Sonya : “Apakah kalian menyadari kalau beberapa hari ini Ima tampak murung?” Rini : “Benar, sepertinya Ima sedang galau.” Sino : “Galau? Tau apa kamu tentang galau?” (dengan nada menyindir) Rini : “Isshhhh… menyebalkan!” (Memajukan bibirnya karena kesal) Sonya : “Sudahlah! Kalian ini seperti anak kecil saja.” Arnold: “Bukankah minggu depan, Ima akan berulang tahun?” Rini : “Benarkah? Aku tidak ingat.” (sambil mengingat-ingat) Sino : “Mana mungkin kamu bisa ingat? Yang kamu pikirkan hanyalah cara agar kamu bisa tambah lebay.”
(Sino, Sonya, dan Arnold tertawa bersama-sama. Rini menggembungkan pipinya karena kesal) Rini : “STOP! Jangan tertawakan aku terus!” Rini : “Eumm.. bagaimana kalau kita membuat pesta kejutan untuk Ima?” Sonya : “Boleh, ide yang bagus.” Arnold: “Ya, aku setuju. Bagaimana denganmu Sino?” Sino : “Aku terserah saja, yang aku pikirkan. Kenapa Rini bisa memiliki ide cemerlang, aneh.” (Dengan nada merendahkan) Rini : “Aisshh.. kamu ini merendahkanku ya? Tidak semua orang lebay itu bodoh tau!” (sambil berkacak pinggang) Sonya : “Haha.. iya deh.” Arnold: “Eh, ternyata sudah siang. Mari kita pulang!”
Rini, Sonya, Arnold dan Sino akhirnya pulang.
BEBERAPA HARI KEMUDIAN DI SEKOLAH
Tampak Ima sedang melamun, Ia duduk sendirian di kelas, dia sepertinya sedang bersedih. Lalu datanglah Arnold menghampirinya.
Arnold: “Hei Ima! Sedang apa kamu sendirian di sini? Tampaknya kamu sedang bersedih.” Ima : “(Tersadar dari lamunannya)Eh kamu Arnold! Tidak ada apa-apa kok.” Arnold: “Sudahlah cerita saja kepadaku.” Ima : “(Menghela napas) Besok lusa aku akan berulang tahun, sepertinya tidak ada yang ingat tentang ulang tahunku.” Arnold: “(Pura-pura tidak tau) Berulang tahun?” Ima : “Tuhkan, kamu saja tidak ingat ulang tahunku, padahal kamu sahabatku.” Arnold: “Hehehe.. (Menggaruk-garuk kepala) maafkan aku Ima. Eumm… maaf aku sedang sibuk, aku harus pergi dulu.” Ima : “Hmm.. (dengan nada kesal)” (Arnold pun pergi)
KANTIN SEKOLAH
Tampak Rini, Sonya dan Sino sedamg beristirahat di meja kantin. Lalu datanglah Arnold menghampiri mereka. Sonya : “Hai Arnold(melambaikan tangan).” Arnold: “(Datang lalu duduk di samping Sino) Aku punya kabar baru.” Sonya : “Apa itu?” Arnold: “Ima mengira kita melupakan ulang tahunnya.” Rini : “Benarkah? ” Rini : “Eumm aku punya rencana bagus. Mulai besok kita sudah harus menyiapkan pesta kejutan di taman. Aku dan Sonya akan membuat kue, dan kalian berdua harus membuat tempat itu menjadi tempat yang sangat WOW!” Sonya, Sino dan Arnold: “SIAPP!! (sambil hormat)
DI TAMAN Hari ulang tahun Ima sudah datang, sekarang keadaan taman sudah sangat indah. Sonya : “Tempat sudah siap, kue sudah ada, lilin sudah menyala, dan kado pun sudah terbungkus. Dan Ima… (Menoleh ke Rini) bagaimana dengan Ima? Kamu sudah mengundangnya?” Rini : “Sudah.” Sino : “Tapi kenapa dia belum datang? Sudah berapa jam kita di sini?” Arnold: “Apa kamu yakin Rin? Coba cek ponselmu?” (Rini mengambil hapenya, dan tak lama kemudian, Ia menepuk jidatnya) Sonya : “Bagaimana Rin?(Dengan nada penasaran)” (Suasana hening, Rini tak menjawab.) Sino : “Bagaimana? Kenapa diam?(Sambil berteriak)” Rini : “(terbata-bata)Ma..afkan a..aku. Eumm aku ingat, Ima….(menggantungkan kalimatnya)” Rini : “Dia tidak bisa datang(dengan nada tidak enak)” Sino : “Bagaimana sih kamu?” Arnold: “Kenapa dia tidak bisa datang?” Sino : “JAWAB!(nada marah)” Rini : “Imaa.. Dia.. hari ini ada acara(dengan nada takut.)” Sino : “Tuhkan, apa ku bilang! Jangan serahkan tugas itu kepada Rini. Dan sekarang lihat! KACAU! (masih dengan nada marah)” Rini : “Maaf!(dengan nada bersalah)” Sino : “Ini semua salahmu!” Sonya : “Sudah! Jangan saling menyalahkan!(menenangkan Sino)” Sino : ”Ini salahmu Rini! PERGI!(Mengusir Rini)”
(Rini berjalan lesu, dia menundukkan kepalanya.) (Rini berhenti ketika Ia melihat sepasang kaki di depannya.” Rini : “(Mengangkat kepala) Imaa.. kamuu.. kamuu.. kenapa di sini? Bukankah kamu ada acara?(dengan nada bingung dan kaget) Ima : “Maafkan aku, ternyata aku pulang lebih cepat.” Rini : “Owhh.. kalau begitu.. Ikut aku!(menarik tangan Ima)” (Rini membawa Ima ke hadapan Sonya, Sino dan Arnold.) Rini : “Ehemm..(berdehem)” (Sonya, Sino dan Arnold menoleh)
Ima : “Hai semua!(melambaikan tangan)” Sino : “Imaa…?” Arnold: “Kamu..?” Sonya : “Ada di sini?” Ima : “Iya, acaraku sudah selesai. Sampai di rumah aku buru-buru ke sini. Memang nya ada apa?” (Ima melihat sekeliling) Ima : “Wahh.. bagus sekali tempat ini? Kalian ingin mengadakan pesta kejutan untukku ya? Terima Kasih banyak ya..! (dengan nada senang)” Ima :”Kalian memang sahabat terbaikku(Merangkul Rini dan Sonya)” (Semua hanya tertawa kecil senang) Rini : “Sepertinya harus ada yang minta maaf kepadaku.(dengan nada menyindir sambil melirik Sino)” Sino : “Oh.. baik.. Sonya maafkan aku.” Rini : “Hei! Minta maaf kepadaku! (dengan nada kesal)” Sino : “(Menatapnya malas lalu memalingkan wajahnya)” Rini : “Ishh.. menyebalkan!” Sonya : “Sudah-sudah! Karena Ima sudah datang. Mari kita mulai berpesta!” Rini, Sino, Arnold dan Ima: “AYOOO!!!”
Sonya : “Apakah kalian menyadari kalau beberapa hari ini Ima tampak murung?”
Rini : “Benar, sepertinya Ima sedang galau.”
Sino : “Galau? Tau apa kamu tentang galau?” (dengan nada menyindir)
Rini : “Isshhhh… menyebalkan!” (Memajukan bibirnya karena kesal)
Sonya : “Sudahlah! Kalian ini seperti anak kecil saja.”
Arnold: “Bukankah minggu depan, Ima akan berulang tahun?”
Rini : “Benarkah? Aku tidak ingat.” (sambil mengingat-ingat)
Sino : “Mana mungkin kamu bisa ingat? Yang kamu pikirkan hanyalah cara agar kamu bisa tambah lebay.”
(Sino, Sonya, dan Arnold tertawa bersama-sama. Rini menggembungkan pipinya karena kesal)
Rini : “STOP! Jangan tertawakan aku terus!”
Rini : “Eumm.. bagaimana kalau kita membuat pesta kejutan untuk Ima?”
Sonya : “Boleh, ide yang bagus.”
Arnold: “Ya, aku setuju. Bagaimana denganmu Sino?”
Sino : “Aku terserah saja, yang aku pikirkan. Kenapa Rini bisa memiliki ide cemerlang, aneh.” (Dengan nada merendahkan)
Rini : “Aisshh.. kamu ini merendahkanku ya? Tidak semua orang lebay itu bodoh tau!” (sambil berkacak pinggang)
Sonya : “Haha.. iya deh.”
Arnold: “Eh, ternyata sudah siang. Mari kita pulang!”
Rini, Sonya, Arnold dan Sino akhirnya pulang.
BEBERAPA HARI KEMUDIAN DI SEKOLAH
Tampak Ima sedang melamun, Ia duduk sendirian di kelas, dia sepertinya sedang bersedih. Lalu datanglah Arnold menghampirinya.
Arnold: “Hei Ima! Sedang apa kamu sendirian di sini? Tampaknya kamu sedang bersedih.”
Ima : “(Tersadar dari lamunannya)Eh kamu Arnold! Tidak ada apa-apa kok.”
Arnold: “Sudahlah cerita saja kepadaku.”
Ima : “(Menghela napas) Besok lusa aku akan berulang tahun, sepertinya tidak ada yang ingat tentang ulang tahunku.”
Arnold: “(Pura-pura tidak tau) Berulang tahun?”
Ima : “Tuhkan, kamu saja tidak ingat ulang tahunku, padahal kamu sahabatku.”
Arnold: “Hehehe.. (Menggaruk-garuk kepala) maafkan aku Ima. Eumm… maaf aku sedang sibuk, aku harus pergi dulu.”
Ima : “Hmm.. (dengan nada kesal)”
(Arnold pun pergi)
KANTIN SEKOLAH
Tampak Rini, Sonya dan Sino sedamg beristirahat di meja kantin. Lalu datanglah Arnold menghampiri mereka.
Sonya : “Hai Arnold(melambaikan tangan).”
Arnold: “(Datang lalu duduk di samping Sino) Aku punya kabar baru.”
Sonya : “Apa itu?”
Arnold: “Ima mengira kita melupakan ulang tahunnya.”
Rini : “Benarkah? ”
Rini : “Eumm aku punya rencana bagus. Mulai besok kita sudah harus menyiapkan pesta kejutan di taman. Aku dan Sonya akan membuat kue, dan kalian berdua harus membuat tempat itu menjadi tempat yang sangat WOW!”
Sonya, Sino dan Arnold: “SIAPP!! (sambil hormat)
DI TAMAN
Hari ulang tahun Ima sudah datang, sekarang keadaan taman sudah sangat indah.
Sonya : “Tempat sudah siap, kue sudah ada, lilin sudah menyala, dan kado pun sudah terbungkus. Dan Ima… (Menoleh ke Rini) bagaimana dengan Ima? Kamu sudah mengundangnya?”
Rini : “Sudah.”
Sino : “Tapi kenapa dia belum datang? Sudah berapa jam kita di sini?”
Arnold: “Apa kamu yakin Rin? Coba cek ponselmu?”
(Rini mengambil hapenya, dan tak lama kemudian, Ia menepuk jidatnya)
Sonya : “Bagaimana Rin?(Dengan nada penasaran)”
(Suasana hening, Rini tak menjawab.)
Sino : “Bagaimana? Kenapa diam?(Sambil berteriak)”
Rini : “(terbata-bata)Ma..afkan a..aku. Eumm aku ingat, Ima….(menggantungkan kalimatnya)”
Rini : “Dia tidak bisa datang(dengan nada tidak enak)”
Sino : “Bagaimana sih kamu?”
Arnold: “Kenapa dia tidak bisa datang?”
Sino : “JAWAB!(nada marah)”
Rini : “Imaa.. Dia.. hari ini ada acara(dengan nada takut.)”
Sino : “Tuhkan, apa ku bilang! Jangan serahkan tugas itu kepada Rini. Dan sekarang lihat! KACAU! (masih dengan nada marah)”
Rini : “Maaf!(dengan nada bersalah)”
Sino : “Ini semua salahmu!”
Sonya : “Sudah! Jangan saling menyalahkan!(menenangkan Sino)”
Sino : ”Ini salahmu Rini! PERGI!(Mengusir Rini)”
(Rini berjalan lesu, dia menundukkan kepalanya.)
(Rini berhenti ketika Ia melihat sepasang kaki di depannya.”
Rini : “(Mengangkat kepala) Imaa.. kamuu.. kamuu.. kenapa di sini? Bukankah kamu ada acara?(dengan nada bingung dan kaget)
Ima : “Maafkan aku, ternyata aku pulang lebih cepat.”
Rini : “Owhh.. kalau begitu.. Ikut aku!(menarik tangan Ima)”
(Rini membawa Ima ke hadapan Sonya, Sino dan Arnold.)
Rini : “Ehemm..(berdehem)”
(Sonya, Sino dan Arnold menoleh)
Ima : “Hai semua!(melambaikan tangan)”
Sino : “Imaa…?”
Arnold: “Kamu..?”
Sonya : “Ada di sini?”
Ima : “Iya, acaraku sudah selesai. Sampai di rumah aku buru-buru ke sini. Memang nya ada apa?”
(Ima melihat sekeliling)
Ima : “Wahh.. bagus sekali tempat ini? Kalian ingin mengadakan pesta kejutan untukku ya? Terima Kasih banyak ya..! (dengan nada senang)”
Ima :”Kalian memang sahabat terbaikku(Merangkul Rini dan Sonya)”
(Semua hanya tertawa kecil senang)
Rini : “Sepertinya harus ada yang minta maaf kepadaku.(dengan nada menyindir sambil melirik Sino)”
Sino : “Oh.. baik.. Sonya maafkan aku.”
Rini : “Hei! Minta maaf kepadaku! (dengan nada kesal)”
Sino : “(Menatapnya malas lalu memalingkan wajahnya)”
Rini : “Ishh.. menyebalkan!”
Sonya : “Sudah-sudah! Karena Ima sudah datang. Mari kita mulai berpesta!”
Rini, Sino, Arnold dan Ima: “AYOOO!!!”