Tolong bantu buatkan cerpen bertema empati seperti membantu korban bencana alam, Tolong ya :")
anzali0711
Akhir-akhir ini kita banyak membaca berita bencana alam. Dari Topan Haiyan di Filipina, gempa di Indonesia (Morotai, Halmahera, Kaimana) bulan November ini, meletusnya Gunung Sinabung dan banyak lagi. Banyak di antara korban bencana itu yang terluka, kehilangan anggota keluarga, dan tempat tinggal. Apa yang akan kita lakukan mengetahui berita ini? Apakah berita ini akan berlalu begitu saja? Ah tentu tidak, ya. Walaupun kita tidak kenal, kita bisa melakukan sesuatu untuk meringankan beban mereka yang terkena bencana.
Kita bisa menyumbang bantuan kepada mereka. Kita bisa memberi bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, dan uang. Apa bentuk bantuan kita, bisa kita tanyakan pada lembaga yang akan menyalurkan bantuan itu, misalnya surat kabar yang membuka dompet bencana alam. Bahkan Ketua Umum PMI (Palang Merah Indonesia), Bapak Jusuf Kalla menghimbau masyarakat Indonesia untuk menyumbang korban Topan Haiyan di Filipina. PMI menerima bantuan masyarakat Indonesia berupa uang. Sumbangan berupa uang memang lebih mudah dibawa dibandingkan barang lain. Belum bisa menyumbang? Tidak apa-apa. Teman-teman kan masih sekolah dan belum banyak yang memiliki cukup uang, ya kecuali uang saku ya. Tapi teman bisa mengingatkan orangtua kita untuk menyumbang. Kita pun bisa mendoakan para korban bencana alam.
sangaakusupra
Menolong Korban Kebanjiran “Kak! Bolehkah aku ikut menolong korban kebanjiran?” Tanyaku. “Boleh Deva, bantu kakak pompa perahu karet ya! Pompa nya ada di dekat garasi.” Kata Kak Rio. Aku segera mengambil pompa di dekat garasi itu. “nah, ini, perahu karet yang belum di pompa. Nanti dibantu Kak Gia,” Kata Kak Rio sambil menyodorkan perahu karet yang belum dipompa. Aku mulai memompa perahu itu. Tak lama kemudian kak Gia datang membantuku. Selesai memompa 5 perahu karet yang luas, Adik ku, Sheila membawa 3 es markisa. Segarnya… “Udah yuk kak, kita langsung saja ke tempat banjir itu!” Seru ku. “Iya, ayo kita jalan!”Sesampai di tempat kebanjiran.. “Ayo Bu, Pak! Naik ke perahu karet ini! Masih luas!” teriak kak Rio.Setelah menolong korban kebanjiran… “Semua bapak bapak, ibu ibu. Kalian tidak perlu mengungsi di tenda. Menginap lah di rumah kami sampai kalian mau. Uang makan dan lain lain saya yang tanggung, kebetulan kami masih banyak ruangan besar yang tidak terpakai.” Kata Ayahku. Para korban kebanjiran segera masuk ke rumah ku. “Senang ya Kak, kita bisa menolong mereka semua.” Kataku. “Iya nak.” Kata Ayahku. “Oh iya, memangnya kenapa sih, yah? Mereka semua menginap di rumah kita?” Tanya ku penasaran. “rumah mereka hanyut karena banjir, Deva. Kasihan mereka tidak punya rumah lagi, untuk itu, Ayah memperbolehkan mereka menginap sementara di rumah kita. Nanti Ayah mau sewa dulu apartemen buat mereka.” Jelas Ayah. “Waah, kasihan ya, Yah! Mereka tidak punya rumah! Tapi, kita tetap dapat pahala kan?” Tanya ku. “ya tentu kita dapat, Deva. Doakan ya, semoga Ayah panjang umur supaya bisa menolong kembali orang orang korban kebanjiran. Doakan Ayah juga, supaya bisa sukses selalu supaya bisa tetap menolong,” Jawab Ayah. Wah, aku bangga sekali sama Ayah, karena ia mau menolong korban kebanjiran. Aku doakan, semoga Ayah tetap sukses selalu dan panjang umur. Amiin.
Banyak di antara korban bencana itu yang terluka, kehilangan anggota keluarga, dan tempat tinggal.
Apa yang akan kita lakukan mengetahui berita ini? Apakah berita ini akan berlalu begitu saja? Ah tentu tidak, ya. Walaupun kita tidak kenal, kita bisa melakukan sesuatu untuk meringankan beban mereka yang terkena bencana.
Kita bisa menyumbang bantuan kepada mereka. Kita bisa memberi bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, dan uang. Apa bentuk bantuan kita, bisa kita tanyakan pada lembaga yang akan menyalurkan bantuan itu, misalnya surat kabar yang membuka dompet bencana alam.
Bahkan Ketua Umum PMI (Palang Merah Indonesia), Bapak Jusuf Kalla menghimbau masyarakat Indonesia untuk menyumbang korban Topan Haiyan di Filipina. PMI menerima bantuan masyarakat Indonesia berupa uang. Sumbangan berupa uang memang lebih mudah dibawa dibandingkan barang lain.
Belum bisa menyumbang? Tidak apa-apa. Teman-teman kan masih sekolah dan belum banyak yang memiliki cukup uang, ya kecuali uang saku ya. Tapi teman bisa mengingatkan orangtua kita untuk menyumbang. Kita pun bisa mendoakan para korban bencana alam.
semoga bener jawabannya
“Kak! Bolehkah aku ikut menolong korban kebanjiran?” Tanyaku.
“Boleh Deva, bantu kakak pompa perahu karet ya! Pompa nya ada di dekat garasi.” Kata Kak Rio. Aku segera mengambil pompa di dekat garasi itu.
“nah, ini, perahu karet yang belum di pompa. Nanti dibantu Kak Gia,” Kata Kak Rio sambil menyodorkan perahu karet yang belum dipompa. Aku mulai memompa perahu itu. Tak lama kemudian kak Gia datang membantuku. Selesai memompa 5 perahu karet yang luas, Adik ku, Sheila membawa 3 es markisa. Segarnya…
“Udah yuk kak, kita langsung saja ke tempat banjir itu!” Seru ku.
“Iya, ayo kita jalan!”Sesampai di tempat kebanjiran..
“Ayo Bu, Pak! Naik ke perahu karet ini! Masih luas!” teriak kak Rio.Setelah menolong korban kebanjiran…
“Semua bapak bapak, ibu ibu. Kalian tidak perlu mengungsi di tenda. Menginap lah di rumah kami sampai kalian mau. Uang makan dan lain lain saya yang tanggung, kebetulan kami masih banyak ruangan besar yang tidak terpakai.” Kata Ayahku. Para korban kebanjiran segera masuk ke rumah ku.
“Senang ya Kak, kita bisa menolong mereka semua.” Kataku.
“Iya nak.” Kata Ayahku.
“Oh iya, memangnya kenapa sih, yah? Mereka semua menginap di rumah kita?” Tanya ku penasaran.
“rumah mereka hanyut karena banjir, Deva. Kasihan mereka tidak punya rumah lagi, untuk itu, Ayah memperbolehkan mereka menginap sementara di rumah kita. Nanti Ayah mau sewa dulu apartemen buat mereka.” Jelas Ayah.
“Waah, kasihan ya, Yah! Mereka tidak punya rumah! Tapi, kita tetap dapat pahala kan?” Tanya ku.
“ya tentu kita dapat, Deva. Doakan ya, semoga Ayah panjang umur supaya bisa menolong kembali orang orang korban kebanjiran. Doakan Ayah juga, supaya bisa sukses selalu supaya bisa tetap menolong,” Jawab Ayah. Wah, aku bangga sekali sama Ayah, karena ia mau menolong korban kebanjiran. Aku doakan, semoga Ayah tetap sukses selalu dan panjang umur. Amiin.