Pidato adalah sebuah cara yang dapat kita lakukan untuk menyampaikan pendapat di hadapan umum. Sebuah pidato yang ideal sejatinya tidak hanya menyajikan kesempatan bagi sang orator untuk menyampaikan pemikirannya, melainkan juga mampu mendatangkan manfaat bagi setiap orang yang menyimaknya.
Adapun sebagai sebuah karya sastra, teks pidato terdiri dari tiga bagian utasma yaitu pendahulun, isi, dan penutup.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan satu contoh teks pidato. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
CONTOH PIDATO
Selamat pagi, para hadirin yang saya hormati. Pada kesempatan ini, pantaslah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala rahmat dan karunia yang dikaruniakan-Nya kepada kita hingga saat ini. Terlebih, pantaslah kita bersyukur karena kita telah diberi-Nya kepercayaan untuk mengelola kehidupan kita, baik pribadi maupun bersama. Tugas ini sangat berat, namun untungnya Sang Hyang Dwi menyretakan kita dengan cara sederhana guna mengasah kemkampuan kita untuk melakukan tugas tersebut, yakni dengan membaca.
Namun, sayang sekali lagi sayang, minat membaca di kalangan siswa kini sedang minim.
Fenomena ini tentu tidak bisa kita abaikan begitu saja. Di berbagai sekolah dan tempat, kita tidak sulit menemukan siswa yang enggan membaca. Sebenarnya, ada beragam alasan yang mendorong mereka untuk malas membaca, mulai dari didikan yang salah dari para guru, bahasa buku yang dianggap terlalu kaku dan membosankan, buku yang terlalu tebal, dan lain sebagainya. Kerap kita menganggap mereka salah atau bahkan bodoh, namun tak ada salahnya jika sekali-kali kita melihat persoalan ini dari sudut pandang mereka.
Jika kita serius ingin menyelesaikan masalah ini, maka mari kita mulai dari pendidikan oleh para guru kita. Para guru harus mampu menghadirkan pandangan baru bahwa membaca sangat menyenangkan. Alih-alih wajib membaca buku yang terkesan tebal dan berbahasa berat, materi pendidikan dapat disesuaikan dengan buku kekinian, namun tanpa menghilangkan esensi pendidikan yang ingin dicapai. Toh, semua meruakan karya sastra yang dapat dianalisis.
Selain itu, para penulis juga harus mulai menggunakan bahasa yang lebih merakyat, tidak kaku, kecuali memang diminta untuk demikian seperti yang berlaku pada karya tulis ilmiah.
Jika kita berhasil menerapkan langkah-langkah ini, ada beragam manfaat yang dapat kita peroleh. Pertama, para siswa dapat semakin terasah kemampuannya dalam berbahasa dan membaca. Kedua, para siswa dapat semakin luas wawasannya berkat buku yang merupakan jendela dunia. Ketiga, para siswa dapat semakin terasah sifat dan mentalnya sehingga dapat menjadi pribadi yang unggul, bukan hanya di sekolah, tetapi juga masyarakat.
Inilah yang mendorong saya untuk berbicara tentang pentingnya membaca dan menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Jangan lagi ada siswa yang enggan membaca hanya karena kita acuh pada mereka.
Demikianlah pidato ini saya sampaikan. Terimakasih kepada Anda semua yang berkenan menyimak. Saya mohon maaf jika ada tutur dan tindakan saya yang kurang berkenan di hati saudara-saudari sekalian.
Terimakasih dan sampai berjumpa kembali.
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang pidato:
Verified answer
Pidato adalah sebuah cara yang dapat kita lakukan untuk menyampaikan pendapat di hadapan umum. Sebuah pidato yang ideal sejatinya tidak hanya menyajikan kesempatan bagi sang orator untuk menyampaikan pemikirannya, melainkan juga mampu mendatangkan manfaat bagi setiap orang yang menyimaknya.
Adapun sebagai sebuah karya sastra, teks pidato terdiri dari tiga bagian utasma yaitu pendahulun, isi, dan penutup.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan satu contoh teks pidato. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
CONTOH PIDATO
Selamat pagi, para hadirin yang saya hormati. Pada kesempatan ini, pantaslah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala rahmat dan karunia yang dikaruniakan-Nya kepada kita hingga saat ini. Terlebih, pantaslah kita bersyukur karena kita telah diberi-Nya kepercayaan untuk mengelola kehidupan kita, baik pribadi maupun bersama. Tugas ini sangat berat, namun untungnya Sang Hyang Dwi menyretakan kita dengan cara sederhana guna mengasah kemkampuan kita untuk melakukan tugas tersebut, yakni dengan membaca.
Namun, sayang sekali lagi sayang, minat membaca di kalangan siswa kini sedang minim.
Fenomena ini tentu tidak bisa kita abaikan begitu saja. Di berbagai sekolah dan tempat, kita tidak sulit menemukan siswa yang enggan membaca. Sebenarnya, ada beragam alasan yang mendorong mereka untuk malas membaca, mulai dari didikan yang salah dari para guru, bahasa buku yang dianggap terlalu kaku dan membosankan, buku yang terlalu tebal, dan lain sebagainya. Kerap kita menganggap mereka salah atau bahkan bodoh, namun tak ada salahnya jika sekali-kali kita melihat persoalan ini dari sudut pandang mereka.
Jika kita serius ingin menyelesaikan masalah ini, maka mari kita mulai dari pendidikan oleh para guru kita. Para guru harus mampu menghadirkan pandangan baru bahwa membaca sangat menyenangkan. Alih-alih wajib membaca buku yang terkesan tebal dan berbahasa berat, materi pendidikan dapat disesuaikan dengan buku kekinian, namun tanpa menghilangkan esensi pendidikan yang ingin dicapai. Toh, semua meruakan karya sastra yang dapat dianalisis.
Selain itu, para penulis juga harus mulai menggunakan bahasa yang lebih merakyat, tidak kaku, kecuali memang diminta untuk demikian seperti yang berlaku pada karya tulis ilmiah.
Jika kita berhasil menerapkan langkah-langkah ini, ada beragam manfaat yang dapat kita peroleh. Pertama, para siswa dapat semakin terasah kemampuannya dalam berbahasa dan membaca. Kedua, para siswa dapat semakin luas wawasannya berkat buku yang merupakan jendela dunia. Ketiga, para siswa dapat semakin terasah sifat dan mentalnya sehingga dapat menjadi pribadi yang unggul, bukan hanya di sekolah, tetapi juga masyarakat.
Inilah yang mendorong saya untuk berbicara tentang pentingnya membaca dan menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Jangan lagi ada siswa yang enggan membaca hanya karena kita acuh pada mereka.
Demikianlah pidato ini saya sampaikan. Terimakasih kepada Anda semua yang berkenan menyimak. Saya mohon maaf jika ada tutur dan tindakan saya yang kurang berkenan di hati saudara-saudari sekalian.
Terimakasih dan sampai berjumpa kembali.
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang pidato:
brainly.co.id/tugas/9792994
Detil jawaban
Kelas: VII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 10 - Pidato
Kode kategori: 7.1.10
Kata kunci: teks, pidato, teks, karya sastra Indonesia, sastra Indonesia, naskah pidato, budaya membaca