dibawah pemerintahan saya terbuka untuk bisnis., terbuka untuk bisnis. Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun, harus memastikan kepentingan nasionalnya tidak dirugikan. Kita hars menjunjung tinggi prinsip resiprokal, saling menghormati, saling menguntungkan, dan persaingan secara adil, dalam bekerjasama.
Ketiga, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah, yakni 24,2 persen. Dalam lima tahun kedepan, saya berharap nilai perdagangan intra-ASEAN setidaknya bisa mencapai 35-40 persen. Kita juga harus meningkatkan PDB ASEAN dua kali lipat, dari US$ 2,2 triliun menjadi US$ 4,4 triliun pada tahun 2030, dan mengurangi separuh angka kemiskinan di kawasan pada tahun 2030 dari 18,6 % menjadi 9,3%. (Pilih topik berita favorit Anda lewat Readers Choice)
Saudara Ketua, Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN hanya bisa diwujudkan apabila kita menghormati kedaulatan masing-masing, menyelesaikan masalah dengan cara-cara damai, dan bersatu dalam menjaga otonomi strategis kawasan kita. Indonesia berkeyakinan, kemakmuran dan perdamaian di kawasan akan ditentukan oleh bagaimana kita bekerjasama dalam mengelola samudera.
Indonesia berharap agar sumber-sumber konflik di laut –seperti pencurian ikan, pelanggaran wilayah, penyelundupan dan sengketa wilayah– dapat diatasi melalui kerjasama yang sungguh-sungguh.
Kita harus memastikan bahwa laut menyatukan, bukan memisahkan kita. Kerjasama membangun konektivitas dan infrastruktur maritime harus menjadi fokus kita kedepan.
Khusus untuk Laut Tiongkok Selatan, Indonesia menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menjalankan Declaration of Conduct (DoC), dan mempercepat kesepakatan Code of Conduct (CoC).
Di bidang sosial-budaya, ASEAN harus memperkuat komitmen melindungi hak-hak warga negara kita. Indonesia berkepentingan terhadap Pemajuan dan Perlindungan Hak Pekerja Migran, mendorong pertukaran wisatawan, pelajar, dan kerjasama budaya yang lebih erat.
Saudara Ketua, Sebagai aktor internasional, ASEAN juga memiliki kewajiban global. Oleh karena itu, kita harus memastikan lingkungan strategis kita di Asia Timur, yang menjadi pusat gravitasi dunia, tetap damai dan stabil, sehingga kondusif bagi kemakmuran bersama.
ASEAN harus ikut serta dalam menanggulangi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, seperti penyakit menular, perubahan iklim, perdagangan manusia, dan bencana alam. Agar bisa efektif, ASEAN masih menghadapi sejumlah persoalan. ASEAN perlu memperkuat kapasitas-nya, membangun kredibilitas-nya, dan mempererat persatuannya. Tanpa kapasitas, kredibilitas dan persatuan, mustahil ASEAN mempertahankan sentralitas-nya. Ketiga elemen ini hendaknya menjadi dasar bagi langkah kita dalam membawa ASEAN ke era pasca 2015.
Dalam hal ini, rakyat harus mendapat manfaat dari kerjasama ini, dan menjadi tujuan dari kerjasama ASEAN.
Saudara ketua, Terakhir saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Myanmar atas keberhasilannya dalam memimpin ASEAN. Saya yakin, keketuaan Malaysia tahun depan, akan mengkonsolidasikan keberhasilan selama ini.
Terima kasih
0 votes Thanks 2
26SyifaaBismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Yang Mulia, para kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara anggota ASEAN, Yang Mulia, Dr. Surin Pitsuwan, Sekretaris Jenderal ASEAN, Yang saya hormati, para Pemimpin Lembaga-Lembaga Negara, dan para menteri negara-negara anggota ASEAN, Yang saya hormati, para Perwakilan Tetap dan Duta Besar untuk ASEAN, Yang saya hormati, Saudara Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Para anggota delegasi dan hadirin sekalian yang saya muliakan, Atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia, saya mengucapkan selamat datang, kepada para Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, yang datang dari negara-negara anggota ASEAN. Kehadiran Yang Mulia sekalian akan semakin memperkokoh kerja sama di kawasan Asia Tenggara, yang saat ini tengah bergerak maju menuju Komunitas ASEAN 2015. Dalam kesempatan ini, saya secara pribadi, maupun dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN, ingin menyampaikan keprihatinan serta rasa duka yang mendalam, atas bencana banjir yang melanda beberapa negara anggota ASEAN. Musibah yang memilukan ini telah menimbulkan kerugian harta benda yang besar, dan bahkan menelan ratusan korban jiwa. Bantuan dan uluran tangan yang telah kita berikan kepada para korban, tak lain adalah wujud solidaritas sesama ASEAN. Selanjutnya, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan, atas dukungan penuh dan kerja sama dari seluruh negara anggota ASEAN selama masa keketuaan Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, dan sama halnya keberhasilan penyelenggaraan SEA Games tahun 2011 di Palembang dan Jakarta, adalah berkat dukungan yang diberikan tersebut. Dengan dukungan tersebut kita telah menghasilkan banyak capaian, sejak diselenggara-kannya KTT-18 ASEAN di Jakarta bulan Mei lalu. Saya meyakini, dukungan serupa akan diberikan dalam penyelenggaraan KTT ke-19 di Pulau Bali ini. Pulau Bali memiliki makna historis yang khusus bagi kerja sama ASEAN, karena di sinilah tercapai beberapa kesepakatan penting, yang menjadi pijakan arah perkembangan kerja sama ASEAN. Pada tahun 1976, telah dilahirkan Treaty of Amity and Cooperation (TAC), yang dikenal dengan Bali Concord I. Dokumen tersebut mengatur pola perilaku antar negara anggota, khususnya untuk tidak menggunakan kekerasan dan mengedepankan cara-cara damai. Semangat yang tertuang dalam TAC tersebut telah pula diterima oleh banyak negara non-ASEAN, dan hingga saat ini, sebanyak 29 negara telah menjadi negara pihak pada TAC. Pada tahun 2003, Bali kembali mencatat sejarah dengan dilahirkannya Bali Concord II. Melalui Bali Concord II ini, negara-negara ASEAN bersepakat untuk membangun komunitas berdasarkan tiga pilar: pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya. Kita bergembira bahwa pasca Bali Concord II, ASEAN kemudian menyepakati ASEAN Charter, yang mengukuhkan ASEAN sebagai rule-based organization. KTT ASEAN kali ini insya Allah akan melahirkan Bali Concord III, yang akan memetakan jalan ke depan, bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa. Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti ARF. Semangat dari Bali Concord III adalah, partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi terwujudnya dunia, yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Mulia Para Kepala Negara dan Pemerintahan Negara Anggota ASEAN.
Yang saya hormati Sekretaris Jenderal Le Luong Minh.
Yang Mulia, Izinkan saya menyampaikan terima kasih kepada presiden U Thein Sein dan rakyat Myanmar atas sambutan hangatnya kepada saya dan delegasi Indonesia.
Dalam KTT ASEAN ke 25 ini, yang merupakan KTT ASEAN pertama buat saya, saya ingin menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia untuk memajukan kerjasama ASEAN. Bagi Indonesia, ASEAN adalah wadah membangun kerjasama yang bermanfaat bagi rakyat kita, bagi pembangunan di negara-negara kita, bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan kita. Inilah cita-cita yang termuat dalam piagam ASEAN.
Saudara ketua, Indonesia tetap berkoitmen untuk mewujudkan masyarakat ASEAN 2015, dengan tiga pilarnya. Untuk mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN, diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN. Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% di tahun-tahun mendatang.
Indonesia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pasar semata. Indonesia harus juga menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global (regional and global production chain). Untuk itu, ASEAN harus bekerjasama mengatasi tiga hal utama.
Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, antara ASEAN dengan negara-negara mitra, melalui percepatan implementasi Masterplan on ASEAN Connectivity.
Kedua, meningkatkan kerjasama investasi, industri dan manufaktur yang lebih erat diantara negara-negara ASEAN. Indonesia dibawah pemerintahan saya terbuka untuk bisnis., terbuka untuk bisnis. Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun, harus memastikan kepentingan nasionalnya tidak dirugikan. Kita hars menjunjung tinggi prinsip resiprokal, saling menghormati, saling menguntungkan, dan persaingan secara adil, dalam bekerjasama.
Ketiga, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah, yakni 24,2 persen. Dalam lima tahun kedepan, saya berharap nilai perdagangan intra-ASEAN setidaknya bisa mencapai 35-40 persen. Kita juga harus meningkatkan PDB ASEAN dua kali lipat, dari US$ 2,2 triliun menjadi US$ 4,4 triliun pada tahun 2030, dan mengurangi separuh angka kemiskinan di kawasan pada tahun 2030 dari 18,6 % menjadi 9,3%. (Pilih topik berita favorit Anda lewat Readers Choice)
Saudara Ketua, Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN hanya bisa diwujudkan apabila kita menghormati kedaulatan masing-masing, menyelesaikan masalah dengan cara-cara damai, dan bersatu dalam menjaga otonomi strategis kawasan kita. Indonesia berkeyakinan, kemakmuran dan perdamaian di kawasan akan ditentukan oleh bagaimana kita bekerjasama dalam mengelola samudera.
Indonesia berharap agar sumber-sumber konflik di laut –seperti pencurian ikan, pelanggaran wilayah, penyelundupan dan sengketa wilayah– dapat diatasi melalui kerjasama yang sungguh-sungguh.
Kita harus memastikan bahwa laut menyatukan, bukan memisahkan kita. Kerjasama membangun konektivitas dan infrastruktur maritime harus menjadi fokus kita kedepan.
Khusus untuk Laut Tiongkok Selatan, Indonesia menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menjalankan Declaration of Conduct (DoC), dan mempercepat kesepakatan Code of Conduct (CoC).
Di bidang sosial-budaya, ASEAN harus memperkuat komitmen melindungi hak-hak warga negara kita. Indonesia berkepentingan terhadap Pemajuan dan Perlindungan Hak Pekerja Migran, mendorong pertukaran wisatawan, pelajar, dan kerjasama budaya yang lebih erat.
Saudara Ketua, Sebagai aktor internasional, ASEAN juga memiliki kewajiban global. Oleh karena itu, kita harus memastikan lingkungan strategis kita di Asia Timur, yang menjadi pusat gravitasi dunia, tetap damai dan stabil, sehingga kondusif bagi kemakmuran bersama.
ASEAN harus ikut serta dalam menanggulangi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, seperti penyakit menular, perubahan iklim, perdagangan manusia, dan bencana alam. Agar bisa efektif, ASEAN masih menghadapi sejumlah persoalan. ASEAN perlu memperkuat kapasitas-nya, membangun kredibilitas-nya, dan mempererat persatuannya. Tanpa kapasitas, kredibilitas dan persatuan, mustahil ASEAN mempertahankan sentralitas-nya. Ketiga elemen ini hendaknya menjadi dasar bagi langkah kita dalam membawa ASEAN ke era pasca 2015.
Dalam hal ini, rakyat harus mendapat manfaat dari kerjasama ini, dan menjadi tujuan dari kerjasama ASEAN.
Saudara ketua, Terakhir saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Myanmar atas keberhasilannya dalam memimpin ASEAN. Saya yakin, keketuaan Malaysia tahun depan, akan mengkonsolidasikan keberhasilan selama ini.
Terima kasih
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Yang Mulia, para kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara anggota ASEAN,
Yang Mulia, Dr. Surin Pitsuwan, Sekretaris Jenderal ASEAN,
Yang saya hormati, para Pemimpin Lembaga-Lembaga Negara, dan para menteri negara-negara anggota ASEAN,
Yang saya hormati, para Perwakilan Tetap dan Duta Besar untuk ASEAN,
Yang saya hormati, Saudara Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika,
Para anggota delegasi dan hadirin sekalian yang saya muliakan,
Atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia, saya mengucapkan selamat datang, kepada para Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, yang datang dari negara-negara anggota ASEAN. Kehadiran Yang Mulia sekalian akan semakin memperkokoh kerja sama di kawasan Asia Tenggara, yang saat ini tengah bergerak maju menuju Komunitas ASEAN 2015. Dalam kesempatan ini, saya secara pribadi, maupun dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN, ingin menyampaikan keprihatinan serta rasa duka yang mendalam, atas bencana banjir yang melanda beberapa negara anggota ASEAN. Musibah yang memilukan ini telah menimbulkan kerugian harta benda yang besar, dan bahkan menelan ratusan korban jiwa. Bantuan dan uluran tangan yang telah kita berikan kepada para korban, tak lain adalah wujud solidaritas sesama ASEAN. Selanjutnya, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan, atas dukungan penuh dan kerja sama dari seluruh negara anggota ASEAN selama masa keketuaan Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, dan sama halnya keberhasilan penyelenggaraan SEA Games tahun 2011 di Palembang dan Jakarta, adalah berkat dukungan yang diberikan tersebut. Dengan dukungan tersebut kita telah menghasilkan banyak capaian, sejak diselenggara-kannya KTT-18 ASEAN di Jakarta bulan Mei lalu. Saya meyakini, dukungan serupa akan diberikan dalam penyelenggaraan KTT ke-19 di Pulau Bali ini. Pulau Bali memiliki makna historis yang khusus bagi kerja sama ASEAN, karena di sinilah tercapai beberapa kesepakatan penting, yang menjadi pijakan arah perkembangan kerja sama ASEAN. Pada tahun 1976, telah dilahirkan Treaty of Amity and Cooperation (TAC), yang dikenal dengan Bali Concord I. Dokumen tersebut mengatur pola perilaku antar negara anggota, khususnya untuk tidak menggunakan kekerasan dan mengedepankan cara-cara damai. Semangat yang tertuang dalam TAC tersebut telah pula diterima oleh banyak negara non-ASEAN, dan hingga saat ini, sebanyak 29 negara telah menjadi negara pihak pada TAC. Pada tahun 2003, Bali kembali mencatat sejarah dengan dilahirkannya Bali Concord II. Melalui Bali Concord II ini, negara-negara ASEAN bersepakat untuk membangun komunitas berdasarkan tiga pilar: pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya. Kita bergembira bahwa pasca Bali Concord II, ASEAN kemudian menyepakati ASEAN Charter, yang mengukuhkan ASEAN sebagai rule-based organization. KTT ASEAN kali ini insya Allah akan melahirkan Bali Concord III, yang akan memetakan jalan ke depan, bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa. Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti ARF. Semangat dari Bali Concord III adalah, partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi terwujudnya dunia, yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh