Toling tulis cerpen yang bertema karakter seseorang, skrng klo bisa yaaa!!
muheka93 PERTANYAAN MISTERIUS AYAH Hari ini ayah tidak pergi bekerja, Dani pun sedang libur sekolah. Dani yang sedang mengerjakan tugas liburannya melihat ayahnya sedang sibuk membetulkan sepeda motornya. Lantas Dani mendekati ayah, “Butuh bantuan, Yah?”, tanyanya polos. Saat itu Dani masih duduk di bangku SMP. “Boleh-boleh”, jawab ayah. Mereka banyak berbincang selama membetulkan sepeda motor ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor pada Dani, Dani pun menikmatinya. “Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?’, tanya ayah padanya. “Dani ingin jadi pembalap yah, seperti Valentino Rossi”, Dani secara spontan. “Oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, kamu tahu?”, tanya ayah pada Dani. Dani pun berfikir, apa ya yang paling penting?.
Keesokan harinya saat sarapan, Dani menjawab pertanyan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawabannya ayah berkata: “Wah pintarnya, tapi sayangnya bukan itu sayang”, jawab ayah. Dani pun tidak menyerah, setiap hari ia selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak akan bisa menyala dan diamankan. Tapi ayah selalu berkata: “Semakin hari semakin pintar ya, tapi jawabannya masih belum tepat” Dani belum menyerah. Sampai selesai liburan SMP pun, sesekali ayah menanyakan pertanyaan itu, dan setiap Dani jawab pasti ayah berkata: “Kamu sangat cerdas, tapi bukan itu jawaban yang tepat, terus mencoba ya”. Karena terus seperti itu, lama-kelamaan Dani mulai bosan. Karena jawabannya selalu belum tepat. Sampai sekarang, ayah tak pernah mau memberikan jawaban yang sebenarnya. “Jangan kamu bosan mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan yang sangat mudah, teruslah berusaha”, kata ayah setiap kali Dani mengeluh.
Sesudah lulus SMP, Dani melanjutkan ke SMK dan mengambil jurusan otomotif. Dani menanyakan pada gurunya, bagian terpenting dari sepeda motor itu apa. Jawaban gurunya adalah Accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa Accu. Dani yakin jawaban kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemput, Dani menanyakan pada teman-temannya, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban Dani dapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.
Saat diperjalanan Dani menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang Dani dapat, diceritakan pada ayah, dan hasilnya tetap saja “coba lagi”. Dani mulai berpikir ayah pasti mempermainkannya. Selama perjalanan Dani tak berbicara sepatah katapun pada ayahnya. Sampai disebuah lampu merah, mereka melihat seorang nenek tua bersama cucunya sedang mengemis ditepi jalan. Ayah merogoh kantongnya, memberikan sejumlah uang dan berkata: “tolong berikan ini pada mereka, kita masih diberi rezeki, kita harus saling menolong dan berbagi”. Dani berikan uang itu pada nenek yang sedang memelas dan mengemis itu. Hatinya tersentuh melihatnya.
Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruh Dani duduk disampingnya. Beliau menasehati Dani supaya jadi anak yang baik dan ramah sepertinya. Dani pun mendengarkan dengan cermat. “Jadi kau benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?”, kata Ayah secara tiba-tiba. Dani yang sedikit bingung mengangguk, karena sudah menyerah dan bosan dihantui pertanyaan misterius ayah. “Kau tahu, diantara semua jawaban yang kau berikan pada ayah, memang tidak ada satupun yang salah, tapi ayah ingin kau belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kau tahu, bagian yang paling penting dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah. Dani sedikit terkejut. “Apa alasannya yah?”, tanyanya penasaran. Ayah tersenyum kearah Dani dan berkata: “Kau tahu kenapa?, karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan kita bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi dan memberi selama kita masih diberi waktu dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.
Hari ini ayah tidak pergi bekerja, Dani pun sedang libur sekolah. Dani yang sedang mengerjakan tugas liburannya melihat ayahnya sedang sibuk membetulkan sepeda motornya. Lantas Dani mendekati ayah, “Butuh bantuan, Yah?”, tanyanya polos. Saat itu Dani masih duduk di bangku SMP. “Boleh-boleh”, jawab ayah. Mereka banyak berbincang selama membetulkan sepeda motor ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor pada Dani, Dani pun menikmatinya. “Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?’, tanya ayah padanya. “Dani ingin jadi pembalap yah, seperti Valentino Rossi”, Dani secara spontan. “Oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, kamu tahu?”, tanya ayah pada Dani. Dani pun berfikir, apa ya yang paling penting?.
Keesokan harinya saat sarapan, Dani menjawab pertanyan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawabannya ayah berkata: “Wah pintarnya, tapi sayangnya bukan itu sayang”, jawab ayah. Dani pun tidak menyerah, setiap hari ia selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak akan bisa menyala dan diamankan. Tapi ayah selalu berkata: “Semakin hari semakin pintar ya, tapi jawabannya masih belum tepat”
Dani belum menyerah. Sampai selesai liburan SMP pun, sesekali ayah menanyakan pertanyaan itu, dan setiap Dani jawab pasti ayah berkata: “Kamu sangat cerdas, tapi bukan itu jawaban yang tepat, terus mencoba ya”. Karena terus seperti itu, lama-kelamaan Dani mulai bosan. Karena jawabannya selalu belum tepat. Sampai sekarang, ayah tak pernah mau memberikan jawaban yang sebenarnya. “Jangan kamu bosan mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan yang sangat mudah, teruslah berusaha”, kata ayah setiap kali Dani mengeluh.
Sesudah lulus SMP, Dani melanjutkan ke SMK dan mengambil jurusan otomotif. Dani menanyakan pada gurunya, bagian terpenting dari sepeda motor itu apa. Jawaban gurunya adalah Accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa Accu. Dani yakin jawaban kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemput, Dani menanyakan pada teman-temannya, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban Dani dapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.
Saat diperjalanan Dani menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang Dani dapat, diceritakan pada ayah, dan hasilnya tetap saja “coba lagi”. Dani mulai berpikir ayah pasti mempermainkannya. Selama perjalanan Dani tak berbicara sepatah katapun pada ayahnya. Sampai disebuah lampu merah, mereka melihat seorang nenek tua bersama cucunya sedang mengemis ditepi jalan. Ayah merogoh kantongnya, memberikan sejumlah uang dan berkata: “tolong berikan ini pada mereka, kita masih diberi rezeki, kita harus saling menolong dan berbagi”. Dani berikan uang itu pada nenek yang sedang memelas dan mengemis itu. Hatinya tersentuh melihatnya.
Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruh Dani duduk disampingnya. Beliau menasehati Dani supaya jadi anak yang baik dan ramah sepertinya. Dani pun mendengarkan dengan cermat. “Jadi kau benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?”, kata Ayah secara tiba-tiba. Dani yang sedikit bingung mengangguk, karena sudah menyerah dan bosan dihantui pertanyaan misterius ayah. “Kau tahu, diantara semua jawaban yang kau berikan pada ayah, memang tidak ada satupun yang salah, tapi ayah ingin kau belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kau tahu, bagian yang paling penting dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah. Dani sedikit terkejut. “Apa alasannya yah?”, tanyanya penasaran. Ayah tersenyum kearah Dani dan berkata: “Kau tahu kenapa?, karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan kita bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi dan memberi selama kita masih diberi waktu dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.