Tokoh Belanda yang diusulkan dr Snouck Hurgronje untuk mengadakan serangan umum di aceh adalah JENDERAL VAN HEUTSZ (JOANNES BENEDICTUS VAN HEUTSZ).
Snouck Hurgronje adalah tenaga ahli Belanda yang melakukan kajian tentang seluk beluk kehidupan dan semangat juang orang-orang Aceh agar dapat mengalahkan para pejuang Aceh. Snouck Hurgronje menyamar dengan memakai nama samaran Abdul Gafar. Ia mempelajari agama Islam dan adat budaya Aceh. Snouck Horgronye mengusulkan beberapa cara untuk melawan perjuangan rakyat Aceh, yaitu
1. Memecah belah persatuan dan kekuatan masyarakat Aceh
2. Menghadapi kaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan kekerasan
3. Bersikap lunak terhadap kaum bangsawan dan keluarganya.
Usulan-usulan Snouck Hurgronje tersebut terima Belanda yang kemudian mengangkat gubernur jenderal yang baru, yaitu van Heutsz (1898-1904) menggantikan van Vliet. Serangan umum dimulai pada tahun 1899 dan berlangsung selama 10 tahun. Pada periode tahun 1899 hingga tahun 1909 inilah di Aceh disebut dengan masa sepuluh tahun berdarah (tien bloedige jaren).
Van Heutsz mengerahkan pasukan anti gerilya yang disebut Korps Marchausse (Marsose), yaitu pasukan yang terdiri dari orang-orang Indonesia yang berada di bawah pimpinan opsir-opsir Belanda. Mereka pandai berbahasa Aceh dan bergerak sebagai informan. Karena adanya Korps Marchauesse inilah Belanda berhasil mencerai-beraikan para pemimpin perlawanan Aceh.
Tokoh Belanda yang diusulkan dr Snouck Hurgronje untuk mengadakan serangan umum di aceh adalah JENDERAL VAN HEUTSZ (JOANNES BENEDICTUS VAN HEUTSZ).
Snouck Hurgronje adalah tenaga ahli Belanda yang melakukan kajian tentang seluk beluk kehidupan dan semangat juang orang-orang Aceh agar dapat mengalahkan para pejuang Aceh. Snouck Hurgronje menyamar dengan memakai nama samaran Abdul Gafar. Ia mempelajari agama Islam dan adat budaya Aceh. Snouck Horgronye mengusulkan beberapa cara untuk melawan perjuangan rakyat Aceh, yaitu
1. Memecah belah persatuan dan kekuatan masyarakat Aceh
2. Menghadapi kaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan kekerasan
3. Bersikap lunak terhadap kaum bangsawan dan keluarganya.
Usulan-usulan Snouck Hurgronje tersebut terima Belanda yang kemudian mengangkat gubernur jenderal yang baru, yaitu van Heutsz (1898-1904) menggantikan van Vliet. Serangan umum dimulai pada tahun 1899 dan berlangsung selama 10 tahun. Pada periode tahun 1899 hingga tahun 1909 inilah di Aceh disebut dengan masa sepuluh tahun berdarah (tien bloedige jaren).
Van Heutsz mengerahkan pasukan anti gerilya yang disebut Korps Marchausse (Marsose), yaitu pasukan yang terdiri dari orang-orang Indonesia yang berada di bawah pimpinan opsir-opsir Belanda. Mereka pandai berbahasa Aceh dan bergerak sebagai informan. Karena adanya Korps Marchauesse inilah Belanda berhasil mencerai-beraikan para pemimpin perlawanan Aceh.
Peran Snouck Hurgronje, dapat dilihat di:
brainly.co.id/tugas/4951167
===================================
Detil tambahan:
Kelas: XI
Pelajaran: Sejarah
Kata kunci: Perang Sabil, Snouck Hurgronje, usulan-usulan Snouck Hurgronje, tien bloedige jaren
Kategori: Perang Melawan Kolonialisme dan Imperialisme (Bab 2)
Kode kategorisasi: 11.3.2