Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berawal ketika pasukan dibawah Amir Fatah menolak Perjanjian Renville, dan menmberontak serta menyatakan dirinya bergabung dengan Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tahun 1950
Pembahasan:
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) ini dimulai oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di Jawa Barat pada tahun 1948.
Awalnya pemberontakan ini sebagai penolakan atas perjanjian Renville yang menyerahkan kekuasaan di Jawa Barat kepada Belanda. Namun kemudian berusaha untuk mengganti dasar negara Indonesia dengan ajaran agama Islam.
Pemberontakan Kartosuwiryo kemudian diikuti oleh berbagai kelompok lain di daerah. Di Jawa Tengah, pemberontakan dipimpin oleh Amir Fatah pada tahun 1950 yang melakukan pemberontakan di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Tegal dan Brebes. Kemudian di Kebumen muncul pemberontakan DI/TII yang dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Somalangu.
Dalam menangani pemberontakan ini pemerintah menggelar operasi Gerakan Banteng Negara, dengan mengirim pasukan TNI untuk mengepung dan mengalahkan pemberontak.
Awalnya pemberontakan ini bisa dikalahkan dan dipukul mundur. Namun kemudian pemberotnakan DI/TII sempat melawan bali. Hal ini terjadi saat Batalyon 426 di daerah Kudus dan Magelang memberontak dan menggabungkan diri menjadi DI/TII.
Untuk melawan pemberontakan ini dibentuk pasukan Banteng Raiders. Pasukan itu selanjutnya mengadakan operasi kilat melawan sisa-sisa gerakan DI/TII di Jawa Tengah, yang kemudian berhasil dikalahkan oleh pemerintah melalui Operasi Guntur
Kode: 12.3.2
Kelas: XII
Mata pelajaran: Sejarah
Materi: Bab 2 - Perjuangan Melawan Ancaman Pemberontakan
Jawaban:
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berawal ketika pasukan dibawah Amir Fatah menolak Perjanjian Renville, dan menmberontak serta menyatakan dirinya bergabung dengan Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tahun 1950
Pembahasan:
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) ini dimulai oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di Jawa Barat pada tahun 1948.
Awalnya pemberontakan ini sebagai penolakan atas perjanjian Renville yang menyerahkan kekuasaan di Jawa Barat kepada Belanda. Namun kemudian berusaha untuk mengganti dasar negara Indonesia dengan ajaran agama Islam.
Pemberontakan Kartosuwiryo kemudian diikuti oleh berbagai kelompok lain di daerah. Di Jawa Tengah, pemberontakan dipimpin oleh Amir Fatah pada tahun 1950 yang melakukan pemberontakan di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Tegal dan Brebes. Kemudian di Kebumen muncul pemberontakan DI/TII yang dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Somalangu.
Dalam menangani pemberontakan ini pemerintah menggelar operasi Gerakan Banteng Negara, dengan mengirim pasukan TNI untuk mengepung dan mengalahkan pemberontak.
Awalnya pemberontakan ini bisa dikalahkan dan dipukul mundur. Namun kemudian pemberotnakan DI/TII sempat melawan bali. Hal ini terjadi saat Batalyon 426 di daerah Kudus dan Magelang memberontak dan menggabungkan diri menjadi DI/TII.
Untuk melawan pemberontakan ini dibentuk pasukan Banteng Raiders. Pasukan itu selanjutnya mengadakan operasi kilat melawan sisa-sisa gerakan DI/TII di Jawa Tengah, yang kemudian berhasil dikalahkan oleh pemerintah melalui Operasi Guntur
Kode: 12.3.2
Kelas: XII
Mata pelajaran: Sejarah
Materi: Bab 2 - Perjuangan Melawan Ancaman Pemberontakan
Kata kunci: DI/TII di Jawa Tengah